Part 1

15.6K 562 20
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
DON'T PLAGIAT AND COPAS OKE




-o0o--



Udara pada malam hari terasa begitu dingin. Seorang gadis mungil berjalan pelan tanpa mengenakan pakaian tebal untuk melindungi tubuhnya dari udara disekitarnya. Gadis itu sangat menyukai udara dingin. Bahkan ia tak merasa kedinginan sama sekali. Gadis itu hanya berjalan dengan tatapan kosong kedepannya. Pikirannya selalu dipenuhi oleh bayang-bayang kedua orang tuanya.

Sejak ia berumur 8 tahun kedua orang tuanya tak pernah akur. Entah apa saja yang mereka masalahkan. Ia sendiri tidak mau memikirkan itu semua disaat dirinya sedang menikmati kesunyiannya.

Channie, gadis itu sebenarnya sudah sangat terbiasa dengan keributan yang diciptakan kedua orang tuanya, tetapi akhir-akhir ini ia mulai jengah menghadapi itu semua. Sudah 15 tahun ia berusaha menulikan telinganya untuk tak mendengarkan teriakan ibu dan ayahnya yang bertengkar. Entah kenapa kedua orang itu tidak bercerai saja jika melewati hari demi hari dengan keributan.

Channie tidak ingin mencampuri urusan kedua orang tuanya itu. Menurutnya mereka sama saja keras kepalanya. Suatu hari, Channie pernah memergoki ayahnya berjalan bersisihan dengan seorang wanita yang berpakaian minim, bahkan Channie juga pernah melihat ibunya mencumbu seorang pria di depan rumahnya sendiri. Channie hanya bisa menghela nafasnya pasrah saat melihat itu semua. Gadis itu sudah membuat komitmen untuk dirinya sendiri. Ia tak akan pernah melakukan hal seperti yang dilakukan kedua orang tuanya. Ia akan menjadi istri yang berbakti kepada suaminya dan selalu mencintai suaminya, kelak.

Channie tersadar dari lamunannya saat melihat keadaan sekitarnya. Ia sudah berjalan terlalu jauh. Channie menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya pelan sebelum membalikkan badannya kembali kerumah.

***

Channie membuka pelan-pelan pintu rumah sederhana-nya. Gadis itu menghela nafasnya lega saat tak melihat kedua orang tuanya. Ia melirik jam tangannya. Ini sudah hampir tengah malam dan mungkin kedua orang itu sudah lelah bertengkar kemudian memutuskan untuk tidur.

Channie memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Matanya menatap langit-langit diatasnya. Sebulir air mata meluncur begitu saja dari sudut matanya. Gadis itu menginginkan hidup normal, ingin merasakan kasih sayang tulus yang diberikan oleh ibu dan ayahnya, ingin keluarganya hidup bahagia tanpa ada masalah sedikit pun. Dan dalam kegelapan malam yang menyisakan rasa sesak didadanya, ia memutuskan untuk tidur dan berdoa semoga hari esok lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

***

"jangan menggangguku!" desis seorang pria berumur 27 tahun itu tajam. Ia melirik sinis pada wanita di depannya. Gadis itu tidak mengindahkan perkataan pria itu. Justru semakin gencar mendekatinya dengan gaya yang sensual, mencoba menggoda pria itu.

"kau tidak kelelahan bekerja terus-terusan? Kau terlihat seperti pria tua yang menghabiskan hidupmu demi uang." Ucap gadis itu.

Kyuhyun mendesis kesal kemudian menatap wanita itu tajam. Rahangnya mengeras, menahan amarahnya yang memuncak karena tingkah gadis di sampingnya.

"kuharap kau tidak menggangguku Kim Joo Hyun! Sampai kapan pun aku tidak akan mau menikahimu!" desisnya tajam.

Joo Hyun menatap Kyuhyun dengan pandangan tajamnya, gadis itu tersenyum sinis lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Kyuhyun. menatap mata pria itu lekat-lekat dan membuang jauh-jauh rasa takutnya karena tatapan yang dikeluarkan pria itu. Baginya, apa yang sudah ditentukan untuknya berarti semua itu harus terjadi.

"sayangnya, Cho Yeung Hwan sudah menyerahkanmu padaku. Aku tidak bisa menolaknya, bukan." Ucapnya dengan nada yang dibuat lembut.

Kyuhyun membuang wajahnya kasar, tangannya menepis kasar tangan gadis itu yang menyentuh kerah kemejanya. Ayahnya benar-benar keterlaluan. Belum puaskah selama ini pria tua itu selalu mengatur hidupnya. Bahkan ia rela meninggalkan cita-citanya demi meneruskan perusahaan yang sudah berpuluhan tahun ini selalu berkembang pesat. Sejak berumur 16 tahun ia harus berkutat dengan buku-buku yang berisi tentang bisnis. Ia seperti hidup sendiri di dunia ini jika saja tidak ada kakaknya yang selalu menyemangatinya. Sayangnya kakaknya itu berada di luar negeri, berusaha menghindar dari ayahnya. Cho Ahra ingin hidupnya bebas tanpa ada campur tangan ayahnya, walaupun terkadang gadis itu selalu menangisi adiknya yang menanggung beban seberat itu.

***

Channie terbangun dari tidurnya, gadis itu selalu memutuskan untuk bangun pagi-pagi sekali untuk menghindari orang tuanya. Biasanya ia bangun sekitar jam setengah lima. Channie menatap layar ponselnya, foto dirinya yang masih balita dan juga kedua orang tuanya terpampang jelas di layar ponselnya. Channie hampir saja menitikkan air matanya jika ia tak buru-buru tersadar akan waktu. Channie merapihkan tempat tidurnya lalu memutuskan untuk mandi.

Setelahnya Channie menatap pantulan dirinya pada sebuah cermin di depannya. Matanya terlihat sembab sehabis menangis tadi malam. Channie keluar dari kamar mandi, ia memutuskan memakai celana jeans panjang dengan atasan kaos longgar. Ia mengambil tas biolanya. Belum sempat Channie membuka pintu, diluar sana terdengar suara seorang wanita yang ia yakini jika itu bukan suara ibunya. Channie menghela nafasnya pelan lalu memutuskan keluar rumah melalui jendela kamarnya. Seperti itulah kebiasaannya, jika di pagi hari mendengar suara wanita lain selain suara ibunya. Channie tak ingin bertemu semua selingkuhan kedua orang tuanya itu.

Channie berjalan sendirian menyusuri jalanan yang terlihat indah di matanya. Musim gugur memang sangat ia sukai, apalagi di saat daun-daun berjatuhan. Channie membawa sebuah tas berisi biola ditangannya. Gadis itu terbilang cukup ahli memainkan beberapa alat musik. Lewat nada-nada yang dimainkannya-lah yang membuat hatinya terasa lebih ringan dan juga sedikit menghilangkan beban pikirannya. Ia mendudukan dirinya dibawah pepohonan lalu mengeluarkan biolanya dari tas kusus itu.

Suara alunan biola itu mengalun merdu bagi setiap orang yang mendengarnya. Channie memainkannya dengan sangat ahli, disetiap gesekan nadanya membawa perasaan kesedihan seperti yang dialami gadis itu hari-harinya.

Dari kejauhan terlihat seorang pria yang menatap kearah Channie dengan pandangan sedihnya. Suara alunan biola itu semakin keras, semakin menyentuh hingga ke dalam dada pria itu. Kyuhyun berjalan menghampiri gadis itu dengan pandangan kosong, seolah terhipnotis dengan nada yang didengarnya barusan.

Channie menghentikan permainan biolanya, kedua mata bulatnya kembali terbuka dan setetes air mata kembali turun dari pelupuk matanya. Matanya terpaku pada pria yang berdiri beberapa meter di depannya. Mata pria itu menatap tepat dimanik matanya, ia tahu itu walaupun jarak mereka cukup jauh.

Channie tetap terdiam di tempatnya saat Kyuhyun berjalan pelan kearahnya dengan mengunci tatapannya.

"kau menangis?" hanya itu kata yang terlontar dari bibir Kyuhyun, nada suaranya terdengar datar bahkan raut wajahnya pun terlihat datar. Entah kenapa pria itu mengetahui isi hati gadis di depannya. Tentu saja ia tahu, setelah apa yang dilihat dan didengarnya. Gadis itu seperti menyimpan beban yang cukup berat, mungkin sama sepertinya.

Channie menundukkan wajahnya kemudian menghapus air matanya, ia mengubah air mukanya kembali menjadi gadis dingin. "aku tidak apa-apa." Ucap Channie sambil membereskan biolanya lalu berdiri dari duduknya, berniat meninggalkan pria itu.

Kyuhyun mencekal tangan gadis mungil itu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia menatap lekat-lekat manik mata gadis itu. Channie sendiri merasa risih dengan pria yang tidak dikenalnya itu. Entah kenapa aura yang dikeluarkan Kyuhyun adalah aura yang menyeramkan bagi dirinya. Channie menepis halus tangan Kyuhyun yang mencekal tangannya lalu membungkukkan badannya hormat.

"aku akan memilikimu!" desis Kyuhyun yang menatap kepergian Channie dengan pandangan nanar.

TBC

The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang