02 - Lubang di dinding

Start from the beginning
                                    

Namun bukan itu saja yang aneh. Keberadaan lubang rapi itu di sana saja sudah aneh, apalagi pemandangan yang terlihat dari sana. Tempat pemandian asrama perempuan!

Wei Wuxian membelakan matanya selebar mungkin.

Dirinya memang pernah menonton atau bahkan mengkoleksi hal-hal yang berbau vulgar seperti video atau buku porno, tapi kalau melihat langsung dengan sangat jelas seperti itu Wei Wuxian belum pernah.

Tangannya gemetar dan cairan merah mengalir dari hidungnya.

Di sana para murid perempuan tengah bersenda gurau sembari bermain air bersama, mereka saling menggosok tubuh temannya dan bermain-main dengan gundukan kembar yang menggantung di dada masing-masing.

Anehnya, Wei Wuxian yang jelas-jelas sedang mengintip secara terang-terangan tidak di sadari oleh siapapun dari sana.

"Hei! Kau sedang apa? Oh! Aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Kau anak baru ya?". Sebuah suara serta tepukan di bahu kirinya mengagetkan Wei Wuxian.

Remaja itu menoleh, mendapati anak laki-laki seusianya yang memegang sebuah gayung berwarna ungu di tangan kirinya serta handuk dengan warna senada di bahunya.

"A- Ah, iya aku baru datang hari ini". Jawab Wei Wuxian tergagap karena terkejut.

"Pantas saja aku baru melihatmu. Siapa namamu? Namaku Jiang Wanyin, kau bisa memanggilku Jiang Cheng". Tanya anak laki-laki yang bermarga Jiang itu sembari mengulurkan tangan kanannya.

Wei Wuxian menyambut uluran tangan Jiang Cheng, mereka berkenalan.

"Aku Wei Wuxian, panggil saja Wei Ying", Jawab Wei Wuxian sembari tersenyum.

"Nama yang bagus. Ngomong-ngomong apa yang sedang kau lakukan termenung di depan dinding seperti tadi?". Tanya Jiang Cheng lagi, Wei Wuxian mengernyit.

"Termenung?".

"Iya, jelas-jelas kau bengong menatap dinding itu dengan bola mata yang hampir menggelinding ke luar, lalu hidungmu mengeluarkan darah".

Wei Wuxian terdiam, ia menyeka ujung hidungnya dengan jari. Memang ada darah di sana.

"Apa kau tadi baru saja bilang dinding?". Tanya Wei Wuxian balik.

"Iya, itu hanya dinding putih yang kusam. Tidak ada hal yang menarik dari sana". Jawab Jiang Cheng, remaja bercelana pendek ungu itu menatap Wei Wuxian dengan aneh.

"Kau tidak melihat ada lubang?". Tanya Wei Wuxian lagi sembari menunjuk ke arah dimana lubang itu berada.

"Kau mengingau? Tidak ada lubang apapun disana". Jawab Jiang Cheng dengan dahi mengernyit, Wei Wuxian terdiam.

'Apa ia tidak bisa melihatnya?'. Batin Wei Wuxian.

Jiang Cheng menghela nafas melihat anak baru itu terdiam. Ia dengan akrab merangkul pundak Wei Wuxian dan membawanya pergi dari sana.

"Dengar, aku tahu kau pasti stress karena masuk ke tempat yang penuh dengan peraturan seperti ini. Ayo, tenangkan pikiranmu. Aku akan mengajakmu berendam". Ujar Jiang Cheng sembari membawa Wei Wuxian menjauh dari dinding kusam itu.

Wei Wuxian menghela nafas pasrah, ia mengikuti langkah si pemilik marga Jiang itu.

'Sialan! Ada yang aneh dengan tempat ini!'.

Saat ini, Wei Wuxian dengan teman barunya berada di kantin asrama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat ini, Wei Wuxian dengan teman barunya berada di kantin asrama. Lagi-lagi terpisah dengan para murid perempuan.

Selain lubang aneh di dinding tadi, sejauh ini Wei Wuxian tidak melihat hal-hal di luar nalar lagi di sekitarnya. Termasuk para lalat yang selalu mengganggunya.

"Kau mau makan apa Wei Ying?". Tanya Jiang Cheng.

Wei Wuxian menatap deretan menu di kantin asrama yang tergantung di langit-langit dengan bibir mengerucut.

"Tsk! Tidak seru sekali, tidak ada arak dan makanan pedas di sini".

BLETAAK!!

"Aaww!! Kenapa kau memukulku?". Tanya Wei Wuxian sembari mendelik kepada Jiang Cheng yang tengah melotot padanya.

"Bodoh! kau tidak baca peraturan di tembok depan? Arak di larang tempat ini!". Jawab Jiang Cheng.

"Orang bodoh mana yang akan membaca ribuan peraturan yang terpahat di sana?". Cibir Wei Wuxian, Jiang Cheng terdiam.

Wei Wuxian ikut terdiam kemudian. Ia membuka mulutnya dan menampilkan ekspresi wajah tidak percaya sembari menunjuk teman barunya itu.

"A-Cheng! Jangan-jangan kau...". Wei Wuxian melongo menatap Jiang Cheng yang sudah merah seperti tomat.

"Apa hah?! Cepat pesan makananmu! Aku akan mencari bangku!". Jiang Cheng berujar ketus kemudian meninggalkan Wei Wuxian yang masih terdiam di depan menu dengan wajah terkejut.

Ternyata orang bodoh yang membaca semua peraturan itu adalah teman barunya sendiri!
















.
.
.

TBC

Aku memutuskan untuk mempublishnya sembari melanjutkan cerita sebelah sampai tamat.

Semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak.

谢谢大家。

王桥万 - Ong Keow Ban, 2024.

Handsome Ghost [WangXian] ENDWhere stories live. Discover now