20 | Terlambat.

521 72 9
                                    

Jeffrey mematung ditempat tatapan nya mengarah ke arah edgar yang dengan gesit mengangkat tubuh Rachel membawanya ke arah ruang tamu, mata pria itu melotot dengan reflek kakinya ikut melangkah ke arah ruang tamu, dengan wajah khawatir yang kentara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeffrey mematung ditempat tatapan nya mengarah ke arah edgar yang dengan gesit mengangkat tubuh Rachel membawanya ke arah ruang tamu, mata pria itu melotot dengan reflek kakinya ikut melangkah ke arah ruang tamu, dengan wajah khawatir yang kentara.

Edgar meletakan tubuh rachel diatas sofa, sebagian teman-temannya berusaha mencoba membangunkan rachel, juna duduk tepat dikakinya dan mencoba mengusap-usap kaki rachel, Dokyeom memijat lengan rachel serta yudis yang terburu-buru mengambil sebuah kayu putih, ditambah bara yang datang dengan membawa segelas air.

"Pijat ibu kakinya" perintah haris, juna lantas melakukan perintah.

"Apa yang terjadi?" Mahen datang dari arah depan, pria terlihat sangat panik.

"Aku tidak tahu, rachel tiba-tiba saja pingsan"

"Rachel bangun"

Edgar mencoba menepuk-nepuk pipi Rachel dengan pelan,tangan sebelah kanan edgar menggenggam erat tangan rachel.

Haris memeriksa keadaan gadis itu, dengan menekan denyut nadi rachel yang terhitung sangat cepat. "Biarkan dia Istirahat, dia terlihat shock"

Tak jauh dari mereka jeffrey sungguh tertegun menyaksikan bagaimana edgar menggenggam tangan rachel, menatapnya dengan penuh sayang, dan itu mengakibatkan dadanya mulai terasa panas yang mulai terasa naik ke atas kepala.

"Kakinya begitu dingin" ungkap juna.

"Terus saja pijat"

"Edgar" Panggih Lisa lirih, pandangannya mengarah dengan sendu Rachel disana.

Edgar menggelengkan kepalanya "Biar aku saja Lisa, kau disitu saja" seakan enggan melepaskan Rachel di pelukannya.

"Kenapa kalian malah menangis, dia hanya pingsan bukan mati" Ucap Theo begitu melihat para gadis hanya menangis disana.

Maya menoleh dengan wajah tidak bersahabat "Aku menangis bukan karena dia pingsan" gadis itu memandangi wajah damai Rachel.

"Dia menyebutkan nama ibunya"

"[]

Taehyung berdiam sesaat setelah ia tiba disebuah gerbang berwarna putih yang tidak lain adalah kediaman rachel, rumah yang tidak lagi ia singgahi setelah memutuskan rachel lima tahun yang lalu, rasanya jantung yang ia miliki berdetak dengan hebat karena baru lagi menginjakan kaki dirumah ini.

Tempat itu sudah aga berubah dari terakhir kali ia lihat, pohon besar rindang, tempat bermain ayunan sewaktu ia dan rachel masih bersama,bahkan tanaman mawar yang dulu sering dirawat oleh rachel, namun tempat gazebo tempat dimana ia dan rachel sering mengobrol disana masih berdiri kokoh hanya saja sedikit berubah, karena dulu berwarna cokelat kini sudah berubah menjadi warna putih.

"Masuk"

Suara tegas dari sang ayah menyadarkan lamunan taehyung, pria itu menghela nafas guna menenangkan debar jantungnya, sebelum menggerakkan tangan mendorong pintu gerbang secara perlahan.

ᵀᴴᴱ ⱽᴵᴿᴳᴵᴺ | ENDING Where stories live. Discover now