"Nak, karena sekarang kamu adalah seorang, Kim-, kamu kembali pada akarmu, ke tempatmu yang seharusnya" Tuan kim menyeringai dan matanya melengkung saat ia tersenyum.

Monday melihat pria itu meraih sebuah figura di atas meja kerjanya, ada potret keluarga yang utuh dengan ibu dan ayah  serta dua orang anak yang terlihat sudah remaja. Sosok Tuan Kim yang masih terlihat muda dalam potret keluarga kecil itu.

"Putriku kabur dari rumah setelah ia hamil dan memilih untuk hidup bersama kekasihnya yang brengsek," tuan Kim mengusap wajah anak perempuan yang ada di dalam foto, wajahnya terlihat sendu dan juga marah."ia mengambil keputusan paling bodoh dalam hidupnya.

Nada suaranya tegas dan ia mencoba menahan diri untuk tidak mengumpat. "Ibumu telah mencintai orang yang salah, Nak-, cinta telah membutakannya dan membuatnya menjadi sinting"

Monday tidak sepenuhnya mengerti dengan omongan pria itu, ia menengok ke figura kecil yang dipegang oleh kakeknya.

"Apakah dia putramu?" Ia bertanya pada anak laki-laki yang berdiri di samping ibunya di dalam foto.

Tuan Kim mengangguk dan tatapannya berubah menjadi jauh lebih sedih dan agak merana.

"Kamu akan menjadi penggantinya" Tuan Kim meletakkan kedua tangannya di bahu Monday, tubuhnya yang kurus merasakan cengkraman yang kokoh di pundaknya yang lemah.
Monday tertegun dan takut saat kakeknya menatapnya dengan wajah yang sangat serius. "Aku kehilangan putraku dua tahun yang lalu dan putriku yang kabur dari rumah menjadi sinting dan mencoba  bunuh diri bersama anaknya"

Tubuh Monday gemetar ketakutan dan ia masih trauma ketika mendengar kakeknya yang menyinggung tentang ibunya yang tidak waras.

"Kakek senang karena kamu bisa bertahan hidup Nak, terima kasih..kamu  adalah satu-satunya harapan kakek saat ini"

Cengkraman di bahu Monday semakin keras dan ia bisa merasakan betapa bahagianya pria itu dan ia bahkan menunjukkan perasaannya secara jujur. Ia terlihat agak terharu.

Monday bertukar pandang dengan kakeknya, ia melihat sorot mata yang lembut namun penuh dengan ketegasan dan harapan yang sampai ke dalam hatinya. Ia akan mengingat dan mendengarkan segala ucapan dari pria tua itu, ia akan menjadi bagian dari Keluarga Kim, melupakan namanya, melupakan penderitaannya dan lahir kembali menjadi seseorang yang lebih tangguh. Ia masuk ke rumah besar dan megah, mulai sekarang namanya adalah Kim Seokjin.













🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️











Awalnya Jungkook merokok sendirian di atap gedung, sampai ia menyadari Namjoon datang dan berdiri di sampingnya, mereka mengobrol dan Namjoon mulai berteman akrab dengannya sejak ia menjadi asisten pribadi Seokjin.

pria tinggi berlesung pipi manis itu tersenyum kepada Jungkook."Apakah pekerjaanmu sangat berat?"

Namjoon terkekeh dan ia mencoba menghibur Jungkook yang terlihat sedang suntuk, ia sedikit bercanda dan menawarkan sekaleng soda dingin kepada Jungkook.

"Terima kasih, hyung" Jungkook menerima minuman itu dan jarinya mulai menarik kait penutup kaleng minuman.

Jungkook meneguk minumannya sekali dan ia menatap sendu ke arah pemandangan gedung-gedung pencakar langit yang ada di sekitar gedung KSJ company.

"Pekerjaanku berat dan hidupku sangat kacau, hyung" celetuk Jungkook sambil menyandarkan kedua lengan tangannya di tembok pembatas gedung.

Namjoon terkekeh setelah mendengarkan ucapan pesimis yang menyedihkan, ia menenguk minuman soda dinginnya dan mendongak ke arah langit sore, semilir sejuk angin di atas ketinggian menyapu sedikit wajahnya.

I Hate MondayWhere stories live. Discover now