16 | Perasaan yang salah.

408 60 5
                                    

Entah sudah berapa kali jisya menghela nafas berat dari mulutnya, ia merasa seperti ada beban berat yang menindih hatinya, tugas KKN nya pun ia abaikan begitu saja, gadis itu hanya duduk termenung dibangku yang menghadap langsung ke arah pemandang...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah sudah berapa kali jisya menghela nafas berat dari mulutnya, ia merasa seperti ada beban berat yang menindih hatinya, tugas KKN nya pun ia abaikan begitu saja, gadis itu hanya duduk termenung dibangku yang menghadap langsung ke arah pemandangan gunung, telinganya sengaja ia sumpal dengan earphone agar ia bisa mendengarkan lagu di ponsel miliknya tanpa ada orang yang mengganggunya.

Ponsel berlogo Apple tersebut telat memutar enam lagu secara acak, jisya sendiri bahkan tidak mengingat setiap judul lagu yang berjalan masuk ke telinganya. Wajahnya tampak sayu,sesekali ia memejamkan mata, dan menggigit bibirnya, terlihat kerutan di pelipis jisya ketika memejam kan mata, karena setiap kali ia memejamkan mata dia merasakan adanya kumpulan air yang menyeruak ingin keluar dari kedua matanya.

Dia tidak mungkin menangis disini, dan mengundang tanya seluruh temannya, tapi jisya ingin sekali mengeluarkan segala isi hati yang sudah terlalu berat sehingga rasanya begitu sesak, bibirnya terasa kelu hingga ia sendiri pun tidak sanggup menjabarkan hatinya kepada siapapun.

Rasa bersalah terhadap rachel begitu menggerogoti hatinya, ingatan nya berputar kembali ke masa lalu, dimana mereka berjuang untuk membuat ibu anak satu itu menjalanin kehidupannya dengan baik, mengembalikan senyuman tulusnya, mereka berjuang bersama-sama, dan itu membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya.

Setelah mereka berhasil mengembalikan warna kehidupan pada rachel, tapi apa yang ia perbuat, ia malah menambah luka pada rachel,merencanakan pertemuan terhadap jeffrey dan rachel, berusaha menjodohkannya dengan pria brengsek itu, dan pada akhirnya ia melakukan kesalahan fatal, pria yang ia anggap baik ternyata pria brengsek yang tidak punya hati, jeffrey berhasil membuat wanita itu kini kembali terdiam, tidak ada semangat di hidupnya, tidak ada lagi senyuman tulus, yang ada hanya kekosongan dan kehampaan yang selalu ia jumpai dari wajah rachel akhir-akhir ini, serta wajah palsu ramah Rachel yang sering wanita itu tunjukan. 

Dibelakang posisi jisya berdiri yogi yang memandanginya dengan tatapan khawatir, ini sudah 3 kali jisya melewatkan makan siangnya, dan tidak sekali dua kali juga ia melihat jisya hanya termenung di belakang panti asuhan seorang diri, Entah apa yang terjadi, yang jelas setelah kejadian penolakan yang tidak manusiawi yang dilakukan jeffrey terhadap Rachel beberapa hari lalu, jadi berdampak besar pada jisya.

Ia memang tidak mengetahui perihal hubungan antara jisya dan rachel, namun melihat mereka sering bersama, yogi menebak bahwa hubungan mereka sudah terjalin sangat lama, ingin sekali yogi bertanya namun ia urungkan, ia hanya tidak mau mencampuri urusan yang bukan urusannya, namun melihat jisya yang seperti ini, mau tidak mau ia akan memaksa gadis itu untuk berbicara.

Tanpa diduga, jisya berbalik karena firasatnya mengatakan ada seseorang yang berdiri dibelakang nya, jisya yang masih duduk mengangkat kepalanya untuk melihat sosok tersebut.

"Yogi" cicit jisya pelan, gadis itu melepaskan earphone nya "Ada apa? Butuh bantuan kum"

"Kau melewatkan makan siangmu lagi"

ᵀᴴᴱ ⱽᴵᴿᴳᴵᴺ | ENDING Where stories live. Discover now