KELULUSAN

477 24 1
                                    

"Kita punya harapan, tapi semesta selalu punya kenyataan"

~Raina~

"Kelulusan bukan berati kita asing kan?"

~Raina~

_____________happy baca_____________

Hari berganti hari, bukan berganti bulan, tak terasa kini sangat cepat berlalu.
Kini angkatan 12 telah di nyatakan lulus.

Hari kelulusan adalah hari yang di mana kita berpisah dengan orang yang menemani kita serta berjuang bersama di dunia pendidikan.
Apalagi ini orang yang sama sama berjuang di penjara suci pesantren.

Perpisahan memang menyakitkan, tapi Siapa sih yang tidak ingin berpisah demi masa depan?.

Masa depan adalah suatu impian banyak manusia apalagi jika masa depan itu sangat indah dan sesuai dengan ekspektasi mereka. Siap tak siap, mereka harus berpisah demi masa depan masing masing.

Asing. Mungkin sudah banyak terjadi di kalangan dunia pendidikan, jika sudah lulus kebanyakan mereka semua akan mengasingkan masa lalu mereka.
Tak peduli seindah dan se special apa orang itu, tetap saja ego mereka mengasingkan orang tersebut.

"Ya Allah ya rabb, cepet amat sih lulus" ujar Erina.

Terkadang kenangan akan lebih terasa di sudah berada di tahap kelulusan.

"Aaaa, ayok kuliah bareng yok" ajak Azizah.

"Kita beda fakultas sama jurusan Zah" jawab Rhea.

"Ngabdi disini aja gimana?"

"Aku sih pengen nya juga gitu, tapi yaudah lah ngikut ibu ku aja" jawab Raina.

"2in" jawab Rhea.

"3in" jawab Erina.

Kalau boleh jujur, ia sangat ingin mengabdi sekaligus menjadi ustadzah disini. Tapi di sisi lain, ia juga ingin merasakan dunia luar.

Iya, ia tau dunia luar pasti akan menjatuhkan iman nya, tapi mau bagaimana pun rasa keinginan nya selalu muncul untuk melanjutkan kehidupan nya di dunia luar.

                                          ***

"Congratulations, anak mama, selamat ya nak, mama bangga bangett sama kamu" ujar mama Rhea kepada sang putri nya, sembari memberikan sebuah buket kepada putri nya.

"Makasihh mama"

"Sama sama, sayang"

Indah. Sangattt indah bukan, apalagi jika kalimat itu terlontar dari mulut orang tua kita?.

Jujur, Raina sangat iri melihat pemandangan yang sangat indah itu. Sebenarnya ia juga ingin mendapatkan sebuah ucapan itu dari ibu nya. Tapi nyata nya semua hanya hayalan yang tak akan pernah ia dapatkan.

"Ibu mana ya, masa iya sih gak datang" gumam gadis itu melihat sekeliling nya.

"Ayah juga ga datang"

Ingin rasanya sekarang ia menangis, bayangkan saja, sekarang hari kelulusan nya loh? Dan mana orang tua nya?.
Kini air mata itu sudah terkumpul di pelopak mata nya sembari duduk menunggu orang tua nya.

Tanpa ia sadari, sedari tadi seorang lelaki memperhatikan nya dari arah kejauhan, lelaki itu membawa sebuah buket mawar cantik di tangan nya.

"Mau minta tolong sama siapa ya?" gumam lelaki itu.

Saat itu juga ia tak sengaja melihat seorang santri yang mungkin juga se angkatan dengan Raina.

"Kang, afwan kang" panggil Fauzan kepada lelaki itu, segera lelaki itu menoleh kepada Fauzan.

FAURAI [END] जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें