2.

9.8K 572 25
                                        


🦋🦋🦋

Malam hari nya, di rumah Salma. Kini ayah, mama dan tentu nya juga Salma sedang berkumpul di ruang TV. Hal seperti ini sudah biasa di lakukan oleh keluarga kecil Salma. Entah mereka membahas tentang sekolah Salma, pekerjaan ayah dan juga kegiatan mama hari ini. Namun pembahas malam ini berbeda, yang menyebabkan sedikit kesedihan bagi Salma.

"Ayah mau ke Jepang sekitar enam tahun dek, mama juga harus ikut." ucap ayah.

"Ihhh terus aku sama siapa dong?" tanya Salma sedih.

"Sal, dengerin ayah ngomong dulu ya?" kata ayah Salma dan langsung di angguki oleh Salma nya langsung.

"Tadi ayah sudah bilang, kalau kita berdua harus pindah ke Jepang sekitar enam tahun. Dan kita berdua gak mau kamu kenapa-napa sendirian di sini. Jadi, kamu papa jodohkan ya?" kata ayah Adit.

"Ayahhhh?" balas Salma yang masih mencerna ucapan ayah nya.

"Iya dek, apa yang kamu denger tadi gak Salah. Nurut ya sama ayah?" saut mama Nisa.

"Apaasih?!, aku udah dewasa. Udah bisa jaga diri sendiri. Gak ada jodoh jodohan. Emang sekarang taun berapa sampe masi ada perjodohan" tolak Salma.

"Yaudah ikut kita ke Jepang ya?" balas ayah Adit.

"Gak!" tolak Salma mentah mentah.

"Salma. Pilih terima perjodohan ini atau ikut kita ke Jepang?! " tanya ayah Adit tegas. Hal itu membuat Salma takut, tidak pernah ayah nya berbicara pakai nada seperti itu.

Kini diri nya sedang di lema, antara ikut ke Jepang atau diri nya harus menikah. Sungguh pilihan yang berat. Jika diri nya harus ke Jepang, maka Salma harus beradaptasi lagi dengan lingkungan sekolah baru nya. Tapi, kalau diri nya memilih untuk menikah itu hal yang sangat tidak ada di benak nya selama ini. Lagi pula diri nya masih umur delapan belas tahun, walau sebentar lagi diri nya akan lulus sekolah SMA.

"Kasih Salma waktu" ucap Salma pergi begitu saja.

"Semoga Salma mau menikah ya, supaya kita juga tenang kalau meninggalkan Salma sendiri di Indonesia." kata mama Nisa menenangkan ayah Adit

Di dalam kamar Salma terus berfikir keras. Pikiran nya benar benar buntu, kinindiri nya sangat pusing karena memikirkan pilihan nya.

Memang saat ini diri nya tak punya kekasih mau pun orang yang di sukai nya, namun jika ia harus menikah dan hidup dengan lelaki baru sungguh diri nya tidak bisa membayangkan hal itu terjadi.

"Aduh gimana ni, gak ada option buat lari dari rumah aja apa yakk" gerutu nya seorang diri.

Jika di pikir pikir, kalu diri nya ikut ke Jepang maka Salma akan berpisah dengan kedua sahabat nya yang sedari tk sudah bersama. Salma sama sekali tidak mau kehilangan sahabat nya ini.

Kalaupun Salma menikah, pasti orang tua nya ini memilih yang bukan sembarangan. Apa Salma akan menerima perjodohan nya saja?.

"Semoga pilihan Salma gak salah yaAllah. Itung-itung berbakti sama orang tua" ucap Salma.

Salma pun turun lagi ke bawah untuk menemui orang tua nya.

"Mah, ayah. Salma mau di jodohkan" ucap Salma pelan.

"Ngomong lebih keras dek" kata ayah Adit.

"Salma mau di jodohkan, asalkan......" kata Salma menjeda ucapan nya.

"Asalkan?" tanya ayah Adit.

"Asalkan, orong nya bukan bapak-bapak atau kakek kakek" jawab Salma membuat kedua orang tua nya tertawa.

OUR SCRIPTWhere stories live. Discover now