“kali haikal sadar bilangin naren ke sekolah papa dulu yah mau nganterin raka sekolah” ucapnya

“kamu gila na, kondisi kamu ga memungkinkan, udah buat raka biar abang aja, rumahnya di mana?” tanya johan

“anak nya bi laras kok bang, sekolahnya di sekolah papa kok” ujar naren yang langsung di setujui oleh johan.

Setelah mengunggu beberapa menit datang lah bang tian Bersama bang candra, mereka datang dengan tergesa-gesa dengan wajah yang khawatir menghampiri naren yang hanya mematung melihat pintu ruangan yang di dalam nya ada diri haikal yang belum ada tanda tanda ingin membuka pintunya, dan memperlihatkan dokter yang menangani nya keluar.

“gimana na udah ada kabar tentang haikal?”tanya bang tian pada narendra.

“ga tau bang dari tadi pintunya ga kebuka-buka bang naren gatau bang, na-naren naren pas datang ke rumah hiakal udah liat haikal yang tiduran di ujung bang, mu-mukanya pucet banget bang terus tadi badan nya dingin bang naren ga tau harus kaya gimana bang. Naren takut” ujarnya yang tidak berhenti berbicara.

Tian dan candra yang melihat naren yang tersedu-sedu karena nangis dan shock pun langsung memeluk nya, dan berusaha menenangkan  nya.

“udah-udah jangan di pikirin, haikal ga bakal kenapa napa kok” ucap tian menenangkan naren

“tapi naren takut, haikal kenapa napa bang”
ucap lagi

“udah-udah mending naren tidur aja,nanti kalo haikal udah sadar nanti abang bangunin” ucap candra

Dan naren pun hanya bisa menuruti nya karena ia sudah terlalu Lelah dan bingung dengan semua yang terjadi hari ini.

“gue tau bang selama ini haikal nutupin semuanya, tapi jujur gue paling ga mau kalo haikal kaya gini, dari yang awalnya Cuma acuh dan sekarang malah sekaligus sakitnya bang” ucap candra.

“gue gay akin kalo misalnya haikal bakal baik-baik aja di dalem, kalo di pikir-pikir ini udah lama ga ada dokter yang keluara dari dalem” ucap tian

“kalo dalam lima menit ga ada yang keluar juga gue dobrak aja deh lah lama banget” ucap candra yang kesal

Setelah menunggu dengan lama akhir nya yang di tunggu-tunggu keluar juga, betul dokter yang menangani haikal di dalam tadi.

“dengan saudara atau walinya haikal” ucap dokter itu

“saya dok saya abangnya” ucap tian

“boleh ikut saya ke dalam sebentar” ujar dokter itu yang langsung di turuti oleh tian

“sebelumnya kami mohon maaf karena sempat kehilangan detak jantung nak haikal, tetapi itu tidak terlalu lama, tapi ada yang harus saya sampai kan dan ini lebih penting” ucap dokter itu

“ apa itu dok?” tanya tian

“ginjal kronis yang di alami oleh nak haikal sudah stadium akhir, dan juga kalo bisa perhatikan juga saat nak Haikal meminum obatnya karena takut nanti malah melebihi dosisnya” ucap dokter itu

“tapi dok emang untuk ginjal kronis ini sudah stadium akhir saat beberapa minggu yang lalu” dokter yang mendengar ucapan tian pun hanya biasa terkejut

“saya kira ini baru ketahuan ternyata sudah lama yah nak haikal mengalaminya” dan tian yang mendengarnya pun hanya mengangguk.

Saat sedang berbincang dengan dokter mereka berdua tidak sadar bahwa ada haikal yang sudah sadar. Dan saat sudah selesai berbincang tian pun menghampiri Haikal dan di sana sudah terlihat Haikal yang sedang melamun.

“haikal mau apa hm?” tanay tian

Haikal yang di tanya hanya diam tidak membalas nya, mungkin dia masih bertengkar dengan pikirannya sendiri, namun tak lama dari itu tian melihat ada setetes air mata yang menetes dari kelopak mata nya.

haikal dan kenangan Where stories live. Discover now