•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆*

3.3K 288 5
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕯𝖚𝖆*

𝐀𝐧𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐰𝐚𝐭𝐝𝐡𝐢 𝐤𝐡𝐚 𝐤𝐨𝐧𝐢𝐜𝐡𝐢𝐰𝐚 𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐨 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐨𝐧𝐞!!

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?

»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Ketika sore hari tiba, Calya sudah mengenakan pakaian yang mewah, yang dibuat sendiri oleh Ariel dari jauh-jauh hari. Bahkan wajah Calya sudah dihiasi dengan polesan make up sederhana hanya bedak dan lipstik.

Yang membuat kedua anak dan ibu kesal saat ini ialah, keduanya tengah membujuk Hega untuk berdandan agar ikut andil menghampiri sayembara tersebut.

“Aku enggak mau ikut Ibu! Kak Farel aja yang ikut!” tolak Hega mentah-mentah.

Ariel menghela nafasnya pelan. “Dulu kamu kepengen banget ketemu sama Pangeran Jery, sekarang ada kesempatan kamunya malah enggak mau. Gimana?”

Hega mengusak rambutnya kasar. “Itu ‘kan dulu! Sekarang enggak! Harsha enggak mau ikut pokoknya! Titik!”

Mendengar keributan dari arah bawah, Faric turun untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dirinya melihat Ariel dan Calya tengah menggeret paksa Harsha untuk duduk dan mengenakan pakaian yang dibuat oleh istrinya itu.

“Ada apa ini?”

Hega menoleh dan langsung membulatkan matanya. Ludahnya ia teguk kasar ketika melihat raut muka Faric yang bingung.

Anjing! Tadi gue pikir cuma Ibu Ariel yang mirip sama Mae, juga Farel yang mirip Revo. Sekarang ini orang malah mirip sama Daddy, asu!

Tidak peduli dengan apa yang dipikirnya, Hega langsung berlari ke arah Faric dan bersembunyi di belakang Faric, dan mengintip-ngintip Calya, Ariel, dan Farel yang menatapnya bingung.

“Sha? Kok?” tanya Ariel bingung.

Mendapat respon bingung dari Ibu dan saudaranya, matanya beralih pada Faric yang tengah mematung di peluk Hega dari belakang.

Dengan senyum kikuk, Hega melepas pelukannya dan menggaruk rambut belakangnya  bingung.

“I-ini Harsha salah ya?”

Peduli setan dengan dirinya yang sekarang sudah berada di tubuh Harsha. Hega saat ini hanya akan mengikuti alur tanpa memikirkan dirinya sebenarnya adalah siapa.

Hening melanda membuat Hega tambah tidak enak. Dirinya menarik ujung baju Faric dengan pelan.

Tenang Ga, dia bukan Daddy.

“Pa-Papa?”

Karena bingung ingin memanggil orang yang disebut ayah sambungnya ini, daripada memanggil dengan sebutan ‘Daddy’ tidak mungkin karena saat ini dirinya bukan berasa di zaman modern. Jadilah Hega memanggil Faric, ‘Papa’.

Cinde- HIATUS! Where stories live. Discover now