•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕷𝖎𝖒𝖆

2.6K 200 7
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕷𝖎𝖒𝖆

𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Pagi datang dengan tenang. Ayam berkokok dan matahari mulai memancarkan suryanya. Tetapi sampai saat ini, Istri dan kedua anaknya belum pulang dari istana kerajaan, membuat Faric kelimpungan. Takut ucapan Vick semalam hanya candaan ketika dirinya mengatakan nama ‘Harsha’, dan kembali mengincar istrinya.

“Pa? Papa lagi ngapain mondar-mandir?” tanya Hega yang baru saja keluar.

Dirinya mencoba untuk tidak mengingat kejadian tadi malam, seakan-akan berpura-pura tidak mengingat apa yang terjadi. Tapi tidak dipungkiri, bahwa dirinya benar-benar ada di negri dongeng ini.

“Ini, Papa nunggu Ibumu sama saudaramu, kok sampai pagi belum pulang?”

Hega mengerutkan keningnya, “Loh? Emang jarak istana dari sini deket Pa?”

“Iya, cuma lewatin 3 desa. Harusnya pagi udah sampe,” jawab
Faric dengan menganggukkan kepala tanpa curiga. Karena ia tidak tahu, padahal dulu Harsha sering ke istana.

“Oh iya Pa, orang yang tadi malem itu siapa si? Hega enggak mau ketemu sama dia lagi. Sinis banget orangnya!” kesal Hega, tanpa sadar mengucap nama aslinya.

Langsung membulatkan matanya, dan meralat perkataannya yang tadi. “Maksudnya Harsha gitu. I-iya Harsha.”

Faric menganggukan kepalanya. “Itu tabib kepercayaan di desa ini. Kenapa? Kamu enggak di apa-apa in sama dia 'kan?” tanya Faric dan menggerakkan kakinya menghampiri Hega.

Sesampainya di depan Hega, Faric langsung memutar-mutarkan tubuh Hega membuat Hega pusing sendiri. “Cari apa si Pa? Harsha enggak kenapa-kenapa kok.”

Helaan nafas terdengar di telinga Hega. Faric merapalkan dka syukur. Dirinya tadi takut jika anaknya di mesum-in oleh tabib kepercayaan desanya itu. Karena walaupun percaya, percaya dengan metode penyembuhannya, bukan dengan tingkah lakunya.

“Tapi dia enggak pegang-pegang kamu ‘kan? Enggak usil sama kamu ‘kan?”

“Enggak Pa, dia cuma sinis orangnya.”

Hega lebih bersyukur dari Faric karena tabib itu tidak melihat Handy dalam mode manusia. Beruntungnya lagi, Handy peka dan langsung berubah menjadi tikus di waktu yang tepat.

“Permisi! Woi! Ada orang enggak si?! Keluar woi!”

Keduanya saling pandang, lalu Hega bersembunyi di balik tubuh tinggi Faric. “Itu siapa Pa? Kok gedor-gedor pintu?”

Faric menggeleng sebagai jawaban. Dirinya juga tidak tahu siapa, karena setahunya dirinya tidak memiliki hutang. Apalagi istrinya, orangnya saja hemat, kalau berhutang tidak mungkin.

Cinde- HIATUS! जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें