"Cuma berdua?" sahut umiam Aisyah.

Gus Agam menggeleng singkat ketika mendengar pertanyaan dari sang ibu.

"Ada Iqbal, sama temen Agam yang lainnya."

"Ouh gitu, ya udah hati-hati ya."

Gus Agam dan Ziva saling mengangguk. Selepas itu, mereka segera berpamitan kepada kedua Kyai Akbar dan umi Aisyah.

***

Saat ini keduanya tengah berada didalam mobil, dengan mas Iqbal sebagai penyupir nya.

Kesunyian membuat mereka canggung, ditambah Gus Agam dan Ziva terus bermesraan di sana. Membuat jiwa jomblo mas Iqbal begitu meronta-ronta.

Akhirnya mas Iqbal pun memberanikan dirinya untuk mengajukan pertanyaan. "Mau kemana sih nih Gus!"

Gus Agam yang mendengar perkataan mas Iqbal lekas menoleh kearah kaca dalam mobil. "Mau ke taman dekat sini."

"Mau ngapain?"

Decakan kesal dari Ziva terdengar jelas ditelinga kedua pria itu. "Jangan bawel!! Ikutin aja kata suami akuh."

Mendengar kalimat jablay dari Ziva membuat mas Iqbal bergidik ngerik disana. Tak ingin terkena masalah, mas Iqbal lebih memilih diam sepanjang jalan. Memilih fokus menyetir, dan membiarkan pasutri itu melakukan hal romantisnya.

***

Beberapa menit dijalan, akhirnya mereka tiba disebuah taman bermain dipersekitaran pondok pesantren.

"Silahkan turun Princess ku," Gus Agam membuka kan pintu mobil sang istri dengan bergaya lagaknya seorang pangeran.

Senyum ceria terukir diwajah Ziva. Lekaslah Ziva mengulurkan tangan nya dan segera keluar dari mobil itu.

"Wah-wah. Ini pasangan dimana pun ga bisa ga romantis,"celetuk Zain.

Gus Agam yang mendengar perkataan Zain seketika mendengus kesal kearahnya.
"Apa masalah kamu? Makanya nikah!!"

Hati kecil Zain begitu terpotek mendengar perkataan dari Gus Agam. "Jangan gitu dong. Sakit hati adek ni bang,"alaynya seraya memeluk Kenzo.

"Naj*s jangan peluk gue!! Dikira gay nanti!!" tegasnya seraya mendorong tubuh Zain kearah Alman.

"Ngapain ke gue bezirrt," Alman lekas mendorong tubuh Zain ke sembarang arah.

Namun sialnya arah itu malah tertuju kepada Ziva. Gus Agam yang menyadari hal tersebut lekas menghadang Zain, sebelum dirinya memeluk sang istri.

Semua terdiam menatap Zian yang memeluk Gus Agam. Eskpresi dingin Gus Agam membuat siapa pun tak berani berkutik atas hal itu.

Ziva yang merasakan kegelian didalam perutnya lekas tertawa dengan cerianya.
"Ahahahah...kalian berpelukan,"tawanya.

Gus Agam lekas mendorong pelan tubuh Zain, dan kemudian menjaga jarak pada temannya itu. "Hilang kesucian aku,"gumamnya.

"Ahh~ udah-udah, yuk masuk. Udah jam setengah sembilan nih," seru mas Iqbal yang sudah tidak tahan ingin mencicipi jajanan disana.

" Ya udah ayok," seru yang lain.

Lekaslah mereka memasuki area taman bermain itu. Taman bermain begitu ramai, hal ini membuat Gus Agam tak pernah melepaskan genggaman tangan nya pada Ziva.

"Ramai kan mas!"

"Karena ini malam Minggu."

Mas Iqbal dan yang lain begitu kokoh melindungi Gus Agam dengan Ziva. Keramaian ini membuat mereka begitu berhati-hati pada orang sekitar.

istri mungil nya Gus Agam Where stories live. Discover now