Aku pernah marah kepada butiran pasir
Yang membiarkan dirinya luruh tersapu ombak
Sementara aku tengah tenggelam melukis wajahmu
Maha karya ku luruh hilang tak berbekas
Sementara ingatan tentang wajahmu sudah mulai memudar
Lalu aku mencoba berbicara kepada pasir pantai
Perihal bagaimana ia menemukan ikhlas
Setiap kali ombak membuatnya luruh
Menghapus setiap jejak yang terukir diatas pasir
Ia memandangku tajam lalu beralih memandang laut
Dan kembali dipeluk ombakAku diam menunggu jawaban
Menemukan ikhlas adalah perjalanan yang panjang
Sementara apa apa yang harus ku ikhlaskan mulai memudar di ingatan
Yang tersisa hanya jejak sepasang kaki diatas pasir yang selalu ke kejar penuh tawa
Tangan yang menuntun ku mengeja sebuah nama
Dan aroma tubuh yang mulai samar ku ingat
Juga hangatnya menunggu senja menghilang dalam pelukan seseorangButiran pasir mulai berbicara
Langit mulai memerah
Aku yang sudah hampir menyerah
Kembali memasang telinga
Barangkali ada sesuatu perihal ikhlas yang bisa ku dengarIa berkata bahwa ia tak pernah mencari ikhlas
Karena apa apa yang seharusnya luruh oleh ombak
Akan luruh
Dan apa yang tidak tersapu ombak akan tetap seperti adanya
Ia hanya menyadari dan menerimaSesuatu yang memang harus pergi dari hidup
Akan pergi
Dan apa yang tinggal adalah apa yang terbaik yang semesta berikan
Ikhlas akan datang bersama waktu
Dan menerima adalah langkah awal dari semua ituAku diam menatap senja
Menerima petuah dari butiran pasir telah merubah apa yang ada di kepalaku
Hari itu
Aku mulai belajar berjalan
Tanpa melihat apa yang sudah ku lewati
Karena yang seharusnya pergi
Tidak akan pernah tinggal
Dan yang seharusnya tinggal
Tidak akan pernah pergiKesna
Jakarta, 17 Januari 2024
![](https://img.wattpad.com/cover/360000129-288-k697968.jpg)
YOU ARE READING
Aku Mendengar Tangan Ku Bicara
PoetryAku hendak memejam kan mata ketika sayup sayup ku dengar tanganku saling bicara Sekumpulan Puisi