"Ngawur! Jangan berbicara sembarangan!!".


TAAAKK!!

"Aih A-Cheng sakit!~". Rengek Wei Wuxian dengan manja sembari mengusap dahinya dengan bibir yang mengerucut.

"Hilih, habiskan dulu makananmu. Baru aku akan menjawab semua pertanyaanmu". Ujar Jiang Cheng.

Dengan terpaksa Wei Wuxian menghabiskan makanannya sampai tersisa piringnya saja. Dengan cepat remaja itu meminum tehnya dengan rakus.

"Aaaahhh~".

Jiang Cheng mengernyit jijik melihat tingkah laku Wei Wuxian yang tidak ada anggunnya sama sekali itu.

"Jadi, apa yang ingin kau tanyakan?". Tanya Jiang Cheng memulai pembicaraan.

"Tentang keluarga Lan". Jawab Wei Wuxian, Jiang Cheng terdiam.

"Lebih baik jangan membicarakan hal itu di sini. Ayo, ikuti aku". Ajak Jiang Cheng sembari beranjak dari kursinya. Remaja yang tinggal di kamar asrama nomor enam puluh itu menarik tangan Wei Wuxian untuk pergi dari sana.

Pada akhirnya kedua remaja itu memutuskan untuk membolos dan pergi ke kamar Wei Wuxian.

"Jadi, bisakah kita mulai sekarang?". Tanya Wei Wuxian sembari membuka kaleng cola miliknya. Jiang Cheng mengangguk dan mulai bercerita.

"Keluarga Lan mana yang ingin kau tahu?". Tanya Jiang Cheng. Wei Wuxian mengangkat sebelah alisnya.

"Wow, kau sudah seperti pakar sejarah mereka saja". Ujar Wei Wuxian sembari tertawa pelan, akan tetapi Jiang Cheng hanya diam tidak menanggapi berakhir Wei Wuxian tersenyum canggung.

"Kalau begitu Lan pada masa kepemimpinan Qiheng-Jun". Jawab Wei Wuxian.

"Keluarga Lan pada masa itu dipimpin oleh seseorang yang adil dan bijaksana dia bergelar Qiheng-Jun. Pada masa kepemimpinannya, lahir orang-orang hebat dari sekolah ini. Para kultivator ternama serta tabib yang luar biasa. Kabarnya mereka bahkan mampu menciptakan pil keabadian". Jiang Cheng memulai bercerita tentang kepala keluarga Lan pada tiga abad silam.

"Aku melihat lukisan mereka di dinding kemarin". Sahut Wei Wuxian, Jiang Cheng bergumam.

"Mn, itu pohon keluarga mereka".

"Tapi A-Cheng aku melihat ada sesuatu yang janggal di sana". Jiang Cheng menoleh menatap Wei Wuxian setelah menyeruput cola miliknya dengan santai.

"Lukisan putra keduanya". Lanjut Wei Wuxian.

Suasana hening seketika. Jiang Cheng terdiam dengan raut wajah yang menggelap. Wei Wuxian yang terdiam karena bingung dengan perubahan temannya yang tiba-tiba itu.

"A-Cheng?". Panggil Wei Wuxian, Jiang Cheng melirik remaja itu dengan dingin.

"Ada apa? Apa aku salah menanyakan itu?". Tanya Wei Wuxian dengan bingung.

Pasalnya jika saat ini temannya kerasukan ia pasti menyadari itu dengan sangat jelas. Tapi Jiang Cheng tidak dan Wei Wuxian juga merasakan tidak ada hawa-hawa keberadaan mereka di kamarnya.

"Pendosa". Ucap Jiang Cheng dengan pelan.

"Ha?".

"Putra kedua. Adalah seorang pendosa". Ujar Jiang Cheng sembari menatap Wei Wuxian tepat di depan matanya. Sedangkan Wei Wuxian tidak mengerti apa maksudnya.

Qiheng-Jun memiliki dua orang putra. Putra sulungnya bernama Lan Xichen dengan kepribadiannya yang terkenal rendah hati. Dan putra keduanya bernama Lan Wangji. Menurut penuturan Jiang Cheng yang pernah membaca sejarah keluarga Lan di perpustakaan, Lan Wangji ini kebalikan dari sang kakak.

Qiheng-Jun menjabat sebagai kepala keluarga Lan selama tiga puluh tahun. Dan tepat pada tahun terakhirnya itu, Lan Wangji membunuh ayah, ibu dan kakaknya sendiri menggunakan pedang miliknya yang dinamai Bichen.

Kemudian jabatan kepala keluarga Lan digantikan oleh adik Qiheng-Jun yang bernama Lan Qiren. Namanya sama seperti kepala keluarga Lan dimasa kini.

Dan akibat perbuatannya, wajah Lan Wangji dicoret dari pohon keluarga dan dirinya dikurung sampai akhir hayatnya.

"Apakah Jingshi adalah...?".

"Iya, kau benar. Jingshi adalah tempat dimana putra kedua dikurung".

Hening sesaat setelah Jiang Cheng bercerita. Diam-diam Wei Wuxian melirik ke bawah ranjangnya.

Jiang Cheng menatap Wei Wuxian yang terdiam. Ia menepuk bahu remaja itu membuat si empunya tersentak.

"Wei Ying, sesuai janji aku akan mengajakmu melihat Jingshi. Aku tahu satu tempat dimana kita bisa melihat seperti apa Jingshi dalamnya". Ajak Jiang Cheng dan diangguki oleh Wei Wuxian.

Dari atas sebuah menara lonceng yang merupakan bangunan tertinggi di sana, Wei Wuxian bisa melihat dengan jelas seperti apa itu Jingshi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari atas sebuah menara lonceng yang merupakan bangunan tertinggi di sana, Wei Wuxian bisa melihat dengan jelas seperti apa itu Jingshi.

Itu adalah sebuah bangunan tradisional dengan halaman yang indah serta terdapat banyak kelinci di sana.

"Itu... Jingshi?". Tanya Wei Wuxian.

"Iya, itu Jingshi. Memang terlihat bagus, tapi nyatanya itu adalah sebuah penjara". Jawab Jiang Cheng.

Wei Wuxian kembali menatap bangunan itu. Sedetik kemudian matanya membola. Ia berani sumpah, baru saja ia melihat sosok tampan yang semalam ia lihat tengah menatapnya lewat jendela dari dalam Jingshi.
















.
.
.

TBC

Adakah yang masih menunggu kelanjutannya?

Bagaimana menurut kalian sejauh ini?

谢谢大家。

王桥万 - Ong Keow Ban, 2024.

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now