Gus Agam melotot dan segera memunguti semua foto itu. "INI FITNAH!!" ucapnya.

" MATA LOE!! INI ASLII, EMANG DASAR BA.." cacimakian dari Guntur terus keluar.

Hampir saja Guntur menonjok Gus Agam, untung saja mas Iqbal siap menjadi tameng dan menahan tonjokan itu.

" Jaga mulut anda!!" sentak mas Iqbal.

" Loe mau dukung Gus loo ni haa!!" sentak Guntur.

" Ini fitnah Guntur. Saya sudah punya istri, memang saya tak sengaja menimpa mantan istri kamu, dan yang memeluk itu manta istri kamu, bahkan sampai mantan istri kamu berani membius saya dengan parfumnya," Gus Agam berusaha memberikan penjelasan kepada pria yang sudah membabi-buta dengan emosinya.

" Alah. Elooo mau memutarbalikkan fakta? Mau bilang ibu dari anak gue yang godain eloo! Sadar Gamm, gue tau Loe masih suka sama bini gue!!" ucap Guntur dengan emosi yang menggebu-gebu.

" YEEE SORY YEEE, GUS AGAM DAH BUCIN AKUT SAMA YANG NAMANYA A Z I V A.. bukan  kek Rui," karena merasa geram, pada akhirnya mas Iqbal pun angkat berbicara.

Di saat adegan panas dan emosi hura-hura itu, ada teriakan yang membuat Guntur berhenti berteriak dan marah.

" AYAHHHHHH!" teriak seorang gadis kecil yang membuat Guntur seketika terdiam kikuk.

Gadis kecil itu berlari dengan susah payah denhan air mata yang berlinang menghampiri Guntur. Sorot mata semuanya tertuju pada gadis kecil yang berlari dan segera memeluk Guntur.

" Hisss. Ayah jangan malah-malah dengan Gus Agam," tangis gadis kecil itu pecah seraya memeluk sang ayah. Gadis yang memeluk Guntur tak lain adalah anak dari guntur dan Rui.

" Semua nya bubar ini bukan tontonan," sentak mas Iqbal pada santri-santri disana.
Para santri pun seketika bubar yang mendengarkan perintah dari mas Iqbal.

Kini tinggal mas Iqbal dan beberapa mas mas ndalem, Gus Agam , Guntur dan anaknya.

" Ayah jangan malah ama Gus Agam!"

" Shtt. Iyaa ayah ga marah lagi," jawab Guntur seraya menggedong tubuh mungil Almaira.

" Guntur, kamu bisa pergi keasrama putra bersama putrimu dan tenangkan dirimu di kamar Iqbal, nanti saya akan kesana setelah urusan dirumah saya selesai, " ucap Gus Agam dengan lembut.

" Ur-"

" Ayah. Milaa mohon. Tolongg , ituti tata Gus Agam," ujar Almaira. Helaan nafas dari Guntur pun dapat terdengar.

" Tuntun gue ke kamar elo," ketus Guntur melangkah secara paksa menabrak tubuh Gus Agam.

" Gus gapapa?" tanya mas Iqbal yang panik.

" Sudah sana tuntun guntur," pintah Gus Agam.

" Baik Gus, assalamu'alaikum."

" Wa'alaikumsalam."

Semua para mas ndalem kembali masuk ke asrama. Gus Agam pun lekas lah berlari menuju area ndalem.

Sepanjang langkah Gus Agam selalu saja berfikir negatif thinking akan Ziva.

'Ya Allah. Ziva pasti bakal mikir yang enggak-enggak,' batin Gus Agam.

Setelah berlari beberapa menit, akhirnya Gus Agam pun tiba di rumah nya.

Ceklek.

Gus Agam membuka pintu, sorot matanya terarah pada sosok gadis mungil yang terlihat marah, mata yang lebam akibat menangis , dan hidung yang memerah.

'Astaghfirullah... Sepertinya Ziva sudah berburuk sangka dan memikirkan hal negatif,' batin Gus Agam yang melihat ziva menggenggam koper.

" Ziva mas," ucap Gus Agam berlari akan memeluk Ziva namun..

Plakk.

Tamparan keras mengenai pipi mulus Gus Agam. Gus Agam tersentak namun tak bisa membalasnya.

" TEGA LOE GUS!!" teriak Ziva dengan suara serak karena menangis.

" Sayang. Dengerin mas dulu," tutur lembut Gus agam seraya akan memegang tangan mungil istrinya.

Namun dengan sigap Ziva menepis tangan Gus Agam dengan kasar. "GAUSAH LOE SENTUH GUE!!"

" Sayang mas bisa jelasin, ini-"

" APA!!! GUS MAU BILANG, mas khilaf Ziva, kamu harus terima kalau mau mas madu!!"

" Mas ga berniat untuk memadu kamu sayang," ucap lembut Gus Agam berusaha menyentuh tangan Ziva.

" Kemana loe semalam haa!! Peluk-pelukan sama mantan loe. Ruinting itu ha!!" kesal Ziva.

" Mas semalam tempat iqbal."

" Bohong, ini apa ha!!" ucap Ziva seraya menghamburkan semua foto-foto yang menunjukan Gus Agam dan Rui berpelukan dan Gus Agam menimpa Rui.

Gus Agam terdiam melihat istri kecil nya yang marah,seraya menangis terus-menerus.

" Diem kan!!" lirih Ziva yang sudah menurunkan nada bicaranya.

" Mas bisa jelasin," suara lembut Gus Agam

" DIAM!!!" teriak Ziva seraya menutup telinga nya itu. " KENAPA..KENAPA, TERNYATA GUS CUMA MANFAATTIN ZIVA BUAT NGELUPAIN MASA LALU NYA GUS AGAM!! "

" SAKIT!!! , KENAPA? KALAU BELUM SELESAI SAMA MASA LALU, JANGAN MEMULAI DENGAN ORANG LAIN!!" kata Ziva dengan air mata yang terus menerus mengalir begitus saja.

Gus Agam tak berani membantah, hatinya tersayat melihat sang istri tak percaya kepadanya. Gus Agam terus bersikap lembut , mencoba menjelaskan walau seribu kali Ziva menolak dirinya.

****

"Fitnah lebih kejam dari pada pembunuh!"

Akhiri dengan membaca
Alhamdulillah

istri mungil nya Gus Agam Where stories live. Discover now