Karena sakit Haechan terlalu terburu-buru melesatkan anak panahnya, dan membuat panahnya meleset serta tertancap dipinggir papan kayu.

"Akh...." lenguh Haechan kesakitan dan memegangi lengannya, para prajurit, Lucas serta Xioajun terlihat terkejut begitu pun dengan Mark.

"Kenapa Haechan, apa yang terjadi?" tanya Mark panik serta khawatir saat Haechan jatuh tertunduk dengan memegangi lengannya serta terlihat sangat kesakitan, Mark sungguh tidak tega dan rasanya ingin menangis.

"Tanganku sakit." keluh Haechan dengan menangis menahan kesakitan, para prajurit, Lucas dan Xioajun yang melihat juga terlihat terkejut serta bertanya-tanya mengapa Haechan bisa terlihat kesakitan seperti itu dan Mark langsung mengusap lembut tangannya yang masih terbalut lengan pakaiannya.

Setelah itu Mark membawa Haechan ke dalam pelukannya untuk menenangkannya dan Haechan yang masih menangis tersedu-sedu karena rasa sakitnya yang sangat berbeda dari biasanya.

"Dewi bulan maafkan dirinya, kumohon kurangi rasa sakitnya dia sudah banyak terluka beberapa hari yang lalu ini." batin Mark dengan berdoa dan tetap memeluk Haechan dalam pelukannya.

Lalu Mark memegang dadanya guna meredakan sakit di lengan Haechan dan berhasil omeganya sudah lebih tenang. "Sudah lebih baik, masih sakit, apa perlu aku membawamu ke ruang perawatan?"

Mendengar ruang perawatan wajah Haechan memucat seketika dan menghapus air matanya dengan kasar, hal itu membuat Mark terkekeh melihat wajah Haechan yang ketakutan. "Takut ketahuan ternyata, menggemaskan sekali omegaku."

Haechan menggelengkan kepalanya cepat, "Saya sudah lebih baik Yang Mulia, terima kasih maaf merepotkan anda."

"Kenapa berbicara formal lagi? Aku lebih suka kau berbicara seperti tadi yang santai dan seperti menganggapku seorang teman." ucap Mark dengan tersenyum lembut serta mengusap kepala Haechan, memainkan rambutnya dengan senyuman yang siapapun melihatnya akan terpesona termasuk Haechan yang seketika itu juga menundukkan kepalanya.

Para prajurit terlihat terkejut melihat putra mahkota yang selalu terlihat dingin bisa tersenyum dan romantis dengan seorang omega.

"Sungguh, sudah lebih baik?" tanya Mark dengan lembut dan Haechan menganggukkan kepalanya yakin.

Lalu Mark membantunya bangun dan menuntunnya untuk beristirahat, lalu menyuruh Xioajun untuk menyiapkan makanan dan minum.

Tapi Haechan menolak karena dia merasa baik-baik saja, dia juga tidak enak dengan pelayan milik Mark dan dia merasa jika bukan siapa-siapa Mark. "Aku baik-baik saja Yang Mulia...."

"Tidak kau kelelahan, aku akan menyuruh Xioajun untuk membawakan makanan dan minuman." potong Mark cepat, Haechan tidak bisa menolaknya lagi dan Xioajun mengangguk mengerti dan segera melaksanakan perintah tuannya.

Haechan diam tertunduk, dia bingung harus berbicara apa terlebih Mark terus menatap lengannya dan dia menggenggamnya dengan erat.

"Tanganmu masih sakit, ada yang terluka? Coba buka lengan bajumu aku ingin melihat lukamu." ucap Mark dengan menatap Haechan, bermaksud untuk menggodanya dan dia sangat tahu jika Haechan tidak akan mau menunjukkannya.

"Lengan tanganku sudah baik-baik saja Yang Mulia." ucap Haechan yang gugup serta takut.

Mark jadi semakin ingin menggodanya, "Sebenarnya kenapa tanganmu sakit, kemarin lalu kau terluka di bagian tangan, kenapa tidak bilang aku bisa mengobatinya?"

"Em... Jatuh Yang Mulia, ya jatuh kemarin lalu terkilir dan bengkak." bohong Haechan cepat.

"Benarkah? Lebih baik kita sekarang ke ruang perawatan, aku akan memanggil Doyoung Hyung untuk mengobatimu." Mark memasang raut khawatir pura-puranya dan Haechan semakin panik.

My Alpha is My PrinceWhere stories live. Discover now