1. Matamu yang Membulan Sabit

3K 262 20
                                    

Ringgo 5 - MJ

Detik jam dinding di atas papan tulis itu terasa sangat lambat. Seorang gadis dari kursi pojok belakang kelas menatap benda itu dengan rasa yang tidak sabar. Kenapa terasa lama sekali untuk jarum jam itu menunjuk ke angka 4?

Sebenarnya pelajaran terakhir hari ini tidaklah membosankan, gurunya bernama Bu Shani, dan dia adalah guru paling baik yang pernah anak murid di sekolah ini temui. Beliau adalah guru favorit semua siswa, termasuk Raisha. Gadis pendiam di kelas itu selalu mengagumi Bu Shani yang selalu baik pada semua orang, termasuk dirinya yang selalu diejek teman-temannya.

"Baik, anak-anak. Karena jam pelajaran sudah mau habis dan sebentar lagi ujian semester akan dimulai, jadi ibu mau kalian selesaikan materi dan latihan soal yang ada di buku kalian, ya?"

Suara riuh menyambut perintah Bu Shani, banyak siswa yang tidak setuju karena sisa latihan soal di buku mereka masih banyak dan itu pasti akan membosankan.

"Yah, Bu, latihan soalnya banyak banget, Bu!"

"Iya, Bu, masih kurang 4 bab!"

Bu Shani tersenyum, ia tahu kalau anak muridnya akan keberatan jika disuruh mengerjakan semua soal itu sendiri, maka dari itu ia menyuruh mereka untuk mengerjakannya secara kelompok.

"Karena cuma 4 bab dan banyak pilihan ganda, jadi ibu mau kalian kerjakan secara kelompok. Per kelompok terdiri dari dua orang-"

"Yeay!"

"Hore!"

Murid-murid itu bersorak sebelum Bu Shani selesai memberikan mereka pengarahan, "-per kelompok dua orang, dan akan ibu pilihkan."

"Yah!"

Satu persatu nama murid pun dipanggil Bu Shani dan memberikan mereka pasangan kelompok untuk tugas kali ini. Beliau sengaja memilihkan kelompok pada murid yang jarang melakukan interaksi karena ingin memberikan waktu pada mereka untuk berteman dengan banyak orang di kelas.

"Rio, kamu satu kelompok dengan Joko. Lalu Santi dengan Gina..."

Lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan, begitulah Bu Shani memilihkan kelompok agar mereka merasa nyaman.

"...Dinda, dengan Vika. Lalu Ella, kamu sama Raisha..."

Seluruh orang yang ada di kelas langsung melihat ke arah belakang, tempat dimana Raisha duduk. Sepertinya mereka tidak percaya Bu Shani memasangkan Ella, si gadis pintar yang disukai semua orang dengan Raisha. Merasa dirinya jadi pusat perhatian, Raisha kemudian menunduk karena pasti sebentar lagi akan ada omongan jahat tentang dirinya.

"Waduh, La. Hati-hati deh lo sekelompok sama dia."

"Iya, La. Bisa-bisa lo ikut ketularan aneh sama kaya keluarga dia."

"Lo ntar jadi freak La, ati-ati."

Ella yang mendengar bisikan-bisikan itu lantas menoleh dan melihat Raisha yang diam saja, ia tahu gadis itu sering dibully tapi ia tidak pernah ingin tahu lebih dalam karena tertutup rasa ambisiusnya terhadap pelajaran.

Tak berapa lama bel sekolah pun berdering dan murid-murid langsung bergegas untuk pulang setelah memberi salam pada Bu Shani.

Tepat setelah ruang kelas kosong, Ella baru memasukkan bukunya ke dalam ransel dan melihat bahwa Raisha masih ada di tempat duduknya. Gadis itu diam dan menatap Ella dengan tatapan kosong.

Ella kemudian menghampiri gadis itu dan duduk di meja sebelah Raisha.

"Kamu gapapa?" tanya Ella. Raisha sedikit tertegun, ini pertama kalinya ia ditanya seperti itu oleh murid di kelasnya sendiri.

Gistara [Callie - Ella]Where stories live. Discover now