02. WIDOWER SOLDIER

26.9K 758 26
                                    

Aku dan mas Andannu hanya saling diam didalam mobil. Mas Andannu fokus dengan menyetir mobil sedangkan aku hanya berdiam diri sembari memilin baju persit ku.

Ini adalah giat pertamaku, sungguh cukup gugup si. Padahal mah di sana nanti cuma menghadiri acara sosialisasi saja.

"Saya harap nanti kamu bisa berjaga sikap, sopan, dan menunjukan kamu memang adalah seorang Persit." Mas Andannu menoleh padaku.

"Memang selama ini aku tidak menjaga sikap mas?" Aku ngga sekolot itu kali.

"Kamu hidup diluar negeri dek, saya cuma mengantisipasi saja." Mas Andannu kembali melanjutkan mobilnya lagi, karena tadi sempat berhenti jalan sedikit macet.

"Meski hidup di luar negeri, aku juga punya unggah ungguh mas. Memang mas pikir cuma di Indonesia aja mas diajari seperti itu?" Oke aku nyolot sekarang.

"Jaga bicara kamu dek." Katanya.

Moodku mulai ngga bagus nih.

"I wanna tell you something, aku ngga akan nyolot ke kamu kalo kamu ngga mancing aku. Ngga mengusik ketenanganku serta tidak merusak moodku." Aku menoleh menyentuh lengannya.

"Oke saya minta maaf." Oh aku tahu dia ini tidak ingin memperpanjang masalah ya?

"And then, kamu juga nggak perlu, ngga usah, dan jangan pernah kamu bawa-bawa aku yang pernah tinggal di luar negeri. Karena sejatinya itu ngga ada hubungan apapun dengan rumah tangga kita." Aku sudah muak sekali.

Ngga keluarga papa, ngga keluarga suamiku yang tampan ini semua bawa-bawa masa kecilku saja.

"Iya dek saya minta maaf." Lalu ia memelukku dan mencium pipiku sekilas.

"Yasudah ayo turun, sudah sampai ini." Mas Andannu menuntunku untuk turun.

Disana sudah banyak sekali tentara dan pasangan mereka.

"Apa kamu tidak bisa mengandeng lengan mas?" Mas Andannu ia menatapku.

Tanpa ba-bi-bu aku langsung mengandeng lengannya.

Mas andannu ini bukan tipikal big boy atau pun big men, tapi ya standar men aja gitu.

Bukan tipikal pria dengan bahu lebar dengan pinggang kecil. Tapi dia ini ya biasa aja. Maksud apa ya pas aja gitu sama posturnya. Ngga gede ngga kecil.

"Nana!" Aku menoleh ketika seorang wanita memanggilku. Ternyata adalah Ajeng.

Ya sesama perempuan ya kita harus cipika-cipiki lah.

"Kok lama? Aku udah nungguin lama lho."

"Macet mba biasa." Jawabku.

Sedangkan mas Andannu ia sudah bergabung dengan teman-temannya.

"Na, kamu ngerasa ngga sih kamu dilihatin terus sama ibu-ibu disana." Bisik Mba Ajeng.

Aku menoleh sedikit. Benar adanya mereka melihat diriku dan sedikit berbisik-bisik mungkin.

Kurasa tidak ada yang salah padaku. aku rapi kok, semuanya.

"Ada yang salah mba sama penampilanku?" Tanyaku.

"Ngga ada, aku juga binggung kenapa mereka lihatin kamu seperti itu."

Hmmm aneh.

****

Siang ini aku sedang membuat brownies sebagai camilan untuk mas Andannu dan Rara. Kebetulan sekali aku sedang mood membuatnya, hehehe.

Dari ekor mataku, aku melihat mas Andannu sedang mengambil air di dispenser. Lalu Mas Andannu duduk di kursi, dan meminum airnya.

WIDOWER SOLDIER [END]Where stories live. Discover now