🌼🌼🌼🌼³

4.2K 474 37
                                    

H-1 sebelum ulangtahun Jaeyun, si birthday boy ingin melihat pemandangan sunrise di pantai bersama sang suami. Maka dari itu pagi-pagi sekali saat langit masih gelap, mereka berdua sudah bangun dan bersiap untuk menonton matahari terbit. Jaeyun berinisiatif membawa beberapa makanan dan minuman untuk mereka piknik di pinggir pantai menyambut sang surya.

"Indahnya," kagum Jaeyun setiba mereka di pantai. Meski hidung dan telinganya memerah karena kedinginan, tapi ia tak bisa berhenti mengagumi langit yang berwarna biru dengan garis oranye yang seolah melayang di atas laut.

Sunghoon menggelar tikar di atas pasir pantai yang aman dari ombak. Jaeyun bergabung dengannya tak lama kemudian, duduk di atas tikar membuka keranjang makanan yang ia bawa.

Sunghoon meminum kopi panas, sedangkan Jaeyun meminum air madu lemon hangat karena kopi termasuk salah satu minuman pantangan saat hamil. Jaeyun kini memilih menerima kenyataan bahwa banyak makanan dan minuman yang harus dia hindari demi kesehatan janinnya.

"Dingin, hm?" tanya Sunghoon seraya menarik Jaeyun untuk menempel padanya. Mereka bahkan membawa selimut untuk menambah kehangatan di pagi yang dingin itu.

Jaeyun menyamankan diri dalam pelukan Sunghoon. Tubuh Sunghoon yang lebih besar darinya membuat dirinya merasa aman dan nyaman bersandar di dada bidang itu. Ia bersiul pelan sambil memainkan jari-jari tangan Sunghoon.

"Aku ingin mendengarmu bernyanyi," kata sang suami seraya mengeratkan pelukannya, menaruh dagunya di atas ubun-ubun yang lebih muda.

Jaeyun tertawa kecil. "Bernyanyi? Suaraku tidak sebagus itu."

"Aku tidak meminta pendapatmu, ini perintahku sebagai suamimu. Aku mau dengar suaramu, Jaeyun."

"Baiklah. Hyung mau dengar lagu apa?"

"Lagu apa saja, terserahmu."

Jaeyun sempat berpikir sejenak. Hingga tiba-tiba sebersit lagu muncul di benaknya. Tanpa memberitahu Sunghoon, ia langsung saja menyenandungkan lagu tersebut.

For all the times that you rained on my parade
And all the clubs you get in using my name
You think you broke my heart, oh, girl, for goodness' sake
You think I'm crying on my own, well, I ain't

And I didn't wanna write a song
'Cause I didn't want anyone thinkin' I still care, I don't, but
You still hit my phone up
And baby, I'll be movin' on
And I think you should be somethin' I don't wanna hold back
Maybe you should know that

My mama don't like you and she likes everyone
And I never like to admit that I was wrong
And I've been so caught up in my job
Didn't see what's going on, but now I know
I'm better sleeping on my own

'Cause if you like the way you look that much
Oh, baby, you should go and love yourself
And if you think that I'm still holdin' on to somethin'
You should go and love yourself

Sunghoon tersenyum sambil mengusap wajahnya ke rambut Jaeyun dengan gemas. Jaeyun selesai menyenandungkan lagu itu tepat saat matahari mulai menyembul dari garis batas laut.

"Akan lebih indah kalau aku membawa gitar dan mengiringimu bernyanyi."

Jaeyun mendongak. "Sunghoon bisa bermain gitar?"

"Tidak. Aku bahkan tidak punya gitar."

Keduanya lantas menertawakan kebodohan Sunghoon. Tapi memang Jaeyun tidak pernah melihat satupun alat musik baik di rumah mereka, rumah orangtua Sunghoon maupun di villa ini. Hanya satu yang dia temukan, yaitu cello. Tampak berdebu di sudut ruangan game villa yang mereka tempati.

He is my wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang