04. Di Balik Pintu

21 4 0
                                    

12 September 2023

Sampai menjelang keberangkatannya ke Korea, Rhea masih tidak percaya kalau dalam beberapa jam lagi, dia bisa bertemu dengan idolanya. Berhubung di Korea sedang musim gugur, Rhea memakai pakaian yang cukup nyaman. Perempuan itu belum pernah merasakan bagaimana suasana musim gugur, tapi dari artikel yang dia baca, biasanya udara di musim gugur sudah mulai dingin. Jadi, dia memutuskan memakai kemeja putih yang dipadukan dengan vest warna cokelat, celana jeans panjang, dan juga sneakers.

"Hai!" Rhea melambaikan tangan saat melihat Elisa dan Tia sudah menunggunya. Karena mereka datang mendekati waktu keberangkatan, mereka langsung masuk ke dalam gate penerbangan ketika Rhea sudah menghampiri mereka berdua.

Penerbangan dari Jakarta ke Seoul membutuhkan waktu kurang lebih tujuh jam. Mereka berangkat dari Jakarta jam setengah dua belas malam, perkiraan mereka tiba di Bandara Incheon sekitar jam sembilan pagi. Tidak banyak aktivitas yang bisa Rhea lakukan selama penerbangan berlangsung, hanya saja jantungnya terus berdebar tidak karuan karena sebentar lagi dia akan bertemu Super Junior secara langsung, di depan mata, tanpa ada layar yang membatasi.

"Pasti deg-degan, ya?" tanya Tia yang duduk di tengah-tengah Rhea dan Elisa, sedangkan si Hottest baru lulus itu sudah tertidur nyenyak dengan bantal leher Winnie the Pooh­-nya.

Rhea mengangguk sambil tersenyum, kembali melihat pemandangan malam dari balik jendela. Rhea bersyukur karena Elisa dan Tia sangat baik kepadanya. Perempuan itu juga bersyukur karena dia bukan satu-satunya lucky fans dari Indonesia.

Tujuh jam enam belas menit kemudian...

Akhirnya, Rhea bisa menghirup udara yang sama dengan Super Junior. Meski begitu, Tia meminta Rhea dan Elisa untuk buru-buru karena sebelum syuting dimulai, akan ada briefing dari tim The Lucky Fans. Mereka bertiga langsung mengambil barang-barang mereka, lalu Tia membimbing Rhea dan Elisa menuju satu sudut bandara, di mana beberapa orang sudah berkumpul di sana.

Tidak lama kemudian, datang seorang perempuan cantik dengan gaya pakaian yang begitu fashionable. Setelah Rhea perhatikan, rata-rata orang Korea memang ahli dalam mix and match pakaian mereka, meski mereka bukan artis atau idol. Sejak detik itu, Rhea bertekad harus belajar dari gaya berpakaian mereka.

"Annyeong haseo, yeorobun. Jeoneun Hyeon Sang Hee imnida, bangapseumnida." Perempuan cantik itu membungkuk setelah memperkenalkan diri dengan ramah.

Rhea dan Elisa berdiri berdampingan dengan empat lucky fans yang lain. Satu dari Korea Selatan, satu dari Jepang, dan dua dari Kanada. Karena baru pertama kali bertemu, tidak banyak yang bisa mereka bicarakan. Mungkin setelah menghabiskan waktu bersama-sama, mereka akan semakin dekat. Lagi pula, waktu satu bulan bukan waktu yang sebentar untuk memulai hubungan pertemanan.

"Di sini, saya bertindak sebagai penanggung jawab kalian selama program berlangsung. Jangan ragu untuk bertanya, karena bagaimanapun kita akan menjadi keluarga selama satu bulan ke depan," ucap Sang Hee. Senyumnya yang manis dengan wajah tanpa pori-pori membuat Rhea yang notabene-nya sesama perempuan merasa iri dibuatnya.

Sang Hee pun mulai menjelaskan detail untuk syuting episode pertama. Ya, mereka akan langsung syuting setelah melewati pintu yang ditunjuk oleh Sang Hee. "Anggota Super Junior dan anggota 2PM akan menjemput kalian sekitar jam sepuluh atau jam sebelas, dan ini menjadi awal syuting untuk episode pertama. Tenang saja, episode pertama hanya untuk perkenalan. Jadi, jangan gugup," jelas Sang Hee.

Perempuan cantik itu kembali menjelaskan apa saja yang akan mereka lakukan untuk syuting episode pertama. Skema acaranya tidak terlalu banyak, anggota Super Junior dan 2PM akan menjemput mereka, lalu dilanjutkan dengan makan malam bersama. Episode pertama tidak terlalu padat mengingat 2PM baru saja menggelar konser bertajuk It's 2PM dua hari lalu.

