•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕾𝖆𝖙𝖚*

4.4K 299 5
                                    

•𝕭𝖆𝖌𝖎𝖆𝖓 𝕾𝖆𝖙𝖚*

𝚂𝚘𝚛𝚛𝚢 𝚏𝚘𝚛 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚗𝚍𝚎?


»»————>𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...

Ƈ

ι

ɳ

ԃ

ҽ

-

»»——❀ Ƈιɳԃҽ- ❀——««

Merasa ada yang membekap muka dirinya dengan bantal, Hega langsung bangun dari tidurnya disertai nafas yang tidak beraturan. Lalu menoleh pada orang yang tengah menatapnya kesal dan di tangannya ada bantal.

"Maksud lo apa njing! Lo mau bikin gue mati ha?!" bentak Hega membuat orang itu tersentak lalu menatapnya bingung.

"Jawab anjing! Diem bae lo su! " bentak Hega yang kedua kalinya.

"Maksud lo apa Sha?! Kok bentak-bentak gue?!" sahut Calya.

Sekarang giliran Hega yang bingung dengan perkataan orang yang di sampingnya ini. Kepalanya berputar dengan rasa pusing yang tiba-tiba menyerang.

Sampai-sampai Hega sendiri tidak bisa melawannya karena saking pusingnya kepalanya. Calya panik melihat kakaknya yang sudah tidak sadarkan diri.

"Sha! Enggak usah main-main deh! Kita udah selesai sandiwara!" Calya maju menuju ke tubuh Hega lalu menepuk pipi Hega berkali-kali berharap Hega ingin bangun.

"Aduh! Mana bentar lagi Ayah pulang," panik Calya dengan tangan yang masih menepuk-nepuk pipi Hega.

"Farel! Harsha! Calya! Ayah pulang! Sini turun, Ayah bawain oleh-oleh buat kalian!" teriakan dari Ayah terdengar sampai ke kamar mereka.

Calya panik jika nantinya dirinya yang akan dimarahi oleh Ayahnya. "Ah! Bodoamat lah, mau tidur apa gimana kek, tinggal kambing hitamin si Farel nanti beres."

Setelahnya Calya keluar tanpa peduli dengan keadaan Hega. Di ikuti dengan Farel yang keluar dari persembunyiannya dan berjalan menuju Hega.

"Sha, maafin aku. Aku enggak tahu, kalau kamu tadi di belakang aku," lirih Farel dengan memegang tangan Harsha.

Sedetik kemudian, Farel membulatkan matanya kala tangan yang tengah dipegangnya terasa begitu dingin menyentuh tangannya. Begitu juga ketika Farel menyentuh muka Hega. Dirinya panik dan langsung keluar untuk meminta bantuan Ayahnya.

"Ayah! Yah, Badan Harsha dingin banget Yah!"

Suara tamparan terdengar membuat yang menyaksikan, meneguk ludahnya kasar. Farel menatap tidak percaya pada apa yang dilakukan oleh Ayahnya kepadanya dengan memegang pipinya yang terasa nyeri.

"Kamu! Lagi-lagi kamu buat ulah! Dorong Harsha dari tangga! Iya?!" tanya Faric, sang Ayah.

Farel menitihkan air matanya ketika mendengar tuduhan dari Faric. Kemudian menggeleng tanda tidak setuju dengan tuduhan tersebut.

"Enggak Yah, Farel enggak dorong Harsha," jawab Farel dengan menunduk.

"Hallah! Kak Farel bohong Yah, coba Ayah tanya sana Bi Yoda, pasti jawabannya Kak Farel sengaja," kompor Calya membuat Farel mentapnya tidak percaya. Kemudia menggeleng dan kembali menatap Ayahnya.

Cinde- (Haechan Harem) Where stories live. Discover now