"Mas tau!!"

" Kalau gitu mas harus berhenti menangis dan menjadi tegar okeh, Ziva yakin kok pasti suster nya salah," ucap Ziva menghibur Gus Agam.

"Ga mungkin salah Ning, yang nelpon aja pake hp Kyai Akbar," ujar mas Iqbal yang membuat Gus Agam tadinya tenang jadi menangis lagi karena mengingat hal itu.

"IQBAL!!" kesal Ziva yang melotot sempurna kearah kaca mobil.

Tatapan tajam dari Ziva dapat terlihat dari kaca spion dalam mobil. Mas Iqbal langsung dibuat merinding karena tatapan dari Ziva.

"Upss salah ngomong ya Ning," cicit mas Iqbal.

"Udah sekarang cepet, " kesal Ziva meminta mas Iqbal untuk segera sampai di rumah sakit.

Mas Iqbal pun menurut dan sedikit melajukan mobilnya.

***

15 menit akhirnya semuanya sampai disana.  Dengan langkah tergesa-gesa Gus Agam keluar dari mobil,  segera memasuki rumah sakit.

Gus Agam berlari hingga ketempat loket, yang  dimana Gus Agam akan bertanya tentang kamar orang tuanya.

"Suster, dimana kamar pasien yang bernama pak Akbar," tanya Gus Agam.

"Emm lagi mau dipindahkan keruang jenazah pak. Di kamar no 15 ya."

Gus Agam pun mengangguk faham, lalu segera berlari mencari kamar itu. Sedangkan yang lainnya baru tiba dan mendekati loket.

"Hufft, kemana lagi mas Agam," bingung Ziva.

"Tanya ke susternya Ning,"pintah mas Iqbal.

"Kok Ziva sih!!" kesal Ziva .

"Ribet," sewot Yaya yang langsung menghampiri suster yang menjaga di loket pendaftaran.

Setelah mendapatkan informasi, Yaya segera kembali ke arah rombongan.

"Dimana?" tanya mas Iqbal.

"Di kamar no 15."

Semua mengangguk, kemudian berlari menuju kamar no 15.

***

Kembali lagi ke sisi Gus Agam.  Kini Gus Agam tengah sibuk mencari keberadaan kamar no 15.

Saat akan mendekati no 15. Terlihat suster tengah akan membawa jasad 2 orang wanita dan pria ke ruang jenazah.

" Umi.. Abi..," panik Gus Agam yang langsung menghentikan Brankar(tempat tidur roda).

Ziva dan rombongan nya baru sampai membulatkan matanya saat  melihat Gus Agam menangis dijasad orang itu. Lekaslah mereka menghampiri Gus Agam.

" Abi.. umii.. bangun yaa,  Agam belum siap," tangis Gus Agam seraya memeluk jasad itu.

"Ehmm mas.. mas Agam," ucap Ziva menepuk pundak Gus Agam.

"Jangan sekarang Ziva. Mas lagi pengen peluk abi sama umi," ucap Gus Agam yang terus menangisi jasad itu .

" Btss.. mas lepas dulu ih," ucap Ziva menarik narik Gus Agam agar menjauhi jasad.

"Kamu kenapa sih sayang, mas lagi berduka cinta loh," isak tangis Gus Agam yang sedikit menjauh dan menoleh ke istri kecilnya .

"Duka cita Gus, bukan cinta," celetuk Yaya

Saat hendak akan memeluk kembali tiba tiba saja ada suara wanita asing yang seperti menangis.

"Hiks...maaf pak.. ini orang tua saya."

Suara itu membuat Gus Agam mematung saat hendak memeluk lagi.Gus Agam terdiam sejenak menatap kedua jenazah secara bergantian yang tertutup kain putih, lalu menatap wanita yang menangis itu.

istri mungil nya Gus Agam Where stories live. Discover now