🍭 15 ☁️

Depuis le début
                                    

tanpa ragu menggenggam tanganku, mengajakku jalan-jalan, mengajakku melakukan banyak hal. Semuanya Seonghwa lakukan tanpa sekali pun menatapku dengan takut. Aku senang, sangat senang, membuat rasa cinta di hatiku tumbuh semakin besar seiring kebersamaan denganmu.

Namun, di seperempat abad lebih umurku, baru pertama kali aku merasa seperti ini, dan Yeosang adalah korban yang selalu aku paksa untuk mendengarkan apa yang terjadi setiap hari, dan meminta pendapatnya.

Bahkan ada banyak sekali pertanyaan yang aku lontarkan padanya, Yeosang keren sekali ketika dapat menjawab semua pertanyaan dan memberiku banyak saran.

Namun, hanya pertanyaan ini yang tak dapat Yeosang jawab. Bagaimana jika Seonghwa tahu aku tak semanis itu? Bagaimana jika Seonghwa tahu aku adalah dominan, bukan submissive seperti yang ia harapkan? Bagaimana jika Seonghwa melihat ekspresiku yang menyeramkan?

Apa ia akan marah? Apa ia akan membenciku? Apa ia akan merasa telah dibohongi selama ini?" Hongjoong terdiam selama beberapa saat, kepalanya sedikit menengadah, menatap jauh birunya langit. "Wajah takutmu, masih teringat jelas dalam benakku, membuatku menyesali banyak hal, mungkin sebaiknya aku jujur sejak awal," ujarnya lebih lirih.

Lama menatap langit, Hongjoong memberanikan diri untuk menatap Seonghwa. "Maaf sudah membuatmu takut, Seonghwa. Terima kasih karena sudah bersedia menemuiku lagi, aku senang.

Semua yang aku lakukan denganmu, sangat menyenangkan, aku bahagia, untuk itu aku sangat berterima kasih. Aku pun tak akan marah jika Seonghwa memutuskan untuk tak lagi bertemu denganku setelah ini. Aku—"

"Hongjoong, aku juga mencintaimu!" potong Seonghwa, ah tidak, saking gugupnya kalimat yang terlontar lebih terdengar seperti membentak. Detik berikutnya, Seonghwa tertawa pelan. "A~aa~~" rengeknya, "padahal aku berharap dapat mengatakannya dengan lebih romantis, tapi malah jadi begini."

Terdiam sejenak, Seonghwa meremat jarinya untuk mengusir sedikit rasa gugup. "Hongjoong ... Hongjoong tak perlu minta maaf. Justru, akulah yang harus meminta maaf. Maaf karena aku salah paham, dan membuat semuanya menjadi runyam.

Aku juga ingin berterima kasih pada Hongjoong. Walau tahu aku salah paham, Hongjoong berusaha memperbaikinya dengan perlahan. Yeosang benar, Hongjoong. Jika Hongjoong langsung mengatakan yang sebenarnya sejak Hongjoong tahu.

Mungkin hubungan kita tak akan sejauh ini karena aku pasti menjauh karena malu. Ya, walau sekarang aku tetap malu, sangat malu, bisa-bisanya aku salah, tetapi ...

Mengetahui bahwa Hongjoong sangat menghargaiku, membuat rasa cintaku pada Hongjoong tak berkurang sedikit pun, walau aku merasa malu, tetapi hatiku tak bisa berbohong, aku tetap mencintai Hongjoong.

Bahkan, rasa cintaku semakin besar, aku mencintaimu, aku juga mencintaimu, Hongjoong. Aku berharap kita bisa tetap bersama untuk ke depannya.

Mungkin Yeosang benar, sejak awal, aku ditakdirkan menjadi submissive, terbukti dengan mengingat kembali apa yang telah kita lakukan. Bukan aku yang memberi Hongjoong banyak perhatian, tetapi Hongjoong lah yang selalu memperhatikan aku, membuatku merasa nyaman, dan ingin terus merasakannya.

Untuk itu, aku tak ingin mempermasalahkannya, aku ingin memperbaikinya, aku ingin melanjutkan apa yang sudah banyak kita lakukan. Dengan ini ... bolehkah aku menjadi egois?

Jika aku menjadi submissive Hongjoong, aku tak perlu berjuang dan berakting seperti dominan lagi, kan? Aku tak perlu berjuang mati-matian untuk menjadi lebih kuat lagi, kan? Aku ingin menjadi diriku yang apa adanya. Aku ... ingin selalu dimanjakan oleh Hongjoong, aku ingin selalu bersama dengan Hongjoong." Seonghwa kembali meremat jemarinya dengan gelisah. "Apa Hongjoong masih mau bersama orang yang banyak maunya seperti aku?"

Hongjoong terpaku akan pengakuan panjang Seonghwa, tapi tak ayal apa yang Seonghwa ucapkan membuat hatinya berbunga-bunga, kisah cintanya, tak berakhir di sini. "Tentu saja, Seonghwa. Kamu boleh selalu bermanja-manja denganku, kamu boleh meminta apa pun padaku. Aku mencintaimu, maukah kamu melanjutkan apa yang sudah kita mulai sebagai kekasihku, Seonghwa?"

Pipi seonghwa merona sempurna, walau disertai kesalahpahaman, ia senang hari ini akhirnya datang, dengan cepat ia mengangguk kecil. "Aku mau," jawabnya, netranya memanas, saking bahagianya ia tak bisa membendung air mata yang mengalir dengan lancangnya. "Hiks Hongjoong, aku mau."

Hongjoong tersenyum, dengan lembut membawa Seonghwa ke dalam pelukan, mendekapnya dengan hangat. "Sekarang kamu punya aku, Seonghwa. Kamu boleh bergantung padaku, mengadu padaku, bermanja padaku, meminta apa pun padaku, karena kamu orang yang spesial dalam hidupku. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Hongjoong, aku mencintaimu," balas Seonghwa, menenggelamkan wajah yang sangat merah pada bahu Hongjoong, dan mengeratkan pelukan.


"Seonghwa, ingat. Kamu itu laki-laki, kamu tidak lemah, untuk itu, Ibu ingin kamu belajar lebih dewasa dan mandiri, dapatkan sesuatu dengan usahamu sendiri. Ibu yakin kamu dapat melakukan apapun, kamu bisa mendapatkan apapun, karena kamu, anak laki-laki kebanggan Ibu, kamu lebih kuat dari yang kamu tahu.

Kamu tak boleh terlihat lemah, karena kamu laki-laki, tetapi ... jika suatu hari nanti kamu menemukan orang yang dapat menjadi tempatmu untuk bersandar, menerima semua kekurangan yang kamu miliki, bersedia melindungimu dengan setulus hati,

Maka, kamu boleh menunjukkan sisi lemahmu, kamu boleh bergantung padanya, kamu boleh berhenti berjuang, kamu boleh menunjukkan sisi yang sebelumnya selalu kamu sembunyikan, bermanja padanya, meminta banyak hal padanya, merengek padanya,

Kamu boleh melakukan semua itu jika menemukan orang yang tepat, Seonghwa. Maaf, Ibu tahu tak seharusnya Ibu memaksamu melakukan ini, tetapi Ibu tak ingin putra Ibu diremehkan.

Sebelum kamu menemukan orang yang tulus mencintaimu, Ibu tak mengizinkanmu bersikap lemah. Karena kamu laki-laki, kamu harus kuat. Ibu sangat menyayangimu, Seonghwa."


'Terima kasih banyak Ibu, kini, Seonghwa menemukan orang yang terasa seperti rumah, begitu hangat dan nyaman. Ia menghargai Seonghwa, ia dengan tulus menyayangi Seonghwa, cintanya untuk Seonghwa begitu besar.

Dengan sepenuh hati ia melindungi Seonghwa, tak marah ketika Seonghwa melakukan kesalahan, tak pernah memojokkan Seonghwa akan posisi. Seonghwa, menjadi orang yang sangat berharga baginya. Terima kasih untuk semuanya, Ibu. Seonghwa juga sangat menyayangi Ibu.'

Ini ... mungkin akan menjadi pernyataan cinta paling random dan tidak romantis, tapi jika keduanya bahagia, tak menjadi masalah, bukan?


Tamat

Eh

Tbc aja deh

:V

Ecieee yang dah resmi cieee peje dong peje.

Komenlah yang banyak pada isi cerita agar authan semangat update^^

ρʅσƚ ƚɯιʂƚ
Rabu, 13 Desember 2023
Authan—♥︎

Plot Twist - JoongHwaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant