interlude

2.1K 29 2
                                    

Toji fushiguro x You
[Interlude ini hanya cerita sampingan yang tak ada sambungannya dengan cerita utama ya, selingan short fanfic aja. Cerita utama akan diupdate secepatnya]

Aku sedang berkunjung ke kediaman Fushiguro ketika melihat paman Toji sedang serius dengan laptopnya. Tumpukan kertas dan dokumen yang ada di meja pria itu tampak berteriak meminta segera diselesaikan.

Dia tampan. Begitu pikirku. Apalagi Tubuhnya yang atletis juga indah.

Aku pernah tidak sengaja melihat paman Toji sedang berenang saat kunjungan lalu. Aku terpesona dengan tubuh bagian belakangnya yang begitu bagus dan seolah mengatakan 'sentuh aku' dengan menggoda.

Tidak. Dia ini Ayah temanku. Meski masih muda, tetap saja tak pantas bagiku memikirkan hal-hal tak senonoh tentangnya.

Meski bicara begitu. Aku sedang orgasme di depan pintu selagi melihat paman Toji bekerja.

Membayangkan bagaimana jarinya menyentuhku, memberiku belaian, atau membubuhi tubuhku dengan usapan hangat.

Ah ... Kenapa pria itu sangat tampan?

Aku bisa menduga penisnya besar. Hal itu tentu saja aku lihat dari celana bahannya yang terlihat menonjol.

Dia sempurna. Toji Fushiguro sangat sempurna.

Aku sering begitu. Berkunjung dengan berbagai alasan hanya untuk melihat paman Toji. Kau akan terangsang hanya dengan melihat tatapannya yang datar.

Tapi untuk kali ini. Aku ketahuan.

Paman Toji menyeretku ke dalam ruangannya dan memberi satu tamparan keras di wajahku.

“Beraninya kau.”

Aku terdiam. Pakaianku masih berantakan di beberapa bagian sementara aku masih memerah menahan nafsu.

Sebentar lagi—sedikit lagi harusnya aku sudah mencapai puncak dan segera kembali begitu selesai. Namun aku ketahuan dengan sangat memalukan.

Tidak. Itu membuatku semakin bertambah nafsu.

“Maaf, paman Toji.”

Toji duduk di kursinya, menatapku dengan pandangan tak percaya. Ia mengambil kayu panjang yang biasa dipakainya untuk menarik tirai dan memukul pantatku.

“Ahh!”

“Kau sadar kesalahanmu?”

“E—ehm, iya.”

Thats got me fuckin horny right now.

Mendadak, megumi—temanku, mengetuk pintu dan menanyakan apa Toji melihatku.

Toji melirikku, pakaianku, lalu kembali melihat pintu yang sepertinya hendak di buka. Toji menarikku masuk ke bawah Meja dan menyembunyikanku di sana.

“Dia tidak ada di sini. Mungkin sudah pulang?”

“Tapi kami baru akan mengerjakan tugas, Ayah.”

“Megumi—”

Toji mendadak berhenti berbicara begitu aku menggenggam penisnya dari luar.

Benar. Dugaanku sangat tepat. Penisnya besar.

“Kenapa Ayah?”

“Bisa tolong buatkan ... Em, ahh—yah. Maksud Ayah, secangkir teh?”

Toji menjenggut rambutku tetapi aku sudah keburu membuka risleting dan melahap penisnya yang besar dengan mulutku.

Ukurannya besar ... Jadi aku hanya sanggup melahap sebagian. Kepala penisnya manis. Sementara itu, aku menggesek bagian bawahku dengan pantofel milik Toji.

The Slave [Jujutsu Kaisen Dilf] 21+Where stories live. Discover now