•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕰𝖓𝖆𝖒 𝕭𝖊𝖑𝖆𝖘*

1K 106 30
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕰𝖓𝖆𝖒 𝕭𝖊𝖑𝖆𝖘*

𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Ariel terbangun ketika mendapat hentakan di dalam mimpinya. Matanya entah mengapa mengeluarkan air mata mengingat apa yang tadi di mimpinya. Hal itu dirasakan oleh Faric yang masih tidur di sebelahnya. Ia mengerutkan dahinya kala ranjang yang di tempati seperti kejatuhan sesuatu. Saat ini mereka masih berada di Kerajaan.

Membuka matanya perlahan dan melihat istrinya sedang menangis dengan tatapan mata kosong. Tubuhnya lebih dulu di sandarkan pada kepala ranjang guna sebagai sanggahan.

“Ar?”

Tidak ada pergerakan, Faric menghela nafas pelan dan langsung membawa Ariel ke dalam dekapannya. Sepertinya tidak berhasil, Ariel masih pada lamunannya.

“Siapa kau sebenarnya? Mengapa membawaku ke dalam tempat ini?!”

Sosok di depannya tersenyum tipis melihat ancang-ancang dari Ariel. Kemudian matanya berganti menjadi sendu ketika mengingat apa yang akan ia katakan pada Ariel.

“Hei! Jangan diam saja!”

“Kau itu siapa?!”

“Jangan hanya diam saja bod--”

“Aku Calix.”

Muka Ariel membeo ketika ucapannya di potong. Sebentar! Sepertinya Ariel pernah mendengar nama itu. Tapi, dimana?

Lagi-lagi, sosok itu tersenyum seakan tahu apa yang ada dipikiran Ariel. “Tidak usah mengingatnya, karena sekarang belum saatnya.”

“Cih! Maumu apa sebenarnya?!”

“Tentang Ady,” katanya dengan pelan membuat Ariel menegang.

Ap-apa? K-Kak Ady? Apa yang kau ketahui tentang Ady? Sebenarnya siapa kau ini?!” tanya Ariel yang sudah tidak sabar dengan apa yang ingin dikatakan orang di depannya ini.

“Oh! Ayolah, mengapa bertele-tele,” batinnya.

“Kematian Ady tidak ada sangkut pautnya dengan siapapun.”

Pupus sudah harapan Ariel. Mengenai hal itu, ia tahu. Karena memang, Ady meninggal karena penyakit yang di deritanya.

“Bukan! Bukan karena penyakit, dia hanya ingin bersembunyi untuk sementara,” sela orang itu, tahu apa yang dipikirkan Ariel.

Kening Ariel mengerut. “Maksudnya?”

Lagi lagi dan lagi, sosok di depannya ini membuat Ariel kesal karena membuat senyuman tipis.

Cinde- HIATUS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang