06. Rumor Tidak Menyenangkan

24 4 0
                                    

Jangankan tidur di negara yang berbeda, tidur di rumah orang lain saja sudah membuat perempuan itu gelisah. Tidurnya tidak nyenyak, beberapa kali dirinya terbangun karena gelisah. Saat itu, jam menunjukkan pukul enam pagi. Dengan mata terpejam karena masih sedikit mengantuk, Rhea pergi menuju dapur.

Rencananya, hari itu Rhea akan pergi ke sebuah kafe dekat apartemen mereka untuk mengikuti weekly meeting bersama timnya di Indonesia dan juga meeting dengan penulis. Kemungkinan besar untuk weekly meeting akan berlangsung cukup lama karena Ruben gagal mendapatkan kerja sama penulis yang sangat diinginkan Okta.

"Ya Tuhan!" pekik Kayla saat melihat Rhea tertidur di depan kulkas dengan pintu terbuka. "Eonni, masuklah ke kamar." Kayla mengambil minum dengan hati-hati, takut mengganggu Rhea.

Perempuan itu melirik jam di dinding. Jika tidak ada halangan, tiga jam lagi weekly meeting akan dimulai. "Kau baru selesai olahraga?" tanya Rhea setelah menyadari keberadaan Kayla, lengkap dengan pakaian olahraga dan tubuh penuh keringat.

Kayla mengangguk. "Hari ini ada audisi online untuk iklan pakaian olahraga dari brand favoritku. Doakan aku supaya berhasil."

"Kau sudah sarapan?"

Kayla menggeleng. "Aku harus menjaga bentuk tubuhku. Mungkin setelah audisi, aku akan makan siang."

"Jangan menyakiti diri sendiri. Kalau lapar, langsung makan saja. Setidaknya, isi perutmu dengan sesuatu," ucap Rhea sebelum bergegas ke kamar mandi.

Ponsel perempuan itu berdering saat dirinya tengah merapikan pakaian di depan cermin. Panggilan dari Indonesia, siapa lagi kalau bukan atasannya? Okta bilang kalau weekly meeting diundur setelah jam makan siang karena dirinya ada meeting dadakan dengan investor. Setelah mendapatkan informasi itu, Rhea langsung menghubungi si penulis menanyakan apakah meeting mereka bisa dimajukan.

Syukurlah karena si penulis tidak keberatan dengan perubahan waktu meeting. Tidak banyak yang dibahas antara Rhea dan si penulis, perempuan itu memutuskan untuk melakukan zoom meeting di apartemen, baru dia akan pergi ke kafe saat weekly meeting akan dimulai. Dia butuh tempat yang sunyi untuk berdiskusi nantinya.

Perubahan waktu yang tiba-tiba juga membuat Rhea mengubah tujuannya. Perempuan itu memutuskan untuk naik bus menuju daerah Gangnam, ada salah satu kafe yang direkomendasikan banyak vlogger di YouTube. Adalah Upper and Under Café, salah satu must visit café saat berkunjung ke Seoul.

Upper and Under Café juga direkomendasikan oleh orang lokal. Sangat cocok untuk bekerja santai seperti Rhea karena suasana dan tempatnya yang nyaman. Beruntunglah, hari itu tidak terlalu ramai. Bahkan, jumlah pengunjung bisa dihitung dengan jari.

Aroma kayu manis yang kuat memenuhi rongga hidung Rhea saat perempuan itu masuk ke dalam kafe. Ada banyak kue dengan penampilan menggoda yang sukses membuat perempuan itu lapar mata. Namun, sebelum itu, Rhea meletakkan tas laptopnya di bagian paling sudut kafe, posisinya strategis dan cocok untuk seorang introvert seperti dirinya.

Pilihan Rhea jatuh pada raspberry cream pound dan mint chocolate. Satu hal menarik tentang Korea adalah hampir semua kafenya menyediakan Wifi, cocok untuk siapa pun yang ingin bekerja atau belajar dari kafe.

"Jadi, si Akbar itu maunya dapet royalti dua puluh persen. Sedangkan, kita baru bisa kasih royalti ke penulis cuma sepuluh persen, sesuai standar royalti pada umumnya," jelas Ruben mengenai alasan mengapa dia gagal mendapatkan kerja sama dengan Akbar.

"Gila, ya, tuh orang! Penulis yang punya nama aja royaltinya paling gede lima belas persen." Rhea menggerutu setelah menyeruput mint chocolate-nya. "Kenapa juga, sih, lu ngebet banget buat narik Akbar ke ONE Publishing?" Rhea melempar pertanyaan ke Okta.

The Lucky Fans (FF LEE JUN HO)Where stories live. Discover now