48

721 8 1
                                    

Telefon berdering, dia dengan malas mencapai telefon itu.

"Karl, malam nanti jangan lupa pulang rumah papa. Tolong tengokkan rumah papa, papa dengan mummy kamu pergi melancong."
Kata suara itu,

"Ye pa . Nanti Karl pergi sana "
Jawabnya.

" Oh ya! Sara tak pulang malam ni, katanya tidur rumah kawan. "
Kata papa nya lagi.

"Ye ye tahu."
Jawabnya malas.

Panggilan telefon dimatikan disitu. Dia bangun dari katilnya, melangkah menuju ke bilik mandi membersihkan diri.

-----------------------------------------------------------

Dia masuk ke rumah agam itu, ruangannya gelap, menandakan tiada orang di rumah itu. Suis lampu ditekan, cahaya menerangi seluruh ruang itu. Dia memandang gambar kahwin papanya bersama ibu tirinya itu, papanya terlihat bahagia sekali waktu itu sekian lama dia menyendiri kerana ditinggalkan oleh arwah mamanya. Dia memandang ke kiri, terdapat potrait adik tirinya, si gadis yang berusia 25 tahun itu.  Dia tersenyum, tidak menyangka kalau sekarang dia sudah menjadi seorang abang. Dia naik ke atas, masuk ke bilik yang memang disediakan khas untuk dirinya jika dia bermalam di rumah itu.

Dia menuju ke bilik adik tirinya, dibuka perlahan pintu itu. Dia terpaku, melihat sekujur tubuh yang tanpa pakaian itu. Nafsunya mulai membuak, dia menutup pintu. Pakaiannya ditanggalkan. Dia perlahan menghampiri tubuh itu sambil mengurut batangnya. Dia naik ke atas katil itu, diusapnya rambut si gadis. Dia menyinggahkan ciuman di leher adiknya, tangannya mulai meramas gunung adiknya, lidah dijelurkan, dia menghisap gunung itu seperti bayi yang kehausan.

"Emphhh..."
Desahan didengari, dia menghentikan tindakannya, gadis itu terbangun.

"Abangg...."
Dia mengusap pipi gadis itu,

"Shhh... "
Perlahan bibir mereka bersatu.

Bibir Karl sudah merayap ke leher Sara. Dia mengerjakan leher itu sehingga merah, kemudian dia beralih ke gunung kanan Sara, dia menghisapnya dengan rakus.

"Emphhh.... Abannggg... Mphh..."
Dia berhenti, wajah adiknya itu dipandangnya, bibir dikucup. Dia turun ke bawah, lidahnya mulai bekerja di pussy adiknya.

"Emphhhh....yessss...abanngggg....ahhh..."
Dengan cepat Sara mencapai klimaksnya, Karl masih menjilat pussynya, sesekali jarinya dimasukkan ke dalam pussy itu. Sara hanya mampu mengetap bibirnya menahan nikmat.

"Ahhhh...yessss hmmphhhhh...."
Dia mencapai klimaksnya lagi. Karl bangun, dengan posisi berlutut, batangnya disuakan ke pussy Sara, perlahan -lahan dia menujahnya ke dalam. Sara mengetap bibirnya, tangan menarik cadar katilnya,

"Ohhh...."
Desah Karl. Dia mulai mendayung batangnya, sesekali dia mengucup bibir Sara.

"Ahhhh....mphhhh mphhhh...mphhh..."
Desah Sara. Beberapa minit dengan posisi itu, Sara mencapai klimaksnya.

"Ermphhhhh.....abangggg...yessssss...yesss..."
Desahnya. Karl mengeluarkan batangnya, dia meminta Sara membelakanginya, dia lalu menusuk batangnya,

"Emphhhh...."
Keringat membasahi tubuh mereka walaupun penghawa dingin di bilik Sara dibuka.

"Ahhhh ....mphhhhh.... shshhhhhmmphhh..."

Sara tercunggap - cunggap. Belum sempat dia mengatur nafasnya, Karl memintanya untuk baring secara miring, kemudian Karl memasukkan batangnya dari belakang. Karl mengangkat kaki kanan Sara,

Bapp! Bapp! Bapp!

"Ahhhh....abanggggg...mphhhhhh....shhhhhh "
Sara mengetap bibirnya,

Karl bangun, dia melentangkan Sara, batangnya dimasukkan, dengan laju dia mendayung,

"Ohhhh...ahhhh... yesss Saraaaaa mmmhhhh..."
Desahnya,

"Ahhhh ....ahhhh ahhhh...mmmhh..."
Desah Sara, dia sudah mencapai klimaksnya, Karl masih mendayung batangnya tanpa memberikan peluang untuk Sara mengatur nafasnya, dia mengetap bibirnya,

"Ohhhh...ahhhh..mmmphhhh yesss...."
Karl mencapai puncaknya, berdas-das air maninya ditembak di dalam pussy Sara. Dia mengucup bibir Sara. Masing-masing mengatur nafas.

Karl mengeluarkan batangnya, kelihatan cecair air maninya bercampur dengan sedikit darah dara Sara. Karl mengusap rambut Sara, dia mengucup dahi adik tirinya itu,

"Abang minta maaf Sara, abang tak dapat tahan..."
Katanya, Sara mengelus wajah Karl,

"Takpa abang, Sara puas. "
Jawabnya, Karl lalu mengucup bibir Sara, dia baring di sebelah adiknya, mereka berdua terlena.

Cerpen 2.0Where stories live. Discover now