“Christy?” kata Chika, termangu saat adiknya jalan mendekatinya secara tegas. Setiap langkah diiringi birama dari sepatu pantofelnya dengan lantai. Dia, si Christy, stop tepat di hadapan sang kakak, lantas mengacungkan Raging Bull 454 ke wajah Chika.
Taurus 454 Raging Bull
Mata Chika membelalak, bingung.
“Sudah lama kunanti momen ini. Maafkan aku, ya, Kak Chika!” tutur Christy, lirih.
Chika menundukkan kepala, kecewa berat.
Sambil tersenyum kecut dan manggut-manggut, ia menanggapi, “Akhirnya dikhianati juga, sama adik sendiri.”
Christy tersenyum, tipis.
“Gak apa-apa,” Chika melanjutkan. “Tewas karena orang yang sudah kujaga dari kecil, aku siap banget.”
Christy tersenyum makin lebar, dan …
“DOR!” Tanpa sangsi, ia menekan pelatuk pistol itu, lantas jatuh tersimpuh di lantai. Sedangkan, Chika terkapar di hadapannya.
Ia memandangi jasad sang kakak.
“Aku ’udah,” pungkas Christy, gemetar. “gak butuh dilindungi oleh siapa pun.”
***
Penafian:
Referensi prolog ini dari seri Kamen Rider Geats.