"Aku tau momma, maaf."

"Sudahlah, kalian berdua cepat lah bergegas."

Kedua nya naik ke atas kereta kuda yang memang sengaja disiapkan untuk pesta rakyat menyambut Raja dan Ratu baru kali ini.

"Tersenyumlah Ratu." Goda Giordan padahal dia sendiri lah penyebab turun nya mood Levanya.

"Andai bukan karena rakyat aku ingin turun saja, aku tidak mau satu kereta dengan mu."

Jio tertawa lepas, menjahili Levanya sampai ia merajuk adalah kesenangan tersendiri bagi Jio.

Kedua nya berkeliling kota sampai di titik pemberhentian terakhir kembali di depan pintu kerajaan.

Levanya pergi meninggalkan Jio terlebih dahulu, jangan lupakan tatapan sinis nya sebelum melenggang jauh.

"Yang mulia, dimana Levanya?"

"Paman, ratu sudah pergi terlebih dulu."

"Hhh anak itu, bagaimana bisa dia meninggalkan yang mulia sendiri."

"Tidak apa paman, lagipula aku lah yang membuat nya kesal."

Mark menghela nafas, hubungan raja dan ratu ini memang cukup unik, dekat selalu berdebat, jauh akan saling mencari dan peduli.

"Anda ada kegiatan lagi yang mulia?"

"Tidak paman, aku hanya akan berjalan jalan di sekitar istana."

Langkah tak pasti Giordan membawa nya kembali ke depan figura kedua orang tua nya.

"Ayah, Ibu, aku sudah menikah."

....

Levanya menjalani hari hari nya dengan baik, dia memang sudah sangat biasa dengan kehidupan kerajaan.
Satu satu nya hal yang sulit disini, iyalah mengontrol emosi nya agar tidak meneriaki sang raja yang kerap kali menggoda dan menjahili nya.

"Ratu hari ini kita jadi pergi kan?"

"Tentu yang mulia. Saya sudah siap."

Giordan mengangguk, kini setiap akhir pekan Jio dan Levanya memiliki kebiasaan baru pergi ke sebuah pantai pribadi aset kerajaan.

.....

"Ayah pergi ya Pangeran, ayah titip istana sebentar. Tolong jadi pemimpin yang baik."

Giordan mengangguk entah berapa kali ayah nya mengatakan itu. Padahal hanya akan pergi seminggu seperti akan menitipkan lama saja.

"Ibu ku dimana ayah?"

"Di penthouse, sedang minum teh."

"Aku ingin kesana ya ayah."

"Baiklah ayah ikut."

Mereka bergegas menemui sang ratu yang kini duduk anggun dengan secangkir teh bunga krisan ditangan nya.

"Selamat sore Ratuku boleh kami bergabung?"

Nana tampak terkejut melihat Jeno dan Jio datang. Pasal nya keduanya lebih suka menghabiskan waktu bersama dokumen dibanding bersantai dengan nya.

"Tentu yang mulia, silahkan duduk. Pangeran mahkota juga."

Layak nya keluarga biasa mereka menghabiskan waktu untuk menceritakan banyak hal.

"Ayah, bukan kah kalian sudah akan berangkat?"

"Oh ya, ratu ku deon bilang semua barang sudah dimasukkan ke dalam jet pribadi kita. Kita bisa berangkat setelah siap."

"Baiklah."

Sementara sang ratu memeluk anak nya terlebih dahulu.

"Ibu hanya pergi satu minggu. Jangan lupa makan dengan baik ya nak? Ibu akan menghubungi mu sesering mungkin. Mengerti?"

"Aku bukan anak kecil lagi ibu."

"Ayah pergi ya. Sampai jumpa satu minggu lagi," sang ayah juga memeluknya.

 Sampai jumpa satu minggu lagi," sang ayah juga memeluknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

....

Giordan menatap nanar laut didepan nya, andai ia tau itu adalah pelukan terakhir orang tua nya, tak akan ia biarkan mereka pergi.

Namun kini Giordan sadar, apapun caranya untuk menahan takdir tetaplah harus berjalan.
Kejam memang, tetapi mengingat kedua nya pergi bersama cukup membuat Giordan lega.

Ayah dan ibu nya itu sungguh saling membutuhkan satu sama lain. Takdir mereka begitu indah hingga pergi pun mereka memilih bersama.

Jika diingat kembali masa masa itu adalah hal tersulit untuk Giordan. Rasanya seluruh nyawa nya seperti ikut terbawa pergi. Beberapa minggu ia hidup layak nya mayat.
Namun lagi lagi negri dan rakyat nya tak boleh menderita. Mereka juga menangis kehilangan raja dan ratu yang sangat mereka kasihi.

Maka demi Sang Ayah dan Sang ibu Giordan bangkit, mengambil tahta, menjadi seorang pemimpin yang mengusahakan hal terbaik untuk Rakyat nya.

Giordan letakkan satu bouquet bunga di tepi pantai tersebut. Sebab ia tak tau harus mencari jasad mereka dimana. Tapi yang Giordan yakin Ayah dan ibu nya sudah terbang tinggi ke tempat yang paling indah.

"Aku merindukan mu Ibu, apa ayah menjaga mu dengan baik disana? Tolong tetap bahagia."

END

Our Little PrinceWhere stories live. Discover now