"Kenapa mukamu begitu?" kekeh Xiang. "Aku menunggu jawabanmu, lho, walaupun tadi kamu sempat bilang pasti akan pergi kalau aku mengajak."

Orang ini gila. Apa dia tidak tahu seberapa mirip ajakannya dengan kencan? Apa benar cuma aku yang pernah menerima ajakan ini darinya? Feng Xiang!

Namun, Xiang butuh jawaban gamblang segera. Jalan-jalan ke Sanfang Qixiang merupakan salah satu keinginan Ling sejak merintis karier modeling dan melakukannya bersama Xiang merupakan penyempurnaan dari mimpi itu. Kalau mengutip perkataannya sendiri beberapa menit lalu, 'bodoh sekali kalau kesempatan ini dilewatkan'.

"Aku mau," jawab Ling lirih. Mingmei pasti akan tertawa kalau melihat sikap malu-malu yang menyalahi karakternya ini, tetapi gadis manapun dapat berubah jinak ketika sedang jatuh cinta. "Aku mau ... tapi bagaimana dengan ayah-ibumu? Kamu harus lebih banyak menghabiskan waktu dengan mereka kalau memang cuma punya waktu kurang dari dua hari. Bagaimana pula dengan Feng Tian?"

"Mereka akan ikut jalan-jalan, tentu saja. Sekadar informasi, kami juga belum pernah ke Sanfang Qixiang, jadi ini merupakan pengalaman pertama kami jalan-jalan sebagai keluarga; ditambah kamu akan semakin lengkap.

"Ini ... juga pertama kali aku mengajak seorang teman bersamaku." Xiang mengusap tengkuk dengan rikuh. "Sejak menjadi duta Kevin Huo, aku tidak pernah lagi bepergian untuk urusan selain bisnis, jadi aku juga menantikannya, liburan singkat bersama sahabatku."

Xiang bergeser mendekat dengan tatapan memohon dan Ling pikir dadanya akan meledak karena itu. Betapa menggemaskan seperti seekor anak anjing!

"Jadi, maukah?" tanya Xiang lagi. Ling menelan ludah.

"I-Iya ...."

"Apa? Tidak kedengaran."

"Iya." Ling mengeraskan suaranya. "Iya! Aku mau! Aku sangat mau! Kita akan liburan sampai puas, belanja dan mengambil banyak foto! Sangat banyak sampai album foto keluargamu penuh lagi! Sudah, dong, Feng Xiang, jangan menggodaiku terus begini!!!"

Kontan wajah Xiang menjadi cerah, kontras dengan Ling yang menutup muka karena malu berat.

"Benar kau mau? Syukurlah! Bagian mana dari Sanfang Qixiang yang ingin kaukunjungi? Coba kita lihat—ah, jalan-jalannya cantik sekali untuk latar foto! Mereka juga punya toko kerajinan lak, rumah teh, museum seni—"

Mengambil gelas minumannya yang tak sepanas sebelumnya, Ling membiarkan Xiang sibuk sendiri dengan ponselnya, mengoceh ngalor-ngidul tentang rencana perjalanan yang berantakan, berusaha menjejalkan banyak lokasi wisata dalam sekali jalan. Meskipun kacau, Ling tahu Xiang mencoba menyenangkannya sebagai 'tuan rumah'.

"Tidak usah bingung-bingung cari tempat wisata lain. Kita hanya perlu pergi ke Sanfang Qixiang." Memotong ocehan Xiang, Ling menyembunyikan senyum dengan menunduk dan menyeruput tehnya. "Aku tidak perlu pergi ke banyak tempat buat bersenang-senang. Kita pergi bersama saja sudah cukup menyenangkan, kok."

Hening. Beberapa saat dalam keheningan itu menyadarkan Ling bahwa ia telah mengakhiri kalimat dengan cara yang ambigu. Buru-buru ia menoleh dan meralat panik, "M-Maksudku, aku senang pergi ke mana pun asal bersama teman! Teman! Tolong jangan salah paham!"

Xiang menatap Ling dengan tatapan yang sulit diartikan dan Ling rasanya ingin mengubur diri saja.

"Ya, sebagai teman," ulang Xiang lambat-lambat sebelum seulas senyum tipis terkembang di wajahnya. Pipinya merona. "Mulai sekarang, ada baiknya kita pergi jalan-jalan lebih sering ... sebagai sahabat."

Kurang ajar tidak, sih, batin Ling saat menghirup minumannya dengan bunyi yang keras, kalau aku berharap bisa jalan-jalan sama Feng Xiang sebagai lebih dari teman?

Kevin Huo's ProposalOnde histórias criam vida. Descubra agora