•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕿𝖚𝖏𝖚𝖍*

1.9K 163 8
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕿𝖚𝖏𝖚𝖍*

𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Ariel terjatuh saat sudah sampai pada tujuannya. Memandang gundukan tanah yang sepertinya baru saja di umbarkan bunga tanda mengenang kepergiannya. Ariel menjatuhkan tubuhnya di samping kiri gundukan tanah tersebut.

Tangannya bergetar perlahan mengelus nisan yang bertuliskan,

ꋬ꒯ꌦꋬꋊ ꋪꋬꊰꋬꏂ꒒
ꉣ꒤꓄ꋪꋬ ꒯ꋬꋪ꒐
ꃳꋬꉣꋬꀘ ꃳꋪꋬ꓄ꋬ ꒯ꋬꋊ ꒐ꃳ꒤ ꒦꒐ꋪ꒯ꋬ

“Kak, Ariel gagal Kak, Ariel Gagal,” lirih Ariel yang saat itu juga air matanya menetes dari pelupuk matanya.

Bibirnya kelu, untuk berbicara mengenai apa yang terjadi tadi malam pada kakaknya ini. “Ariel gagal Kak.”

Kepalanya menunduk tidak tahan dengan sakit hati yang ia rasakan. Dirinya sudah berjanji menjaga Farel, tetapi sekarang lalai. Bahkan sampai membuahkan anak.

Dengan bahu bergetar dan gumaman lirih Ariel berucap, “Ariel gagal jaga amanah dari Kakak. Apa, nanti Mas Faric bakal ceraiin Ariel Kak?”

Meskipun Ariel terkadang bersikap semena-mena dengan Farel, tidak dipungkiri dalam hatinya tetap menjadikan Farel sebagai anaknya. Walaupun Farel sendiri, adalah anak dari Ady, kakaknya.

“Ariel bilang apa sama Mas Faric nanti Kak?”

“Areil A-Ariel.”

Tubuh Ariel masuk dalam pelukan seseorang secara tiba-tiba. Mengangkat wajahnya, ia melihat anaknya sedang menatapnya sendu.

“Ca-Calya.”

Calya mengangguk membenarkan panggilan ibunya. Tersenyum tipis dengan tangan mengelus bahu Ibunya yang masih sedikit bergetar. Beralih ke muka Ariel, dan mengusap air mata yang masih turun dengan deras.

“Bu, j-jangan kayak gini,” lirih Calya. Hati anak mana yang tidak teriris kala melihat Ibunya sendiri menangis seperti tidak ada semangat hidup.

Ariel menunduk tidak berani menatap mata tajam tetapi sendu yang dimiliki Calya.

“Calya tau perasaan Ibu. Tapi jangan gini ya? Kita ngomong sama-sama ke ayah nanti.”

Mendengar itu, Ariel mendongak menatap lagi wajah anaknya. Membelai dengan pelan seolah wajah Calya adalah barang yang rapuh jika disentuh.

Memejamkan matanya erat mengingat perkataan seseorang yang dulu pernah berbicara dengannya.

Jaga anakku Ariel. Aku mohon, hanya kau satu-satunya yang benar-benar manusia. Tidak seperti kami.

Cinde- (Haechan Harem) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang