Part 28

105 23 5
                                    


Akhir-akhir ini memang Dara sedang sibuk-sibuknya. Hal ini memang lumrah karena mendekati akhir tahun dan banya pasangan yang ingin menggelar pernikahan mereka pada saat mendekati tahun baru. Karena ia sibuk, Jimmy juga kerap ditinggal ke luar kota karena klien Dara tidak hanya menggelar acara pernikahan di ibu kota saja, namun di beberapa kota impian para pasangan calon pengantin.

Tidak jarang Dara lupa mengabari suaminya karena terlalu sibuk dengan acara yang ia urus secara langsung. Memang ia bisa saja menunjuk anggota timnya yang turun tangan, namun ada beberapa klien yang memintanya turun tangan secara langsung dengan bayaran yang cukup fantastis. Dara tentu saja tidak akan melewatkan itu.

Seperti sekarang ini, setelah merampungkan tugasnya dengan sukses di kota Malang. Dara baru ingat seharian ia sama sekali mengabari suaminya. Ia sangat yakin pasti Jimmy akan merajuk padanya. Dan benar saja saat Dara menghubungi Jimmy melalui video call wajah Jimmy yang cemberut menyapanya. Bahkan Dara harus menahan tawanya karena wajah suaminya itu terlihat lucu.

"Kenapa?" tanya Dara menahan geli.

Alis Jimmy semakin mengkerut dan wajahnya terlihat kesal, "Kenapa? Kamu tanya kenapa? Ini udah jam segini Dara, kamu baru kabarin aku waktu tengah malam gini. Kemana aja? Sesibuk itu kah sampai kamu sama sekai gak ada kabar?"

"I'm. Aku udah bilang kan aku bakal sibuk banget, karena memang acaranya kali ini benar-benar besar, sayang. Klien aku benar-benar pengen aku yang turun tangan semua, bahkan handphone pribadi aku sama sekali gak aku nyalain, aku cuma stand by sama handphone kerja aku. Aku minta maaf ya, aku gak benar-benar sengaja gak kasih kabar kok. Aku tahu kamu pasti khawatir juga." ucap Dara pelan. Jika Jimmy seperti ini, ia memang harus lebih bersabar agar tidak ikut tersulut emosi. Tubuhnya benar-benar lelah dan ia tidak punya tenaga untuk sekedar mendebat kekesalan Jimmy.

Jimmy terdiam di seberang sana. Ia hanya memandang wajah lelah Dara dari balik layar. Dara-nya masih terlihat sangat cantik meskipun sedang lelah.
"Maaf, aku minta maaf karena kurang mengerti. I'm just missing you so much. Really wanna hug you so tight. It's kinda frustrating, maafin aku." ucapny lembut. Ia duduk bersandar di kepala ranjang. Malamnya terasa sepi tanpa sang istri di sampingnya.

Dara yang sedang berbaring tengkurap sambil menopang kepala tersenyum lembut mendengar Jimmy.
"I miss you too. A lot. Lusa aku balik dan aku ambil off beberapa hari. Mungkin kita bisa habisin waktu sama-sama waktu kamu juga libur."

Jimmy mengangguk dan balas tersenyum. Melihat Dara baik-baik saja dan tersenyum sudah membuatnya lega.

"Kamu tidur gih, sudah jam segini. Besok pagi aku telepon, seenggaknya aku bisa denger suara kamu sebelum mengawali pagi aku."

Dara tertawa, "Dasar alay. Iya, agendaku gak terlalu padat besok. Aku janji untuk kabarin kamu di waktu senggang. Good night, sayang."

"Iya, good night. Tidur yang nyenyak."


Kepulangan Dara lebih awal dari seharusnya. Ia juga tida berniat untuk memberitahu sang suami karena sepertinya memberi suaminya sedikit kejutan sepertinya menarik.

Untungnya ia bisa mendapat tiket penerbangan pagi, itu sebagai bentuk keberuntungan karena minggu-minggu ini adalah musim liburan, dan Dara awalnya sudah yakin tiket pesawat keberangkatan di pagi hari banyak yang sudah habis terjual.

Setelah kurang lebih dua jam Dara sudah berhasil mendarat di ibu kota. Untungnya pesawat yang Dara tumpangi tidak mengalami delay.

Karena tubuhnya benar-benar lelah, ia langsung menuju rumahnya menggunakan taksi online yang ia pesan di bandara. Ia juga tidak sabar untuk bertemu dengan suami gemas tersayangnya.

Begitu sampai di apartemennya, dahinya mengkerut. Apartementnya tampak sepi, bahkan semua lampu ruangan tidak menyala. Apakah suaminya tidak jadi libur? Atau sedang pergi? Tapi kenapa ia tidak mengabari Dara?
Bahkan beberapa kali Dara memamnggil Jimmy tidak ada sahutan dari lelaki itu.

Ponselnya berbunyi, ia melihat chat dari nomor sahabatnya, Tara.

'Ra, lo masih di Malang? Ini gue lagi janji makan sama temen kantor di Daabie. Gue ketemu suami lo nih, dia lagi ada meeting ya?'

Dahinya mengkerut. Meeting? Pria itu benar batal libur? Perasaannya tiba-tiba menjadi tidak enak.

Dara segera mengetikan jawabannya.
'Boleh lo fotoin gak? Dia kemarim bilang hari ini mau libur.'

Tidak lama kemudian Tara mengirimkan foto. Foto itu diambil Tara tidak terlalu dekat namun ia bisa melihat jelas wajahh suaminya. Pria itu tampak mengobrol serius dengan seseorang, nampak tidak terlihat jelas wajahnya.

'Tar, boleh minta fotoin lagi gak itu yang ngobrol sama Jimmy siapa? Gak kelihatan soalnya'

Selang beberapa menit Tara kembali mengirimkan foto dengan zoom dekat.

Vadi?

Jimmy bertemu Vadi dan dia tidak bilang apa-apa pada Dara?

Segera Dara mengirim pesan pada Jimmy.

'Kamu sekarang dimana? Balas chat aku cepat' begitu isi pesan Dara.

Selang beberapa detik ponselnya berbunyi. Jimmy mengirim balasan.
'Kenapa sayang? Aku di apartemen, kan hari ini aku libur.'

Dara tersenyum miris setelah membaca balasan dari suaminya.

Jimmy berbohong. Suaminya berbohong padanya.


•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Maaf ya aku baru update, jangan lupa vote ya. Please be kind, jangan jadi silent reader :(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Das ist LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang