15 | Harapan hampa.

405 57 9
                                    

"Cela benar-benar menyukai ku"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Cela benar-benar menyukai ku"

Jayden langsung menyesal karena menerima ajakan pertemuannya dengan jeffrey, sudah membuang-buang waktu hanya untuk mendengarkan isi curahan hati jeffrey sungguh ia tidak mengira mempunyai teman yang bodoh seperti jeffrey , jayden dengan jelas sudah mengetahui hal tersebut dan menjadi penonton disana.

"Ini semua gara-gara kau"

Jayden mengernyit kan dahinya "Memangnya apa salahku?"

"Jika saja kau tidak ada, mungkin Lisa sudah menyukaiku sekarang"

Jayden membentuk bibirnya menjadi lurus, ia merasa enggan berhadapan dengan orang bodoh.

"Seharusnya kau menghilang saja"

"Aku tidak mengerti maksudmu" Jayden beranjak berdiri kemudian berbalik menghadap pria bodoh tersebut.

"Kau tahu, aku sudah menyimpulkan sesuatu"

Jeffrey menoleh dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Perasaanmu pada Lisa tidak lah nyata, kau hanya tidak suka bahwa Lisa menyukai ku, kau tidak mencintai Lisa, tapi kau tidak ingin jika Lisa menyukaiku, karena kau menganggap ku sebagai rival, bukan kah begitu tuan jeffrey?"

"Apa kau bilang?"

Jayden tidak menengadahkan perkataan Jeffrey, ia melangkah pergi menuju edgar berada, tanpa disadari bahwa seseorang mendengar percakapan mereka.

Miran menatap kepergian keduanya, Entah kenapa ia merasa tidak mengenal Jayden dan Jeffrey yang sekarang.

[]

Setelah apa yang terjadi pada rachel,Edgar tidak berhenti mencemaskan gadis itu, ia pun memutuskan untuk membuatkan bubur pagi ini, ia berharap agar rachel bisa sedikit lebih tenang setelah memakan masakannya.

Edgar mengetuk pintu kamar rachel beberapa kali, namun gadis itu tak kunjung membukakan pintu, tak sekali edgar melakukannya beberapa kali, sampai sebuah ketukan berubah menjadi gedoran.

Edgar menempelkan daun telinganya pada pintu "Cela kau baik-baik saja?"

"Sedang apa kau disitu?"

Edgar menoleh kesamping mendapati jeffrey yang berdiri dengan wajah datar, pria itu kembali mengetuk pintu kamar rachel mengabaikan pertanyaan jeffrey.

"Apa yang lakukan disini?" Jeffrey mengulangi pertanyaannya.

Edgar akhirnya melirik malas "Membangunkan rachel dan membuat bubur"

"Minggir, kau menghalangi jalanku!"

Edgar baru saja ingin mengumpat namun ia urungkan pemuda itu memberi ruang untuk Jeffrey lewat, padahal jalan terlihat sangat besar juga luas,namun pria itu benar-benar memancing emosi edgar sekarang.

ᵀᴴᴱ ⱽᴵᴿᴳᴵᴺ | ENDING Where stories live. Discover now