26. Makan Malam

Mulai dari awal
                                    

"Tidak mau cipokan dulu?"

"Hah? Gila apa lo?" jawab Albiu sambil mendorong Vegas dengan lebih keras.

"Hehe, bercanda saja. Sampai jumpa besok, sayang," kata Vegas sambil melangkah masuk ke mobilnya sambil tetap tersenyum.

Albiu hanya bisa menggelengkan kepala sambil melihat Vegas pergi. Setelah mobil itu meninggalkan halaman rumahnya, Albiu kembali ke dalam rumah, seperti yang ia bayangkan, keadaan ruang tamu begitu sepi setelah kepergian Vegas.

"Hanya bersandiwara menjadi keluarga harmonis itu sangat bazhingan," setelah itu Albiu memasuki kamarnya dengan rasa sedikit kecewa.

Dalam kesendirian kamarnya, Albiu merenung sejenak sebelum akhirnya mengambil ponselnya. Ia memutuskan untuk menelepon Vegas,

["Halo sayang?"]

"Apakah masih dijalan?"

["Ada apa dengan suara kamu?"]

"Memang kenapa?"

["Albiu! Apakah terjadi sesuatu ketika aku pulang?"]

Albiu mencoba menyembunyikan perasaannya dan menjawab dengan santai, "Tidak, tidak ada apa-apa. Hanya merasa lelah setelah hari yang panjang."

Vegas merasakan ada sesuatu yang tidak biasa, tetapi memilih untuk tidak mendalami.

["Baiklah, istirahatlah dengan baik. Sampai jumpa besok, sayang."]

Tut tut tut

Albiu membanting tubuhnya diatas kasur, mengingat momen dimana keluarga yang telah rusak bersandiwara layaknya keluarga harmonis tanpa adanya kelecetan sedikitpun tadi.

"Bisa-bisanya, setelah kepergian Vegas mereka juga pergi," monolog Albiu memejamkan matanya sejenak untuk memendam rasa sakit yang sesungguhnya.

Setelah beberapa menit kemudian, ia kembali membuka mata dan melihat kearah jam yang berada diujung dinding kamarnya.

"Sudah lebih 20 menit, mungkin Pak Vegas sudah tiba dirumah," kata Albiu, membuka layar ponselnya, memutuskan untuk menelfon Vegas lagi, ia ingin memastikan bahwa Vegas sudah sampai di rumah dengan selamat.

Setelah beberapa kali berdering, telepon itu akhirnya diangkat.

["Halo, Albiu? Ada apa lagi?"]

"Pas diperjalanan nggak ada yang ganggu lo kan?"

Vegas tersenyum di seberang sana.

["Iya, sudah sampai dengan selamat. Tidak usah khawatir terlalu banyak, sayang."]

Albiu merasa lega mendengarnya. Namun, ia langsung membulatkan matanya, ketika ia menyadari kata-kata khawatir dari mulut Vegas.

"Gue nggak khawatirin Lo, gue cuma khawatir kalau mesin ATM gue Kenapa-napa!"

["Bukankah terlalu jahat jika kamu menganggap ku mesin ATM sayang?"]

"SSG dong."

["Apa itu?"]

"Suka suka gue," jawab Albiu.

["Kenapa nggak SSOC?"]

"Apa lagi itu?"

["Suka suka orang cantik"]

"Gue ganteng Pak," kata Albiu dengan wajah merahnya. Namun, saltingnya tertunda ketika ia mendengar bercikan air dari sebrang telfon, "eh lo lagi ada dimana Pak?"

["Kamar mandi, lebih tepatnya aku sedang mandi sayang."]

"Hah, terus ngapain lo ngangkat telfon gue?"

"Tidak papa, bukankah seru jika telfonan sambil mandi, dengan begitu aku bisa menggunakan suaramu untuk bahan coli."]

"Ternyata orang yang menunjukan sifat lembut pada pasanganya itu aslinya kaya gini yah, sange."

["Hahahah baru kali ini aku dianggap pasangan sama kamu sayang."]

"Lo terlalu fokus sama kata pasangan pak, sampe lupa gue nyebut lo sange."

["Yah bagaimana lagi, aku terlalu sange kalau dengar tentang kamu.]

"Pak sumpah

Drttt

"NGAPAIN VC SIH ANJING?"

["Sudah malam sayang, jangan teriak-teriak loh, sudah angkat saja!"]

Albiu mengangkat VC Vegas dengan wajah yang cukup meronah.

["Apa yang kamu bayangkan sampai wajahmu seperti itu sayang?"

Albiu langsung menoleh, menatap layar ponselnya. Ntah kenapa, Albiu sedikit kecewa ketika hanya wajah yang begitu besar dilayar ponselnya.

"Tidak ada," jawab Albiu.

["Aku membelikan kamu sesuatu sayang."]

"Hah, apa itu?" tanya Albiu.

Vegas memutar kamera, mengubah tampilan menjadi kamera belakang.

["Lihat, landaknya cantikan? Nanti besok kita harus membelikan pelampung untuknya."]

"Buat apa coba itu?" tanya Albiu heran.

["Buat nemenin kamu mandi, kamu kan nggak mau kalau aku temenin, jadi sebagai gantinya landak ini saja."]

"Yah ampun pak," kata Albiu cengengesan.

["Aku senang kamu tersenyum seperti itu."]

Albiu mengubah ekspresi, menatap Vegas dengan bingung,"kenapa lo baik banget ke gue?" tanya Albiu.

["Memang ada alasan lain, selain rasa suka?"]

"Lo udah tau kan apa jawaban gue?" timpal Albiu.

["Penolakan itu hal yang wajar untuk orang yang jelek. Tapi, karena aku merasa tampan, maka aku akan memberitahukan rasa sukaku kepadamu setiap hari, sampai kamu tidak menolakku lagi!"]

"Begitu pede ya, Pak. Tapi, terima kasih deh, landaknya lucu," ucap Albiu sambil tertawa.

["Jadi, besok aku boleh beliin pelampung?"]

"Hmm, boleh juga sih, asal jangan landak lagi," jawab Albiu sambil tersenyum.

["Nanti kita beli berdua yah sayang!"]

"Iya pak."

["Janji dulu."]

Vegas menunjukan jari kelingking, membuat Albiu tersenyum.

"Baiklah, mari kita beli bersama," kata Albiu menunjukan jari kelingkingnya kelayar ponselnya.

["Terimakasih."]

"Untuk?"

["Aku berterimakasih. Karena kamu membuatku sangat bahagia."]

"Hm."

["Apakah kita juga akan melakukan sleepcall, sepertinya aku akan susah tidur jika tidak mendengar suara mendengkurmu!"]

"Aku tidak mendegkur Pak," kata Albiu menunjukan ekspresi kesalnya, membuat Vegas merona.

["Tidak? Baguslah, karena aku memang suka dengan suaramu yang tidak mendengkur."]

Albiu mendengus, "Bukannya lo tadi bilang nggak bisa tidur tanpa mendengar suara dengkuran gue?"

["Haha, itu hanya lelucon sayang. Tapi, jika kamu mendengkur maka aku akan mengabadikan momen itu, momen dimana kamu mendengkur dengan merdu."]

"Serah lo anjing, gue tutup telfonya!"

["Lah tidak sleepcall?"]

"Ga!"

Tut Tut

Bersambung...

My Husband Is Police END [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang