Flashback

Siapa sih Jihan, kok dia nyempil diantara mereka berlima? Apakah dia pick me?

Jangan sembarangan ya! Dia bukan pick me girl. Atau apalah kalian menyebutnya.

Jihan adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang berasal dari Indonesia. Dia tinggal di Jepang bersama ayahnya, yang bekerja sebagai diplomat di kedutaan besar Indonesia. Dia baru pindah ke Jepang ya saat baru SMA ini.

'Bismillah, lancarkanlah ya Allah...' Batin Jihan.

"Halo semuanya, perkenalkan. Aku Jihan. Aku berasal dari Indonesia. Salam kenal semuanya."

Jihan menyukai skateboard sejak kecil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jihan menyukai skateboard sejak kecil. Dia menganggap skateboard sebagai cara untuk mengekspresikan diri dan bersenang-senang. Dia juga menganggap skateboard sebagai cara untuk menjalin persahabatan dan kebersamaan.

Namun, di Jepang, Jihan tidak mendapatkan perlakuan yang baik dari orang-orang sekitarnya. Karena dia memakai hijab, banyak yang mencaci dan membullynya. Mereka menganggap dia sebagai orang asing yang aneh dan tidak cocok. Mereka juga menganggap dia sebagai orang yang kuno dan kaku.

Jihan merasa sedih dan kesepian. Dia tidak punya teman yang mau menerima dan mengerti dia. Dia juga tidak punya teman yang mau bermain skateboard bersama dia. Dia punya ayahnya, yang selalu memberinya dukungan dan kasih sayang. Dia juga punya Allah SWT, yang selalu memberinya rahmat.

"Tidak apa ya Allah. Hamba tidak memperdulikan cacian, hinaan dan penilaian dari manusia. Yang hamba pedulikan, hanyalah penilaian dari-Mu ya Allah..." Tutur Jihan.

Suatu hari, Jihan sedang bermain skateboard di taman. Dia sedang mencoba trik-trik baru yang dia pelajari dari internet. Dia sedang asyik dan senang dengan skateboardnya. Dia tidak peduli dengan pandangan dan bisikan orang-orang yang melihatnya.

Di tempat yang sama, Langa dan Reki juga sedang bermain skateboard. Mereka adalah sahabat karib yang sama-sama menyukai skateboard. Mereka sering berlatih dan bertanding bersama di arena rahasia yang disebut "S", tempat para skateboarder menunjukkan kemampuan dan gaya mereka. Mereka juga bersekolah di SMA yang sama dengan Jihan.

Langa dan Reki melihat Jihan yang sedang bermain skateboard di taman. Mereka merasa penasaran dan tertarik dengan skill Jihan. Mereka melihat Jihan begitu piawai dalam bermain skateboard. Mereka melihat Jihan melakukan trik-trik yang sulit dan keren. Mereka melihat Jihan bersinar dan bersemangat dengan skateboardnya.

'Dia benar-benar hebat. Itu kan trik yang susah!' Batin Reki dalam hati.

Langa dan Reki pun mendekati Jihan. Mereka memperkenalkan diri dan memuji Jihan. Mereka mengatakan bahwa Jihan sangat hebat dan keren dalam bermain skateboard.

"Benarkah kalian ingin berteman denganku?!"

Jihan merasa kaget dan senang dengan kedatangan Langa dan Reki. Dia merasa senang ada orang yang mau berbicara dan berteman dengan dia. Dia juga merasa senang ada orang yang mau menghargai dan memuji dia. Dia juga merasa senang ada orang yang mau bermain skateboard bersama dia.

"Tentu saja, ah kalau boleh tau, siapa namamu?" Tanya Langa.

"Namaku Jihan! Aku dari Indonesia. Kalau tidak tahu Indonesia dimana, mungkin kamu tahu Bali? Bali itu di Indonesia. Salam kenal! Omong-omong, kalian pun sungguh hebat dalam bermain skateboard!"

Jihan pun membalas perkenalan dan pujian dari Langa dan Reki. Dia mengatakan bahwa Langa dan Reki juga sangat hebat dan keren dalam bermain skateboard.

Langa, Reki, dan Jihan pun merasa nyaman dan akrab satu sama lain. Mereka pun bermain skateboard bersama di taman. Mereka saling menunjukkan dan mengajari trik-trik skateboard mereka. Mereka juga saling bercerita dan bercanda tentang hal-hal yang mereka sukai. Mereka menikmati waktu bersama-sama dengan penuh keceriaan dan keakraban.

Langa, Reki, dan Jihan pun menjadi sahabat. Mereka sering bermain skateboard bersama di taman. Mereka juga sering bermain skateboard bersama di "S". Mereka tidak peduli dengan perbedaan agama, budaya, atau negara mereka. Mereka hanya peduli dengan persahabatan, kebersamaan, dan skateboard mereka.

Awalnya, Langa dan Reki tidak sadar bahwa mereka satu sekolah dengan Jihan. Mereka baru sadar ketika mereka melihat Jihan di kelas yang sama dengan mereka. Mereka merasa heran dan senang. Mereka juga merasa malu dan minta maaf karena tidak mengenali Jihan sebelumnya.

"ASTAGA JIHAN! TERNYATA KITA SATU SEKOLAH!?"

"Iya Langa, Reki..."

Jihan merasa senang dan lega. Dia merasa senang bisa bersekolah bersama Langa dan Reki. Dia juga merasa lega bisa punya teman di sekolah. Dia juga merasa tidak apa-apa jika Langa dan Reki tidak mengenali dia sebelumnya. Dia mengerti bahwa itu karena dia memakai hijab, yang membuatnya berbeda dengan orang lain.

Langa dan Reki tahu bahwa Jihan dicaci maki karena ia memakai hijab. Mereka sering melihat dan mendengar orang-orang yang menghina dan mengganggu Jihan di sekolah. Mereka merasa sedih dan marah. Mereka tidak suka melihat Jihan yang disakiti dan dihina. Mereka juga tidak suka melihat orang-orang yang tidak menghormati dan tidak mengerti Jihan.

"Jihan, kenapa kamu diam saja ketika kamu dihina?! Mereka benar-benar keterlaluan telah menghinamu! Dicaci maki pula." Geram Reki.

"Aku bukannya tidak membalas Reki. Aku teringat kisah tentang Nabi SAW. Beliau pernah dicaci maki, dihina, dan bahkan dilemparkan kotoran unta. Tetapi Nabi tidak pernah membalasnya. Sudah sepantasnya kami seorang muslim meneladani sifat beliau. Ya meskipun, kesabaranku memang tidak setara dengan nabi Muhammad SAW. Alias belum sampai tahap itu. Reki, Langa. Tuhanku yaitu Allah tidak pernah tidur. Ia mengetahui bagaimana kondisi hamba-Nya. Biarlah Allah yang membalas."

"Kau sungguh memiliki kesabaran yang luar biasa, Jihan." Tutur Reki

"Sudah jarang orang yang memiliki kesabaran sepertimu." Tutur Langa.

Langa dan Reki pun selalu membela dan melindungi Jihan. Mereka selalu menegur dan menantang orang-orang yang mencaci dan membully Jihan.

Mereka selalu memberi semangat dan dukungan kepada Jihan. Mereka selalu menemani dan menghibur Jihan. Mereka selalu mengatakan bahwa Jihan adalah teman dan sahabat mereka. Mereka selalu mengatakan bahwa Jihan adalah orang yang baik dan berharga.

"Mereka matanya katarak atau bagaimana ya, masa mereka berani menghina Jihan sebegitunya." Tutur Reki.

"Iya, padahal menurutku Jihan cantik dengan memakai kain yang menutupi kepalanya. Itu membuatnya lebih terjaga." Tutur Langa

Jihan merasa sangat terharu dan bahagia dengan perlakuan Langa dan Reki. Dia merasa sangat beruntung dan bersyukur memiliki sahabat seperti Langa dan Reki. Meskipun mereka berdua memang bukan mahramnya. Biar begitu, Insya Allah Jihan tetap menjaga batasan berinteraksi dengan lawan jenis. Tapi mereka berdua baik. Disaat orang-orang mencaci maki Jihan, tapi Langa dan Reki justru membelanya.

Jihan, Langa, dan Reki pun menjadi sahabat yang tidak terpisahkan. Mereka selalu bersama dan bahagia. Mereka selalu bermain skateboard dan bersenang-senang. Mereka selalu bersekolah dan belajar bersama. Mereka selalu saling mendukung dan mengerti. 

Flashback off

Flashback off

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


TBC

Don't Fight With Your Bestie Until More Than 3 Days (SK8 The Infinity)Where stories live. Discover now