01 - Lukisan yang di coret

Začít od začátku
                                    

"Jadi, kau putranya tuan Wei?".

Wei Wuxian mengangguk sekilas, menjawab pertanyaan dari pria tua berjenggot panjang di hadapannya.

Pria tua itu mengangguk-anggukkan kepalanya sembari membaca formulir yang berisi data diri pemuda di hadapannya.

"Kau bisa mulai sekolah besok, hari ini beristirahatlah". Ujar pria tua itu yang merupakan kepala sekolah di sana.

"Apa kau sudah tahu letak asramanya?". Tanyanya kemudian.

"Sudah, aku melihat denah tadi". Jawab Wei Wuxian.

"Baiklah kalau begitu, maaf tidak bisa mengantarkan mu. Mintalah kunci asrama kepada kepala asrama di sana".

"Tidak masalah pak, kalau begitu saya permisi".

"Mn, semoga betah".

Wei Wuxian kemudian keluar dari ruangan kepala sekolah. Sebenarnya sang ayah dan kepala sekolah adalah teman lama. Itulah alasan lainnya kenapa ia dimasukkan ke sekolah ini alih-alih sekolah lain yang peraturannya tidak seketat di sini.

Pemuda itu menyusui lorong dengan tenang.

Ia menahan sesuatu sedari tadi. Itu adalah telinganya yang berdengung sakit karena mendengar bisikan-bisikan yang sangat menggangu.

Wei Wuxian mengerang. Seketika bisikan-bisikan itu menghilang dan hening di telinganya. Ia mendengus, kenapa para makhluk itu harus diperlakukan kasar dulu baru tahu diri?

Bisikan-bisikan tadi adalah mereka yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata dan beterbangan di sekitar Wei Wuxian. Terus membuka suaranya membicarakan betapa menariknya aura si pemuda berhoodie merah itu yang terlihat lezat bagi mereka.

Langkah kaki Wei Wuxian terhenti di depan sebuah dinding yang penuh dengan lukisan. Dinding itu besar dan indah, ada sebuah pohon besar di sana. Di pohon itu terdapat lukisan wajah lengkap dengan nama si pemilik di setiap cabang-cabangnya.

"Sepertinya ini silsilah keluarga". Gumam Wei Wuxian.

Semua orang yang ada di sana bermarga Lan, dan rupa mereka sangat rupawan.

Namun ada sesuatu yang ganjil, dahi Wei Wuxian berkerut karenanya. Salah satu dari sekian banyak nama yang tertera di pohon itu, hanya ada satu lukisan yang tidak memperlihatkan bagaimana rupa si pemilik nama.

Wajahnya dicoret.

"Lan Wangji". Ucap Wei Wuxian ketika membaca nama milik si wajah tercoret itu.

Dilihat dari silsilahnya, Lan Wangji adalah putra kedua dari kepala keluarga Lan tiga ratus tahun silam yang bergelar Qiheng-Jun. Wajah ayah, ibu dan kakaknya terlihat. Mereka semua berparas elok layaknya bangsawan.

"Kenapa orang ini wajahnya di coret?". Gumam Wei Wuxian bingung, ia bertanya entah kepada siapa.

"Apa jangan-jangan ia buruk rupa sampai mereka mencoret wajahnya?". Gumamnya lagi.

Tiba-tiba udara di sana terasa sangat dingin. Seperti ada angin kencang yang berhembus satu arah seolah melewati dirinya yang terpaku di depan dinding di lorong yang temaram itu.

Langit mendung dan gelap di siang hari.

Tidak mau ambil pusing, Wei Wuxian kembali melangkahkan kakinya menuju asrama. Ia lelah, hendak mengistirahatkan dirinya sebelum memulai hidup sebagai anak asrama.

 Ia lelah, hendak mengistirahatkan dirinya sebelum memulai hidup sebagai anak asrama

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Ini kunci kamar mu nak". Sahut kepala asrama sembari menyerahkan sebuah kunci berwarna kuning kepada Wei Wuxian.

"Terimakasih". Ucap Wei Wuxian.

"Sama-sama, selamat beristirahat". Kepala asrama itu sembari tersenyum, Wei Wuxian mengangguk dan balas tersenyum tipis kemudian melenggang pergi.

Sepeninggal Wei Wuxian, raut wajah kepala asrama berubah. Tidak ada sedikitpun senyuman di sana, wajahnya datar tidak terbaca dan pandangannya dingin.

CTAAARR!!!











.
.
.

TBC

Selamat datang kembali guys!!

Kali ini ceritanya horor masih dengan pair WangXian. Draftnya sudah ada sejak 19 Januari, dan baru ku publish sekarang.

Semoga kalian suka ya, jangan lupa tinggalkan jejak seperti biasa supaya aku tetap semangat buat nulisnya.

谢谢大家。

王桥万-Ong Keow Ban, 2024.

Handsome Ghost [WangXian] ENDKde žijí příběhy. Začni objevovat