#1

588 34 3
                                    

PROLOG

"Bukankah ini jahat sekali! Kenapa hanya aku yang dihukum!" teriakan Yeonjun menggema di seluruh ruangan, membuat seorang yang sedang duduk di dekatnya terkejut dan turun dari tempat duduknya. Dengan marah, orang tersebut mendekati Yeonjun dan memukul pipinya dengan sangat keras.

"Kau sebagai anak tertua yang akan menanggung dosa adik-adikmu!" ucapnya tegas, sambil mencakar lengan kiri Yeonjun hingga vampire itu kesakitan.

Cairan berwarna biru mulai menetes cukup banyak dari luka tersebut, membuat Yeonjun merasa lemah. Akhirnya, vampire itu pingsan, tak sadarkan diri.

Perlahan-lahan, tubuh Yeonjun berubah menjadi seekor rubah, mengundang kejutan dan langkah mundur dari adik-adiknya. Mereka tercengang melihat perubahan itu dan tidak bisa menyembunyikan rasa takjub mereka.

"Ini adalah hukuman bagi kalian yang melanggar peraturan," ujar lelaki itu dengan suara tegas dan penuh otoritas. Ekspresinya serius, memperlihatkan keputusan yang tak bisa ditawar.

Dalam keadaan yang tak terduga ini, Soobin dipanggil dengan suara lantang. "Soobin! Buang binatang ini!" Perintah itu terdengar jelas dan tidak bisa ditolak. Soobin merasa hatinya berdesir, namun ia tahu ia harus melaksanakan perintah tersebut. Ia mendekati kakaknya yang telah berubah menjadi rubah dengan hati-hati.

Dengan gerakan perlahan, Soobin mengangkat tubuh rubah kecil yang terlihat rapuh dan tak berdaya. Ia merasakan getaran lemah dari tubuh rubah saat ia memeluknya dengan penuh kasih sayang. Meskipun ia tahu bahwa ini adalah hukuman, tetapi melihat kakaknya dalam wujud yang rentan membuat hati Soobin terasa hancur.

Soobin membawa rubah kecil itu menjauh dari tempat itu, berjalan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan rasa sakit pada makhluk kecil yang terperangkap dalam hukuman ini. Ia merasakan kehangatan tubuh rubah yang terus terasa di dekapannya, seolah memberikan sedikit kenyamanan pada makhluk itu di tengah keadaan yang sulit.

Agak lama setelah mereka menjauh dari tempat itu, Soobin menemukan sebuah air terjun yang indah. Ia berhenti sejenak, menatap rubah yang ia peluk erat di dekapannya. Air terjun itu terlihat kuat dan deras, seperti simbol kehidupan yang terus berjalan.

Dengan hati berat, Soobin melepaskan pelukan pada rubah malang itu. Air mata mengalir di pipinya saat ia merasakan kehilangan yang mendalam. Namun, ia tahu bahwa ini adalah pilihan terbaik untuk kakaknya yang tak berdaya. Dengan lembut, Soobin melemparkan tubuh rubah kecil itu ke dalam air terjun.

Derasnya arus air terjun segera membawa tubuh rubah kecil yang tak berdaya itu menjauh. Soobin menatap dengan penuh kesedihan saat rubah itu terus hanyut, semakin jauh dari pandangannya. Hati Soobin terasa berat, karena ia tahu bahwa keputusannya untuk membuang rubah itu adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri hukuman kakaknya.

___________


#Soon

THE FOX ✓Where stories live. Discover now