"Dan ada berita lainnya, kau tahu ada empat kandidat omega yang dieliminasi karena sikap mereka yang tidak memiliki kelembutan hati, ternyata saat di pasar kemarin itu adalah ujian rahasia ketulusan." ucap Jaemin dengan berita terpanasnya.

"Iya empat dieliminasi, satu mengundurkan diri karena menjadi omega milik pangeran Jeno, harapannya terkabul Haechan." ucap Renjun dengan tertawa.

"Aku ikut senang mendengarnya pengeran, aku juga tidak menyangka jika pangeran Jaemin ternyata mate dan omega pangeran Jeno." ucap Haechan dengan tersenyum senang dan Jaemin tersenyum malu. "Lalu siapa saja yang dieliminasi?"

"Yuri, Rin, Hani dan Keiko itu saja sayangnya musuh terbesarmu tidak dieliminasi entah kebaikan apa yang dia buat sampai tidak ditendang dari kompetisi itu." jawab Renjun dan kesal karena lawan Haechan tidak tersingkir dan Haechan hanya tertawa kecil menanggapinya.

"Kau tahu Haechan ayahnya bahkan sangat berani meragukan kemampuan pangeran Mark dan membandingkannya dengan pangeran Jeno, hanya karena pangeran Mark belum menemukan omeganya. Dia lebih mengusulkan pangeran Jeno untuk menjadi raja, aku merasa dia mencoba melukai harga diri pangeran Mark." cerita Jaemin dan melunturkan senyuman Haechan.

"Suasana saat itu menjadi sangat panas Haechan, beruntung pangeran Mark tidak mengamuk dan menanggapinya dengan santai namun menusuk." ucap Renjun yang senang.

Ucapan kedua pangeran itu membuat Haechan jadi merasa sangat bersalah pada pangeran Mark, karena dia alphanya jadi diragukan dan posisinya akan digeser. Dia berpikir apakah dirinya sudah sangat keterlaluan?

Tanpa Haechan sadari seseorang yang dia pikirkan berjalan menghampiri mereka bertiga dengan Jeno serta para pengawalnya.

"Selamat pagi Putra Mahkota, pangeran Jeno salam hormat." ucap Jaemin dan Renjun bersamaan, tapi Haechan masih asyik melamun dengan raut sedihnya.

"Selamat pagi." sapa balik Mark dan Jeno hanya tersenyum tipis. "Boleh aku berbicara dengan Haechan?"

"Tentu Yang Mulia." ucap Jaemin dengan lembut dan penuh semangat berdiri untuk menjauh dari kedua orang itu, diikuti oleh Renjun juga.

Mark duduk di samping Haechan tapi omega itu masih belum juga terbangun dari lamunannya, ekspresi sedih Haechan membuat Mark merasa tidak senang dan dia juga penasaran mengapa omeganya sudah berjalan-jalan, dia seharusnya masih beristirahat terlebih hari ini mereka akan menyambut kedatangan dua tamu kerajaan.

Mark membenarkan beberapa helai anak rambut Haechan yang berantakan dan membuatnya tersadar dari lamunannya, hingga dia terkejut bukan main melihat seseorang yang sedang dia pikirkan ada dihadapannya sekarang.

"Apa yang kau pikirankan sampai membuatmu terlihat sangat sedih? Aku tidak menyukainya Haechan." ucap Mark dengan lembut namun juga serius dan mengusap lembut pipi Haechan sampai omega itu memerah dan memundurkan tubuhnya hingga tangan Mark terlepas dari pipi cubbynya.

"Ah, tidak ada Yang Mulia, maaf...." ucap Haechan dengan menundukkan kepalanya.

"Jika tidak ada, mengapa terlihat sangat bersedih jangan memasang wajah sedih seperti itu kau terlihat jadi tidak cantik dan menggemaskan." ucap Mark dengan rayuannya dan Haechan yang seketika itu bersemu merah memenuhi pipinya.

Sedangkan beberapa orang yang mendengar rayuannya terlihat tersenyum geli mendengarnya terutama Jeno dan Xiaojun yang sangat tidak menyangka kakaknya serta tuannya yang terlihat sangat dingin bisa merayu seorang omega juga dengan gombalan yang receh, dan apa itu tadi mengapa putra mahkota sangat berani menyentuh seseorang yang tidak memiliki ikatan dengannya bahkan tidak mengenalnya dengan benar, apa dia benar-benar telah jatuh di dalam pesona omega bernama Haechan itu?

My Alpha is My PrinceWhere stories live. Discover now