18 - Ultraman (2)

50 6 28
                                    

Lagi-lagi Barossa hendak melarikan diri namun serangan Taiga menghentikannya sehingga jatuh ke tanah kembali. Barossa mengeluarkan serangan dan mengenai Taiga. Tepat sebelum menghantam tanah, Taiga melakukan lompatan harimau sehingga tidak jadi jatuh. Anak itu bangkit lagi.

"Kau pikir bisa menghentikan aku!" kata Taiga semangat.

"Ini tidak akan berhasil!" Barossa berani meremehkan Taiga sekali lagi.

Sebuah slugger yang tajam berhasil membelah sayap Barossa sehingga menyebabkan tidak bisa terbang lagi. Akan tetapi... Sayap Barossa mendadak melakukan regenerasi. Z bergabung dengan Taiga, dia dalam form Alpha Edge.

Z menjadi kesal. Ultra biru dari M78 menghajarnya dengan kecepatan penuh. Taiga juga join, dalam form Photon Earth. Dia tidak mau ketinggalan dari junior yang sedikit lebih tua darinya.

Barossa berusaha menghindarinya, "Apa-apaan ini?!"

"Urusai!" balas Z.

Baik Z Alpha Edge dan Taiga Photon Earth masih mempertahankan kecepatan milik mereka, menyerang Barbosa dari berbagai arah menggunakan serangan mereka.

Sementara itu...

Sedari tadi iris biru mudanya hanyalah menatap punggung tegap milik pemuda berwajah baby face yang tadi sudah membantunya kabur dari Dada. Lalu beralih menatap pergelangan tangan kiri yang digenggam erat orang itu. Mereka masih lari sejak tadi.

Gadis itu was-was dengan aura kegelapan Belial yang dimiliki pemuda itu. Tebaknya pemuda tersebut adalah putra dari Kaisar Belial. Dalam hati berdoa siapapun orang itu tidak mempertemukannya dengan Belial. Orang tua itu lumayan susah dikibuli.

"Kemana kau akan membawaku?? Ini hampir keluar area gudang kosong tadi" Lunaria membuka suara. Dia protes setengah lembut setengah ketus.

Mereka berhenti berlari. Laki-laki itu melepas genggamannya. Melihat dari pundak tegap si pemuda yang naik turun, nampaknya dia sedang mengatur pernapasan setelah berlarian tadi.

Kemudian laki-laki dengan surai hitam itu berbalik badan lalu tersenyum ramah, rasanya tidak sopan jika berbicara pada orang baru pada posisi yang kurang nyaman.

"Maafkan aku. Kupikir kita sudah jauh dari alien yang mengejarmu," jelas orang tersebut. "Sangat tidak sopan jika aku tidak memperkenalkan diriku, namaku Asakura Riku"

Melihat dari wajah yang polos nan menggemaskan milik laki-laki berambut hitam yang tampan itu, Lunaria beropini. "Yakin orang seperti dia anak dari Belial? Apakah jalan yang ditempuh berbeda? Atau pepatah buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya tapi buahnya jatuh ke sungai..."

Tahulah Belial yang sebenarnya sifat dia bagaimana. Minta disembelih (*ditampar giga battlenizer).

"Hyuga Lunaria, salam kenal, Asakura san" Lunaria juga memperkenalkan dirinya.

Riku terperanjat ketika marganya dipanggil oleh gadis itu apalagi ditambah sufix san, itu sedikit membuat Riku merasa canggung dengan gadis yang menjadi lawan bicaranya.

"Jangan terlalu formal begitu!," kata Riku canggung sembari mengaruk bagian belakang kepala yang tidak gatal. "Panggil saja namaku dan jangan memakai sufix san. Cukup Riku saja... Jangan ditambah san, oke?" kata Riku.

"Baiklah. Kau boleh memanggil namaku, Lunaria saja atau panggil senyamanmu," kata Lunaria. "Impas bukan?"

"Ha-ha'i" kata Riku.

"Sebelumnya aku minta maaf yang sebesarnya padamu karena sudah memegang tangan tanpa seizinmu bahkan membawamu lari seperti tadi. Oh kau tidak apa-apa, Lunaria san?"

Glazia (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang