Ch 4 - New Neighbour

881 84 2
                                    

Song for this chapter;

- The Heart Wants What It Wants ~ Selena Gomez.

Happy reading. :)x.

*****

Sinar matahari menyeruakkan ke mata ku yang terlelap membuat aku harus membuka mata ku
dan mengakhiri mimpi ku.

Dengan setengah sadar, aku pun bangun dengan keadaan malas untuk duduk atau berdiri. Aku sadar sekarang baru jam tujuh pagi. Sial, mengapa aku terbangun jam 7?

Keparat.

"Candy turunlah, Mom menyuruh mu untuk sarapan di bawah." Teriak Matt sambil mengetuk ngetuk pintu ku. Oh great, bisa kah tidak ada yang mengganggu ku?

Dengan malas pun aku menjawab, "Ya ya ya." Jawab ku dengan suara parau.

"Cepat!" Perintah nya. Sebenarnya, yang lebih tua itu dia atau aku sih?! Mengapa dia yang mengatur?!

"Baiklah bawel!"

*

"Can, sehabis sarapan Mom ingin kau mengantarkan kue ini ke tentangga sebelah kita yang baru." Ujar Mom sambil mengeluarkan tempat kue.

Astaga, mengapa harus aku? Apa Mom sedang membuat kegiatan per-jodohan seperti tempo lalu? Ugh, omong omong soal perjodohan tempo lalu itu sangat menjijikan. Aku tidak ingin membahasnya lagi.

"Ya ya ya, what ever. Mana kue nya? Aku sudah selesai makan," Cibir ku dengan malas.

Mom terkekeh, "Mengapa kau terlihat sangat semangat?" Semangat katanya? Gila.

"Whatevs, Mom. Aku pergi dulu."

.

"Permisi, apa ini rumah Austin?" Tanya ku sopan pada seorang anak kecil yang sedang membawa boneka kecil yang lucu.

Anak kecil itu mengangguk, "Iya. Ada apa kay kesini?" Tanya nya sewot. Lah? Kecil kecil mengapa seperti ini.

"Aku hanya ingin mengantarkan ini," Ucap ku malas sambil menunjukkan kue buatan Mom.

Dia tampak memikir mikir terlebih dahulu layak nya profesor saja, "Yasudah masuk saja. Nanti aku panggilkan Dad." Kata nya dengan agak tidak ikhlas.

Aku pun tersenyum palsu dan masuk. "Duduk saja di situ, oke? Aku akan panggilkan," Ucap nya sambil berlari kedalam.

Tiba tiba aku mendengar lagi suara dentaman kaki yang berlari, "Hey kau! Dad sedang tidak ada di rumah, bagaimana jika aku panggilkan kakak ku saja?" Tawarnya dengan galak. Sial.

Aku mengangguk, "Terserah, yang penting kue ini ada di tangan pemilik rumah ini," Sarkas ku.

Dia memutar kedua bola mata nya, cih.

"Oh, ya? Kau si-Aethel!?" Pekik pria dengan suara yang familiar di telinga ku. Louis!? Jadi...dia yang memiliki rumah baru ini?! Berarti aku tetanggaan dengan nya? Gila.

"Louis!?" Kaget ku. Louis mengangguk dan tersenyum lebar, "Sedang apa kau di rumah baru ku?"

"Ugh... I-ini Mom ku membuat kue untuk Dad mu." Kata ku dengan gugup. Kok aku jadi gugup begini sih!?

Dia menerima kue itu dan tersenyum, "Sampaikan salam untuk Mom mu ya! Tunggu aku masukkan ini ke dapur dulu," Aku
mengangguk dan Louis langsung berjalan kedalam.

Tak lama kemudian muncul lah Louis dengan pakaian rapi, seperti nya dia ganti baju?

"Habis ini kau kemana?" Tanya Louis sambil duduk di sebelah ku. "Pulang dari rumah mu," Jawab ku. Dia terkekeh, "Maksud nya, kau tidak keluar untuk jalan jalan atau?" Tanya nya.

Aku menggeleng, "Tidak," Louis langsung menatap ku dengan serius sambil tersenyum kecil dan aku hanya bisa menarik kedua sudut bibir ku kebawah agar tidak senyum senyum sendiri. "Kau cantik," Ujar Louis membuat perut ku merasakan banyak sensasi seperti terbang ke langit ketujuh.

"Hah? Bella cantik?" Kata ku refleks, duh kok aku jadi telat mikir begini ya?

Louis tertawa, "Bukan Bella tapi kau," Ucap Louis seketika membuat ku blushing. Sialan.

"Em, bagaimana kalau kita jalan jalan ke taman? Aku bosan di rumah! Phoebe dan Daisy tidak ada di rumah, hanya ada Felicite disini." Tutur Louis.

"Jadi yang tadi itu...Felicite?" Ucap ku mengalihkan pembicaraan. Louis mengangguk, "Ya, dia sangat angkuh," Aku hanya membentukkan mulut ku menjadi 'O'

"Jadi?"

"Jadi apa?" Tanya ku bingung.

"Jalan jalan sambil menunggu Phoebe dan Daisy pulang. Karena hari ini aku harus menjemput mereka, kau ikut ya?" Sembur Louis sambil menunjukkan puppy face nya.

Aku hanya mengangguk sekilas lalu membuang muka karena aku blushing dan aku mendengar Louis bergumam 'yes' dengan pelan tapi masih bisa untuk aku dengarkan.

...

"Lou, kok aku tidak pernah melihat Mom mu?" Tanya ku sambil duduk dan di ikuti Louis di bangku taman. Louis hanya menatap lurus dengan datar lalu menghadap ku, "Mom ku sudah tidak ada," Jawab nya sambil tersenyum.

Oh? Sial, "M-Maafkan aku Lou, aku tidak bermaksud." Jawab ku hanya di tanggapin seulas senyuman oleh Louis.

"Dad ku juga, dia meninggalkan Mom saat dia mengandung Adik ku. Aku sangat membenci nya, Dad selingkuh dengan wanita jalang dan meninggalkan Mom. Aku masih kecil saat itu. Jadi aku tidak mengerti apa apa, Lou." Jelas ku tanpa menatap Louis. Sangat menderita sekali bukan masa lalu ku?

"I feel you, Aethel. I feel you," Ujar nya sambil membawa ku ke dalam dekapan nya. Sial, mengapa dia membuat ku menjadi tambah buruk dengan memanggil ku dengan sebutan 'Aethel'.

Aku menangis sejadi jadi nya karena setelah mendengar kabar Dad menikah dengan jalan simpanan Dad, Dad kecelakaan. Betapa sedihnya.

Tapi di sisi lain, aku merasakan sensasi kupu-kupu berterbangan di dalam perut ku.

"I knew Aethel, don't cry because it's hurts me when i hear you crying," Cibir Louis membuat aku diam. Benarkah?

"Kurasa ini waktu nya untuk menjemput Phoebe dan Daisy!" Pekik Louis dengan semangat.

***

"Benarkah ini jam pulang mereka, Lou? Bagaimana jika bukan?" Tanya ku dengan bingung, Louis bilang sekarang waktu nya Phoebe dan Daisy pulang sekolah. Namun, tidak ada satu pun anak anak yang keluar.

Apa Louis tidak salah? "Lou kau yakin?"

"Sump--Nah itu mereka!" Seru Louis sambil menunjuk kedua anak kecil perempuan yang di kepan berlari ke arah Louis.

"Hai adik adik kecil!" Sapa Louis pada Phoebe dan Daisy yang berhenti tepat di hadapan Louis. Louis berjongkong agar bisa menyamakan tinggi nya dengan mereka. Aku tersenyum, "Lihat Lou! Itu Candy! Hai Candy!" Ucap Phoebe dengan menghampiri ku dan memeluk ku.

Aku memeluk nya balik, "Hai twins!" Kata ku sambil mencubit pipi Phoebe dan Daisy pelan.

"Hei Candy! Mata mu bengkak! Kau habisa nangis ya? Louis kau apa kan dia?!" Pekik Daisy sambil menunjuk mata ku.

"Shushhhh, tidak tadi ini kelilipan." Dustaku sambil melirik ke arah Louis dan memberi nya wink.

"Ayo kita pulang Phoebe! Daisy!" Ajak Louis.

"Yuk! Can, nanti kau main bersama kami ya? Aku punya permainan yang asik! Nanti kau juga main ya, boo bear?" Seru Daisy semangat.

"Anything for you, love." Kata ku sambil menggenggam tangan Phoebe dan Daisy erat.

***********

A/N : ini cheesy af ew, gue stuck banget sumpah. gatau mau nulis apa lagi. semoga lu pada gak kapok dah ya baca ff gue:") gue masih amatir soal nya.

Brother • l.tDonde viven las historias. Descúbrelo ahora