15. POSSESSIVE GALANG

Comincia dall'inizio
                                    

"Karena aku juga tau rasanya."

"I want to make this relationship works Ghe. Aku selalu berusaha buat kamu," Galang yang sejak tadi menatap ke arah depan lalu memandang Ghea yang masih setia duduk di sebelahnya.

"Aku tau kamu selalu berusaha buat itu. Berani ketemu Papa aku, selalu nungguin aku di florist, sampe ke rs juga kamu bela-belain padahal hari ini kamu ada jadwal kan?"

"Ada tapi kata Janu bisa besok."

"Kadang aku juga ngerasa gak enak sama kamu. Ngebebanin kamu. Atau ngerepotin kamu. Kaya sekarang ini. Kamu jadi harus repot ke rumah sakit buat adik aku. Aku tau kamu seneng ngelakuinnya. Tapi kalau kamu ngerasa kecapekan karena itu tolong jangan lakuin Lang. Itu bakal nyakitin aku juga," Ghea memberitahu.

Galang mengambil tangan Ghea dan menggenggamnya.

"Kamu kok mikir gitu? Aku suka ngelakuinnya. Dan aku gak keberatan sama sekali."

Untuk pertama kalinya, Ghea merasa ada yang benar-benar ada untuknya setelah hari-hari di mana ia merasa sendirian.

"Aku tau kamu cewek yang kuat dan tangguh. Yang bisa ngelakuin apapun sendirian. Tapi ada aku di sini. Kalau kamu ngerasa gak kuat. Kamu bisa ceritain semuanya sama aku. Tanpa harus ngerasa takut. Tanpa harus ngerasa malu. Kamu selalu punya aku Ghea," Galang mengatakannya pada Ghea.

Bagi Ghea kini, kehadiran Galang sangat berarti untuknya. Mungkin untuk hidupnya.

"Aku takut bergantung sama kamu," Ghea menjawab dengan jujur.

"Aku selalu ngerasa takut bergantung sama oranglain. Apalagi sampe ngebuat oranglain repot karena aku," Ghea memberitahu.

"Aku bukan orang lain kan? Kamu lupa Ghe? Aku ini pacar kamu. Personal bodyguard kamu," Galang menjawabnya.

Mendengarnya membuat Ghea tertawa karena Galang tahu bagaimana caranya membuat Ghea merasa senang dengan obrolan mereka.

Hingga kini, Ghea mulai bisa menerima Galang.

****

Ronald mengatur kursi membuat Jeremy menoleh melihat mukanya yang masam itu.

"Kenapa lo?" tanya Jeremy.

"Pengen ketemu Chia," Ronald mencebik.

"Giliran jauh aja kangen. Giliran deket aja gelud mulu." Bedul mengomentari.

"IYA HABISNYA! Lo gak liat tuh bocil ngeledekin gue mulu? Kecil-kecil udah jago ngeledekin gue!" Ronald berseru tak terima.

"Lonya sih ledekable," kata Bedul.

Ronald mendengus. "Mending bantuin gue dorong nih sofa."

"Kenapa sofanya?"

"Mau diganti. Sama yang baru." Zidan datang bersama beberapa orang yang sedang membawa sofa untuk mereka duduk di sana.

"Dari siapa?" tanya Jeremy.

"Galang. Katanya kita butuh sofa yang baru buat duduk bareng-bareng." Zidan memberitahu.

Jeremy menggaruk pelipisnya. "Berapa sih duitnya tuh manusia."

"Yang pasti lebih banyak dari gue," jawab Ronald.

"Iya kalau itu mah pasti," balas Jeremy.

"AH MALES GUE! Pada komplotan gak mau frendan sama gue." Ronald melenggang dan duduk di sofa baru.

"Empuk juga nih sofa. Mahal pasti," Ronald menepuk-nepuknya.

"Jangan ditepuk! Masih baru!" Bedul melarangnya.

GALANGDove le storie prendono vita. Scoprilo ora