"Iya sayang. Nggak cuma ayah aja yang pengen ketemu. Kakek, nenek, om sama tante kamu juga mau ketemu loh."

"Kakek, nenek, om sama tante?" dahi Tita berkerut heran sekaligus penasaran. "Aku punya kakek, nenek, om sama tante dari ayah juga?"

"Ada. Mereka pasti bakalan seneng banget ketemu sama kamu deh."

Ekspresi Tita masih menampakkan kebingungan yang teramat sangat dan itu terlihat menggemaskan sekali di mata Sasti. Mau dilihat dari sudut manapun, Tita memang selalu terlihat cantik, lucu dan sangat menggemaskan. Sasti bisa membayangkan reaksi seperti apa yang akan Yeira tunjukkan ketika dia bertemu dengan Tita besok.

"Semoga ayah sama keluarganya baik sama aku ya bunda." ucap Tita tiba-tiba membuat Sasti yang sedari tadi sibuk senyam-senyum sendiri membayangkan reaksi dari keluarga Aksa saat bertemu dengan Tita langsung tersentak kaget. "Semoga ayah baiknya kayak om Aksa baik ke aku ya."

"Kok Tita ngomongnya begitu? Tita takut ya?"

Tita tidak menjawab. Sasti menghela nafas dalam-dalam. Mungkin daripada merasa takut, Tita lebih khawatir dan ragu jika keberadaannya bisa diterima oleh keluarga sang ayah mengingat mereka sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya. Untung saja Aksa tidak ikut menemani Tita tidur sekarang, kalau dia mendengar apa yang diucapkan oleh putri mereka itu saat ini Sasti yakin pria itu pasti akan langsung menangis detik ini juga.

"Jangan takut ya nak? Ayah kamu itu baiiik banget. Keluarganya juga nggak kalah baik kok. Mereka pasti bakalan langsung sayang sama kamu kayak om Aksa. So do not worry about it, okay? You'll always be loved, baby."

"I hope so, bunda." Tita tersenyum lebar.

"Sekarang Tita bobo ya? Ayo baca doa dulu."

Tita menurut. Kedua tangannya terangkat dalam posisi seperti menadah lalu kemudian dia mulai membaca doa tidur dengan didampingi oleh Sasti. Tentu tak butuh waktu lama bagi Tita untuk terjun ke alam mimpi karena dalam waktu 15 menit saja, dengkur halusnya sudah mulai terdengar. Sasti tersenyum lembut sembari memberikan kecupan selamat tidur di dahi putri semata wayangnya itu. Kesyahduannya dalam memandangi wajah tidur Tita langsung terpecah tatkala dia mendengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya.

Dengan hati-hati Sasti beranjak dari tempat tidurnya dan membukakan pintu untuk Aksa. Pria itu mengintip ke dalam dari balik bahu Sasti.

"Udah tidur ya?" tanya Aksa dengan suara berbisik.

"Udah. Anaknya emang pelor banget." jawab Sasti sambil terkekeh pelan.

"Kayak kamu banget berarti ya? Gampang tidur dimana aja."

"Nggak ya, enak aja!"

Aksa tertawa geli lalu kemudian dia meminta izin untuk masuk ke dalam. "Aku boleh masuk nggak? Mau cium dia dulu sebelum pulang."

"Go ahead."

Sasti mempersilahkan Aksa untuk masuk ke dalam kamarnya dan membiarkannya memberikan kecupan selamat tidur di dahi dan pipi Tita. Suatu kegiatan yang selalu rutin Aksa lakukan setelah dia mengetahui bahwa Tita adalah buah hatinya. Tentu saja Aksa hanya berani mengecup Tita saat putrinya itu sedang tidur karena dia tidak ingin membuatnya kaget dan risih.

"Sleep well, little cupcake." bisik Aksa lembut sebelum kembali mengecup pelipis Tita. "Can't wait to see and tell you everything tomorrow."

Setelah selesai melakukan ritual wajibnya, Aksa segera keluar dari kamar dengan ditemani oleh Sasti. Tadinya Sasti pikir Aksa akan segera pulang mengingat sekarang sudah pukul setengah sepuluh malam.

"Mau langsung pulang?" tanya Sasti saat dia dan Aksa sama-sama duduk di meja makan.

"Sebentar lagi paling. Kamu udah mau tidur ya?" Aksa balik bertanya.

THE OLDESTWhere stories live. Discover now