Terdengar langkah mendekat kearah pintu. Pintu pun dibuka oleh salah satu santriwan.

" Eh Gus Agam, silahkan masuk," tutur si pria itu.

Gus Agam mengangguk lalu kemudian masuk. Sorak suara riuh dangdut sudah tidak ada karena melihat wajah dingin yang seakan mengintimidasi dari Gus Agam.

" Punten Gus. Ada apa? " tanya mas Iqbal.

Wajah Gus Agam menjadi kikuk. Dirinya bingung menjelaskan kepada teman-temannya itu. " Sa-saya."

" Ke-kenapa Gus?" tanya yang lain.

" Emm gimana cara bujuk cewe yang lagi ngambek?" tanya Gus Agam berusaha menjaga nada bicara nya, agar tidak kikuk.

Seketika ketegangan tadi hilang karena tawa riuh oleh semuanya. Tentu hal itu membuat Gus Agam kesal kepada santri nya. "Kenapa ketawa!"

Semua terdiam mematung mendengar suara amarah dari Gus Agam.

" Eh-engga Gus, maaf. Jadi ada masalah apa nih sama Ning Ziva?" kata mas Iqbal.

" Ziva emmm ngambek, susah bujuknya," keluh kesah Gus Agam.

" Sejak kapan?" tanya yang lain.

" Emmm kami mulai bertengkar sejak. Tadi, dan sekarang dia bakalan nginep di asrama," ujar Gus Agam dengan nada sedikit merana.

"Pfthh," Semua menahan tawa karena tak menyangka akan apa yang Gus Agam ucapkan, dan nada yang ia keluarkan.

" Kenapa ketawa lagi!!" kesal Gus Agam.

" Eh enggak. Itu Gus, aneh aja, " ucap yang lain.

" Iya Gus. Biasa Gus tuh kan anti cewe, eh sekali baru ditinggal beberapa jam dan dikabari mau nginep aja udah kek nyawa nya ilang," kekeh mas Iqbal.

" Ball !!!"  kesal Gus Agam.

" Okeh okehh. Masalahnya apa?" tanya mas Iqbal dengan serius.

" Kalian semua janji ga akan cerita kesiapa pun. Termasuk umi," tekan Gus Agam yang dibalas anggukan oleh semua yang ada diruangan.

Gus agam menarik nafasnya untuk aba-aba bercerita. "Jadi kan Rui datang buat mengantar kan undangan.
Dia datang ke ruangan pribadi saya untuk menemui anaknya yang dititipkan kesaya. Jujur awalnya saya nolak, tapi anaknya nangis."

" Nah disana pas sekali Ziva saya suruh datang ke kantor saya, namun disitu Rui itu kesandung dan menarik tubuh saya . Alhasil saya tak sengaja memeluk tubuh Rui. Nah kejadian itu lah Ziva liat dan marah besar, akhirnya mendiamkan saya, " sambung Gus Agam dengan bercerita penuh kesedihan yang mendalam.

Sedangkan yang mendengar sudah menahan tawa karenamendengar nada bicara Gus Agam yang sangat berbeda dari biasanya.

Biasanya Gus Agam akan tegas dan berwibawa, kini setelah bersama ziva menjadi alay dan lebay.

"Okehhh," ucap mas Iqbal seraya menahan tawa.

" Jadi saya harus gimana? " ujar Gus Agam

" Bujukk Gus."

" Yaaa itu. Pakai apa, kalau saya tau ga kesini sayaaaaaa hisss," geram Gus Agam.

istri mungil nya Gus Agam Donde viven las historias. Descúbrelo ahora