"Aku tidak punya uang"

"Apa kamu miskin?"

"Iya benar"

Monday menjawab dengan lugas tanpa rasa malu dan anehnya terlihat sangat percaya diri. Jungkook tersenyum geli melihat sikap aneh dari anak remaja itu.

"Cih, Berikan uang kalian, teman-teman" Dongho menagih uang pada Jihoon, Mingyu yang berdiri di sebelah Dongho sejak tadi. Wajah mereka terlihat sedikit enggan, dan Jungkook memberikan tambahan uang kepada Dongho.

"Cepat pergi ke kantin dan beli soda dingin untuk kami, kami akan menunggumu di pinggir lapangan basket!" Perintah Dongho dengan wajah angkuh.

Monday tidak mengatakan apa-apa, tapi ia tetap pergi dan keluar dari kelas, bersikap patuh dan melaksanakan titah dari Dongho.

"Sial, apa tadi kalian melihat tatapan mata anak aneh itu? Pengecut itu sangat menjijikkan!" Dongho mendengus kesal lalu Mingyu dan Jihoon terkekeh karena komentar temannya.

"Apa kamu sempat takut saat anak itu menatapmu, Dongho?" Jungkook menatap kotak bekal makan siang yang ada di atas meja Monday,

"Hoii, Jungkook..apa yang kamu katakan? Takut? Hah? Aku? Tidak mungkin!" Dongho menggebrak meja hingga membuat teman-teman langsung tersentak kaget.

Jungkook mencurigai gelagat Dongho, dipermukaan mungkin ia terlihat berani dan menakutkan, tapi Jungkook bisa merasakan bahwa Dongho sedang menyamarkan kegugupannya dengan perlakuan kasar dan emosi yang meledak-ledak.

Esok harinya Monday masih menjadi target penindasan dari anak nakal yang lebih kuat, hari berikutnya lagi dan hari berikutnya lagi, Goo Monday selalu diperlakukan secara tidak adil dan juga buruk di sekolah.



🔸️🔸️🔸️🔸️










Suasana hati Jungkook sangat kacau hari ini, ia memijat keningnya dan menatap layar komputer dengan perasaan yang buruk, raganya mungkin terlihat baik-baik saja, tapi secara mental ia telah mengalami kemerosotan dan kejatuhan yang luar biasa.

"Tidak! Tidak!seharusnya aku tidak tidur dengan pria itu!aku sudah gila!" Jungkook gemetaran dan perutnya terasa mual dan juga kram,  ia menyanggah pantatnya dengan tidak nyaman  dan ia meringis saat rasa sakit itu muncul dan menjalar ke seluruh tubuhnya, membuatnya mengutuk perbuatan ceroboh dan kesalahan yang seharusnya  tidak ia lakukan semalam.

Jungkook merunduk dan energinya menghilang begitu saja, ia kehilangan minat dalam bekerja saat ini, padahal ia adalah si gila kerja yang membenci kemalasan dan juga sikap bersantai.

"Aku tidak bisa berkonsentrasi, aku masih memikirkan kejadian semalam!"Jungkook meringis sedih dan ia memaki dirinya di dalam dalam hati. "Dumb!!!! Bodoh! Dungu! Goblok! Tolol! Pabo!!!!!!!"

Di tengah lamunannya yang sangat berantakan, Jungkook tersentak kaget saat suara rekan kerjanya muncul dan menariknya pada kenyataan.

"Jungkook-ssi, sajang-nim memanggilmu"

"Apa? Baek-ssi.. Kenapa sajang-nim memanggilku?"Jungkook sedikit panik ketika ia melihat Ibu Baek datang menghampirinya.

"Saya tidak tahu Jungkook-ssi, tapi sajang-nim menyuruhmu ke ruangannya sekarang"

"Ah, baik...iya saya mengerti, terima kasih Baek-ssi.'

Jungkook tertunduk lesu tapi rekan kerjanya belum pergi dan masih berdiri di samping mejanya.

"Ada apa Baek-ssi? Apa masih ada hal yang ingin anda sampaikan?"

"Jungkook-ssi, apa kamu sudah dengar berita terbaru dari kantor kita?" Wanita itu berusaha memancing pembicaraan dan jungkook memicingkan matanya dengan tatapan curiga. "Ini tentang merger perusahaan kita.."

I Hate MondayWhere stories live. Discover now