Oorlog 12

42 1 1
                                    

Semenjak kejadian didanau itu, kini aku, Earth dan Mint menjadi lebih dekat. Kami menjadi lebih sering keluar bersama untuk sekedar bercanda gurau ataupun berlibur bersama. 

Seperti saat ini, kami bertiga sedang berjalan jalan disekitar gubuk penyimpanan hasil panen desa. Suasana di tempat itu masih saja sepi, hanya suara serangga yang menjadi musik disana. Aku dan Mint memutuskan untuk mendudukan diri di sebuah tumpukan jerami kering yang ada di dekat pintu masuk gubuk itu. Sedangkan Earth, dirinya pergi berkeliling mencari udara segar. 

“P’New bagaimana bintang laut berkembang biak ya?” Tanya Mint ingin tahu, saat ini dirinya sedang menggengam gantungan kunci bermodel bintang laut yang baru saja dia dapatkan tadi pagi. Oleh- oleh dari kawan ayahnya, katanya. 

“Entahlah, aku belum pernah ke pantai

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

“Entahlah, aku belum pernah ke pantai. Aku bahkan belum pernah mendengar tentang bintang laut ini” ucapku jujur. 

“P’New belum pernah ke pantai? Wah P’ harus kepantai sih, Mint sudah tiga kali kepantai. Rasanya sangat menyenangkan pergi kesana, Mint bisa melihat air yang sangat luas dan banyak pohon kelapa disana. Ikan ikan juga melompat lompat, menari indah di sekitar pantai.” Mint bercerita dengan penuh semangat. 

“Oh ya? Wah P’ juga pengen pergi kesana dong.” Ucapku menimpali obrolan Mint.

“Nanti ya P’, kita suruh P’Earth ajak kita kesana.”

Aku pun hanya tersenyum, pasalnya pergi ke pantai sedikit mustahil ya. Jarak pantai dari kampungku sangatlah jauh. Butuh waktu berhari hari untuk berjalan kesana. 

“Iya nanti P’ ajak kesana kalian.” Ucap Earth yang baru saja datang mendekat ke arah mereka. 

“P’Earth!!” Ucap Mint semakin senang. 

“Apakah kamu senang adikku berada disini?” Tanya Earth sambil mengelus rambut adiknya dengan lembut. Sedangkan Mint hanya mengangguk tersenyum bahagia. 

Aku terkadang sedikit iri dengan interaksi kakak beradik ini, pasalnya mereka terlihat sangat rukun dan romantis. Berbeda jauh denganku yang notabene anak tunggal, terkadang akupun ingin merasakan rasanya memiliki saudara kadung seperti mereka. 

Banyak yang bilang jika memiliki saudara kandung itu tidak enak. Tapi bagi anak tunggal sepertiku, rasanya jauh tidak enak. Rasa kesepian serta tuntutan orang tua yang besar kerap menghampiriku. 

“Mungkin jika aku punya kakak, aku tidak akan dituntut untuk melakukan perjodohan seperti ini deh” batinku sambil melamun. 

“Mungkin jika aku punya adik, aku tidak akan kesepian dan memiliki kawan untuk berbagi segalanya.” 

Hanya kata mungkin yang tidak bisa menjadi kenyataan, karna selamanya aku akan terus menjadi anak tunggal. 

“New kamu kenapa?” Tanya Earth sambil mengguncang pelan bahuku. Akupun segera tersadar dari lamunanku. 

TAWAN.AN [New pov] Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin