23. Finally, You're Mine Violetta 🌑

Start from the beginning
                                    

Hening beberapa saat, pandangan Damian terlihat kosong, jujur mimpi tadi sungguh nyata baginya. Ia kemudian melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 2 dini hari.

"Aku sudah menahan ini sejak beberapa lama" Ucapnya. "Aku akan merebutnya dan menjadikan Violetta milikku seutuhnya" Seringai iblis terpatri di wajah tampannya.

"Bersiaplah, kelinci kecil ku" Damian tertawa cukup keras seperti orang kerasukan.

🌑Damian🌑

Di pagi hari di mansion Cessar.

"Aku tidak percaya, Chloe setega itu" Gumam Laurent sambil mengigit ibu jarinya, Kenzo dan Violetta yang melihat Ibu mereka bergumam akhirnya buka suara.

"Tidak perlu dipikirkan, semua sudah terjadi" Ujar Kenzo sambil melanjutkan kerjanya, oh ya mereka berada di ruang keluarga sekarang, dengan Violetta yang sibuk menonton TV dan Kenzo yang sibuk dengan IPadnya.

"Tapi, wanita itu sudah keterlaluan! " Marahnya.

"Shh.... Ibu tenang saja, semua akan baik-baik saja" Ujar Violetta sambil memeluk Ibunya berusaha menenangkannya dan di angguki Kenzo.

Laurent berusaha mengontrol emosinya, semenjak pulang dari acara semalam membuatnya tidak bisa berhenti berpikir apa lagi gadis seperti Bianca harus menanggung semua itu.

"Aku khawatir pada Bianca, bagaimana dengan keadaannya sekarang" Ucap Laurent, seketika Violetta teringat dengan sahabatnya.

"Ya, apa yang dibikin Bianca sekarang?" Batinnya.

"Em... Ibu, apa boleh aku pergi keluar sebentar"

"Mau kemana?" Bukan Laurent yang bertanya melainkan Kenzo.

"Aku mau pergi jalan-jalan sebentar, sekalian aku perlu beli bahan buat kerajinan busana ku nanti" Jelasnya, seketika Kenzo mengangguk mengerti.

"Hati-hati saat kau keluar" Ujarnya kembali melanjutkan pekerjaannya

Violetta kemudian berdiri dari duduknya mengambil sling-bag di kamarnya kemudian ia turun kembali dan keluar rumah.

🌑Damian🌑

Untuk kesekian kalinya Allen menghela nafasnya kasar.

"Kau sungguh tidak ingin menemui Ayahmu?" Tanya Allen memastikan.

Tidak ada jawaban Bianca lebih sibuk memandan kota luar jendela di temani segela susu coklat hangat di tangannya.

"Tidak" Jawabnya dengan wajah datar.

Lagi-lagi Allen menghela nafas, kemudian berujar. "Kalo ada apa-apa hubungi aku" Ujarnya kemudian keluar dari apartemen Bianca.

Sedangkan Bianca termenung di tempatnya, dalam lubuk hatinya ia ingin sekali menemui Ayahnya tapi atas sikap perbuatan semalam membuat tidak lagi berhubungan dengannya.

"Aku membenci sekaligus menyayangimu Ayah" Lirihnya.

🌑Damian🌑

"Akhirnya kebeli juga" Violetta baru saja keluar dari toko setelah membeli perlengkapan untuk merancang busananya nanti. Melangkahkan kakinya menyebrangi trotoar jalan, tetapi Violetta merasa janggal. Ia merasa seperti ada seseorang yang membuntuti-nya.

Saat akan berbalik tidak ada seorang pun yang mencurigakan kebanyakan orang yang lalu-lalang. Violetta kembali melanjutkan perjalanannya menuju mansion-nya. Oh ya, Violetta hanya berjalan kaki saja tidak menggunakan kendaraan atau sopir untuk minta diantar.

Tapi sebuah mobil hitam berhenti tepat di sampingnya, Violetta yang menyadari itu seketika mengerutkan keningnya bingung namun saat orang-orang berbaju hitam turun barulah Violetta membulatkan matanya dan bersiap untuk lari.

Namun Na'as nasib baik tidak berpihak dengannya segerombolan orang berbaju hitam itu langsung membekap mulutnya dengan kain yang sudah di beri obat tidur.

Mereka langsung saja memasukan Violetta ke dalam mobil.

"Tuan, semua sudah beres" Ujarnya pada orang di seberang sana.

"Baik, akan kami bawa dia kesana" Putusnya dan menyuruh temannya untuk masuk ke dalam mobil dan menjalankan menuju lokasi yang sudah di tunjukkan.

🌑Damian🌑

Damian memasuki ruangan yang minim cahaya, ia tersenyum bahagia. Akhirnya ia bisa leluasa melihat wajah gadisnya.

Disana terlihat Violetta yang masih terbaring di atas kasur.

Damian merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah suntikan, ia mendekatkan dirinya dan langsung memasuk jarum tajam itu ke salah satu lengan Violetta.

Seringai iblis terpatri di wajahnya. Ia menatap gadisnya dengan teduh sesekali ia mengusap lembut wajahnya. "Sebentar lagi kau akan menjadi Milikku" Lirihyan bahagia.

Merasa terusik Violetta membuka matanya, rasa sakit langsung menghantam kepalanya. "Eunghhh..." Violetta berusaha bangun sambil memegang kepalanya.

"Di... Dimana kau" Lirihnya mengedarkan pandangannya, Damian yang melihat gadisnya sudah bangun tersenyum lembut.

"Selamat pagi, Letta ku"

Deg

Violetta membalikkan kepalanya dan dapat ia lihat wajah Damian yang sedang tersenyum kepadanya mungkin sebagian orang yang melihatnya itu senyum yang dapat membuat wanita tersipu malu tapi bagi Violetta senyuman itu sangat mengerikan.

"Kau.... Kenapa kau disini" Seketika Violetta beringsut mundur, rasa takut menjalar di sekujur tubuhnya membuatnya tidak berani melawan.

"Kenapa? Ini kamar ku, jadi aku berhak berada disini" Ujarnya yang masih sama dengan senyum khasnya.

"Kau----" Tiba-tiba saja Violetta merasa panas di sekujur tubuhnya, ia merabah bagian belakang lehernya.

"Panas..."gumamnya yang semakin merasa panas, Damian yang melihat gelagat gadisnya tersenyum puas.

"Tidak sia-sia aku memberikannya obat perangsang" Batinnya.

"Panas... Ahh" Violetta merasa panas di sekujur tubuhnya, ia kemudian beralih menatap Damian yang nampak biasa saja.

"Kau.... Apa yang kau lakukan... Ah...."

"Aku... Hanya memasukkan obat perangsang saja" Jawabnya enteng.

Violetta tidak dapat lagi menggertak, bahkan sekedar membalas ucapan pria itu sungguh tidak bisa ia lakukan.

Damian tersenyum miring, ia perlahan membuka bajunya hingga memperlihatkan bentuk tubuhnya.

"Ini waktunya. Dimana kau akan menjadi milikku selamanya, Violetta sayang" Lirihnya.

Violetta berusaha melawan saat Damian mulai memegang tangan apa lagi pria itu langsung menindisnya.

"Kau milikku, Violetta" Ia melahap rakus bibir Violetta yang terlihat menggoda itu.

Saat nafas mereka mulai menipis, Damian langsung menjauhkan wajahnya menatap gadis yang berada di bawahnya yang terlihat berantakan.

"Ahh... Hen.... Ti.. Kan" Lirihnya tidak mampu melawan.

"Diam.. Dan nikmati" Damian langsung merobek baju Violetta dan lanjut melakukan aktivitasnya.

Bersambung!!

Ini part yang kalian tunggu kan hayoloh ngaku...

DamianWhere stories live. Discover now