ANA UHIBBUKI FILLAH

Mulai dari awal
                                    

" Pamalik belakangin suami, azab membelakangi suami ketika tidur katanya mayatnya ga bakal di liat orang, karena dibelakan ngin," candaan Gus agam.

" Apa sih mas, ga lucu," kesal Ziva seraya  memutar badannya untuk tidur terlentang.

" Ihhh kok marah, bener loh," kekeh Gus Agam.

"Tidur mas udah malem!!"

" Kamu betah banget ya tidur pakai hijab?" akui Gus Agam. Ziva tidak pernah melepas hijab nya walaupun sedang berada di kamar sang suami, bahkan saat tidur.

" Emm panas sih."

" Kalau gitu lepas aja,"  mendengar perkataan Gus Agam membuat Ziva terkejut dan membalikan tubuhnya menghadap sang suami.

" Dosa, kan rambut aurat," seru Ziva seraya mengerutkan dahinya.

" Ya Ziva, rambut merupakan suatu aurat bagi wanita. Namun berbeda jika kamu menunjukannya dengan saya?"

" Lah. Mas Agam kan cowo,  jadi ga bisa dong. Kecuali mas Agam cewek!!"

Decakan kesal Gus Agam saat mendengar perkataan Ziva. Dirinya me wajari jika sang istri tak memahami apa yang dia maksud.

Gus Agam lekas duduk di tepi ranjang memperhatikan Ziva yang berbaring menghadapnya.

" Ga seperti itu loh Humairaku, jadi begini. Memang benar, rambut merupakan aurat seorang wanita. Apabila seorang wanita memasuki masa baligh, dan dia memperlihatkan auratnya ke yang bukan mahram. Maka hukumnya haram, dan dapat dosa," jelas Gus Agam.

" Terkecuali wanita itu sudah menikah. Dia boleh memperlihatkan rambutnya pada sang suami. Karena sudah mahramnya," sambungnya.

" Apah," Ziva terbangun dari baringnya, memposisikan dirinya duduk dihadapan sang suami.

" Iya."

" Bener?"

" Ya zawjati.  Saya tak ada niat tan untuk berbohong kepada mu," serius Gus Agam.

" Nah kalau begitu, Ziva boleh lepas hijab?" tanya nya dengan alis terangkat satu.

" Boleh, kalau begitu mau saya bantu hm?" tawar Gus Agam.

" Bo~boleh,"

Senyum tipis terpancar diwajah dingin milik Gus Agam. Ziva mendekat kearah Gus Agam untuk mempermudah membantunya melepas hijabnya.

Dengan perlahan tangan kekar Gus Agam melepas hijab segi tiga itu. Waktu terasa begitu lambat saat mereka melakukan itu.

Saat hijab itu benar-benar sudah terlepas dari Ziva. Gus Agam tidak bisa mengalihkan pandangan nya dari istrinya itu.

Gluuk.

Gus Agam benar-benar dibuat terbuai oleh Ziva.  " Ehem. Ikat rambut sama jepit nya boleh lepas?"

Ziva hanya menjawab pertanyaan Gus Agam dengan menggangguk pelan saja.

Setelah mendapatkan perizinan. Dengan perlahan Gus Agam melepas ikat rambut dan penjepit poni Ziva.

Rambut yang sebatas bahu itu tergerai dengan indahnya. Serta poni yang begitu menggemaskan menutupi kening Ziva.

'Mata nya , rambutnya , pipi nya , bibirnya semuanya. Aku menyukai semuanya' batin Gus Agam.

istri mungil nya Gus Agam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang