Chapter 4

78 7 0
                                    


Hari ini, aku menerima kabar dari Mae bahwa pada akhir bulan ini, para penduduk di sekitar Gang rumahku akan mengadakan tur dua hari satu malam ke Rong Pae di Kanchanaburi. Biasanya setiap bulan para tetangga akan mengumpulkan uang iuran untuk kepentingan lingkungan. Dan apabila ada sisa anggaran, mereka akan mengadakan tur, satu atau dua kali setahun. Entahlah, aku tidak yakin. Tetapi aku selalu membantu mereka untuk mengatur rencana tur. Tur kali ini, hanya terbatas untuk lima puluh orang, dan Mae adalah salah satu dari mereka. Selain itu, Bibi Pim, Bibi Yong, orang tua P'Yacht juga termasuk dalam daftar.

Nah, kalau begitu P'Yacht ada di rumah sendirian!

"Mae, apa keluarga P'Yacht ikut?

"Ini acara tahun dan perjalanan gratis. Siapa yang tidak ikut? Lalu apa kau akan pergi dengan Mae kali ini?"

"Sepertinya tidak, Mae, pergi saja. Tian akan menjaga rumah. Lalu ... apa P'Yacht, akan pergi dengan Bibi Pim dan Paman Yong juga?"

"Yacht? Mae tidak yakin. Biasanya, dia tidak pernah pergi juga."

Dulu, ketika Mae aku melakukan tur seperti ini, aku tidak terlalu peduli tentang siapa yang akan ikut dari keluarga P'Yacht. Tapi kali ini tidak sama. Ada tidaknya P'Yacht, itu mempengaruhiku. Karena ini adalah kesempatan untuk mencetak gol dan kesempatan untuk lebih mendekati dan berteman dengannya tanpa adanya orang dewasa.

Dua hari... cukup bagus...

Sepanjang hari ini, aku membantu Mae berjualan seperti biasanya. Para pelanggan hilir mudik silih berganti. Hanya pria tampanku yang belum aku lihat hari ini karena dia pulang kuliah sangat malam. Tadi, paman Yong datang untuk membeli daging, dan aku diam-diam menanyakan tentang anaknya. Paman mengatakan bahwa P'Yacth beberapa hari ini pergi ke kampus lebih pagi dan baru akan kembali pada sore atau malam hari. Biasanya kalau P'Yacth pulang kuliah sore hari, aku tidak perlu menunggu selama ini karena biasanya aku pulang sekolah jam 3.30 sore. Jadi ketika aku pulang, tidak lama P'Yacth pun akan lewat di depan rumah.

Tapi saat libur semester seperti saat ini, waktu terasa berlalu sangat lambat sehingga aku harus menunggu lebih lama dari biasanya.

"Tian, tolong ambilkan sedikit daging babi cincang." Teriak seorang bibi.

Jadi aku mengalihkan pandangan dari depan gang dan tersenyum pada bibi itu sebelum meraup daging babi cincang ke dalam kantung dan mengangkatnya untuk ditimbang sesuai dengan pesanan.

"Apa yang akan Bibi buat dengan ini?"

"Basil Goreng dengan Daging Babi Giling untuk makan malam Aku tidak tahu lagi harus memasak apa?"

"Bolehkah aku menambahkan tiga lapis bacon sekitar setengah pound? Siapa tahu bibi mau membuat bacon goreng. Bibi bisa merendamnya menggunakan kecap ikan lalu di goreng kering. Tian pastikan rasanya enak sekali."

"Haha. Kau sangat pandai menjual sesuatu. Bibi mengambil ini saja. Ini uangnya sudah Bibi disiapkan dengan pas. Jadi lain kali saja."

"Tidak apa-apa. Terima kasih banyak." Aku menyerahkan daging babi dan menerima uang pembayarannya.

Begitu BIbi itu berbalik dan meninggalkan toko, senyuman di wajahku pun mulai memudar. Sebenarnya, aku adalah anak yang banyak bicara. Banyak orang bilang aku pandai berjualan. Yah, mungkin itu benar seperti yang mereka katakan.

"Tian, apa kau sudah memutuskan bagaimana kau akan belajar bahasa Inggris?"

"Oh, Tian akan mencoba menghubungi P'Win, dia senior di sekolah. Sekarang sedang kuliah tahun ketiga. Dia juga seorang tutor bahasa Inggris. Tian melihatnya mengumumkan bahwa dia membuka private untuk belajar bahasa Inggris di laman Facebooknya. Tian akan coba menghubungi dan bertanya padanya. Seharusnya biayanya tidak mahal."

KNOCK OUT ENGINEERINGWhere stories live. Discover now