RAIN

418 21 1
                                    

"Berlian tetap lah berlian, meskipun pernah di celaki oleh seorang bajingan."

~Fauzan~

"Kekurangan mu akan di anggap sempurna oleh hati yang di takdirkan untuk mu."

~Habib Umar bin Hafidz~ 

"Orang hina bukan berati tidak memiliki masa depan."

~Raina~

____________________________________

1 minggu kemudian.

Kini terlihat di ruang tamu tersebut ada dua gadis yang tengah menonton siaran televisi. Walau baru satu minggu mereka kenal, akan tetapi mereka bedua sudah terlihat akrab.

"Ayana?" panggil Raina.

"Iya?"

"Ganti dongg"

"Apa nya?"

"Siaran nya, masa iya nonton upin ipin terusss, aku tuh bosen" kesal Raina, jujur ia eneg melihat kartun itu, masak iya sedari kecil sampai jadi istri orang masih nonton kartun itu? Mana sampai ia hafal lagi bagaimana part part dan nama nama tokoh nya.

Jedarrr

"Allah!!!!!" pekik Raina memeluk tubuh Ayana.

"Matiin tv nya Ayana, gluduk!!" ujar Raina yang masih menutup kedua mata nya dan menutup telinga nya.

"SAYANGGG, ZAUJATII" pekik Fauzan saat menuruni anak tangga untuk mencari istri nya.

"DISINI MASSSS"

Segera Fauzan menhampiri Raina dan memeluk erat gadis itu.

Nama Raina memang ada arti hujan di dalam nya, tetapi Raina benci hujan dan paling tidak suka dengan petir dan gledek.

Semua orang selalu punya kenangan di dalam hujan, akan tetapi tidak semua orang menyukai hujan.

Ayana melirik sepasang pasutri yang tengah romantis di depan nya.

"Mas, mbak, saya mohon ya disini masih ada yang jomblo fisabilillah loh" ujar Gadis malang itu.

"Suruh siapa duduk di situ" ketus Fauzan.

"Oke fine, saya mau balik ke kamar" jawab kesal gadis itu, lalu pergi menuju ke kamar nya.

"Mas.. Takutt" lirih seorang gadis yang tengah berada di pelukan Fauzan.

"Nggeh sayang, mas disini"

"Zaujatii, liat saya dulu" ujar Fauzan mengangkat dagu Raina agar menatap nya.

"Hm?"

"Main hujan hujan yuk?" ajak Fauzan membuat Raina melotot kaget, ini suami nya amnesia atau pura pura lupa sih??!!.

Raina menggeleng keras ajakan suami nya. Fauzan yang tau mengapa gadis itu menolak ajakan nya hanya mampu tersenyum hangat.

"Sayangg dengerin Mas ya, kalau kamu gak nglewan Rasa trauma, mau sampai kapan gini terus?"

"Takutt mas" lirih gadis itu menundukkan kepala nya.

"Iya Mas tau, tapi hujan  juga ciptaan Allah bukan? Apa salah nya kita bersenang senang sesama ciptaan Allah?, trauma itu memang ada, masa lalu juga pasti ada. Tapi kalau kamu gak mau nge lawan itu bagimana kedepan nya? Masa iya mau hidup di rasa ketakutan terus?"

"Disini mas juga sama kamu kok, mas gak ninggalin kamu, kita akan berenang senang di hujan kali ini, bukan malah menderita dan menangis dalam diam nya hujan." tutur Fauzan.

FAURAI [END] Where stories live. Discover now