Salah satu staf memberi Sang Hee sebuah kotak yang terdapat enam bola di dalamnya. Mereka diminta untuk mengambil bola tersebut secara bergantian dan Rhea mendapatkan bola dengan angka enam dibaliknya. "Kalian akan keluar dari pintu itu berurutan sesuai dengan angka yang kalian dapatkan. Jadi, mari kita bekerja sama dan kalian boleh bersiap."

"Kamsahamnida!" ucap mereka bersamaan setelah Sang Hee membungkuk dan pergi menghilang dari balik pintu. Rhea mendapatkan bola dengan angka enam, yang berarti dia akan keluar terakhir.

Mengambil sebuah pouch dari dalam kopernya, Rhea izin ke Tia untuk pergi ke toilet. Dia harus memakai kontak lensa karena bagaimanapun, wajahnya akan terpampang di layar. Oh, tentu saja dia harus tampil cantik! Ya, meski wajahnya tidak secantik lucky fans yang lain. Bahkan, salah satu di antara mereka merupakan seorang model.

Rhea mengedipkan mata setelah kontak lensa sebelah kanan berhasil terpasang. Perempuan itu menyeka air yang menetes dari matanya dan memulaskan sedikit liptint. Diambilnya parfum berwarna merah muda dari dalam pouch dan menyemprotkannya di titik tertentu.

"Jeogiyo!"

Perempuan itu menoleh ke salah satu bilik yang tertutup rapat. Tidak ada siapa pun di sana, Rhea memutuskan untuk mendekati bilik itu.

"Jeogiyo! Sarami isseoyo?"

"Ne," jawab Rhea dengan bahasa Korea yang belum terlalu lancar.

"Ah, ada orang, ya? Maaf, apa kau punya tampon?" pinta seseorang dari dalam.

"Ada, tunggu sebentar." Rhea mengambil pouch-nya yang tergeletak di wastafel, mengambil sesuatu dan memberikannya kepada perempuan di dalam bilik dari atas pintu.

"Gomawoyo. Aku tidak tahu siapa kau, tapi jika bertemu lagi lain kali, kuharap kita bisa jadi teman baik. Sekali lagi terima kasih!"

Rhea tersenyum mendengarnya. Dia merasa orang Korea tidak kalah ramah dengan orang Indonesia. "Ya Tuhan!" Perempuan itu buru-buru keluar dari toilet setelah melihat jam di tangannya.

Selagi yang lain bersiap, staf The Lucky Fans memberi mereka sandwich dan americano untuk sarapan. "Kak, aku enggak bisa minum kopi. Bisa dituker sama air putih enggak?" tanya Rhea pada Tia.

"Oh, sebentar." Tia mengambil americano milik Rhea dan berjalan menghampiri staf yang membagikan makanan. Beruntunglah mereka punya minuman lain dan staf yang membagikan makanan tadi menghampiri Sang Hee dan Hwang PD sambil melirik Rhea. Lalu, Sang Hee menghampiri Rhea yang sedang menikmati sandwich-nya.

"Rhea-ssi­, kau tidak bisa minum kopi?" tanyanya.

"Ne. Saya tidak terbiasa minum kopi dan ketika dipaksakan minum akan membuat perut saya sakit."

"Jangan terlalu formal, panggil saja aku Eonni. Kurasa usiaku jauh lebih tua dibandingkan dirimu." Sang Hee tertawa sebelum melanjutkan obrolan yang tertunda, "Baiklah, terima kasih sudah memberi kami informasi penting. Bagaimanapun, kami ingin membuat kalian merasa nyaman di sini." Sang Hee menepuk bahu Rhea sebelum kembali ke tempatnya.

Tak lama setelah persiapan mereka selesai, para staf mulai sibuk mencari posisinya masing-masing. Tia bilang kalau Super Junior dan 2PM sudah datang dan syuting akan segera dimulai.

Lagu Hands Up milik 2PM menggema dan Yoo Kyung Mi, Hottest asal Korea yang mendapatkan urutan pertama mulai bersiap. Mereka masuk secara bergantian hingga tibalah giliran Rhea untuk masuk. Perempuan itu mengembuskan napas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Satu hal yang sangat ingin Rhea lakukan saat itu adalah dia ingin buang air besar. Itulah kebiasaan buruknya ketika sedang berdebar, perutnya terasa mulas, dan keinginan untuk buang air besar pun tak terbendung.

The Lucky Fans (FF LEE JUN HO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang