"Silahkan diminum," kata gadis itu sambil menaruh dua gelas di hadapan pasangan calon pengantin

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Silahkan diminum," kata gadis itu sambil menaruh dua gelas di hadapan pasangan calon pengantin.

"Ah sayang sekali Sunghoon akan menikah. Padahal dia cocok sekali dengan Wonyoung. Hanya tinggal tunggu setahun lagi sampai Wonyoung lulus kuliah, bisa tuh kalian menikah."

Dan dijodoh-jodohkan, sungguh Sunghoon sangat benci saat keluarga ini dengan getol menjodoh-jodohkan dia dengan Wonyoung. Hanya karena mereka berdua saja yang usianya hampir sepantaran; Sunghoon 25 tahun, Wonyoung 23 tahun, mereka selalu saja menjodohkannya dengan gadis itu. Oh plis mereka sepupu, mana mungkin menikah?

Mendengar itu Jaeyun akhirnya menyadari kenapa Sunghoon sangat tidak suka pertemuan keluarga ini. Di bagian ini jujur dia juga tidak suka. Mereka bicara begitu seolah tidak menghargai Jaeyun sebagai pasangan Sunghoon.

"Berhenti bicarakan soal itu. Sangat tidak sopan kepada calon pasangan Sunghoon."

Ucapan ayah Sunghoon sontak menutup mulut semua orang. Jaeyun masih tak paham power apa yang dimiliki ayah Sunghoon ini sampai kakak-kakaknya pun ikutan diam.

"Kaja, kalian harus bertemu kakek dulu."

Jaeyun membungkuk sopan kepada semua orang di sana sebelum mengekori Sunghoon dan ayahnya untuk bertemu kakek. Tangan Jaeyun bahkan masih terus merangkul tangan Sunghoon meski tidak ada lagi orang melihat.

"Jangan ambil pusing omongan mereka."

Jaeyun menoleh, baru sadar Sunghoon berbicara padanya. "Ne. Aku tidak mempermasalahkannya sama sekali."

Tapi Sunghoon kelihatannya masih kesal. "Ck, mereka ini apa masih anak SMP? Dikira lucu menjodoh-jodohkan orang seenak jidatnya?"

Jaeyun tersenyum geli saat melihat ekspresi Sunghoon. Sunghoon saat menggerutu terlihat lucu. Kalau sudah begini Jaeyun jadi lupa kalau Sunghoon adalah seorang CEO sekaligus atasannya di kantor.

"Jangan tertawa," seru Sunghoon sambil melotot.

Jaeyun sontak membekap bibirnya sendiri. "Maaf."

Setelah berjalan selama beberapa meter, sampailah mereka di sebuah ruangan. Tidak seperti di ruang keluarga tadi, di sini situasinya sangat tenang. Saat mereka tiba, seorang perawat juga baru saja keluar dari ruangan tersebut dengan membawa tray alumunium berisi alat-alat medis. Mereka saling menyapa sebelum ayah Sunghoon memimpin pasangan calon pengantin memasuki ruangan.

Hati Jaeyun mencelos saat mendapati kondisi kakek Park. Sudah sangat tua dan seolah hidupnya disokong oleh alat-alat kesehatan yang tidak Jaeyun tau namanya. Namun matanya masih terbuka, menyambut kedatangan anak dan cucunya melalui lirikan mata.

"Harabeoji, kami datang."

Ayah Sunghoon pun menyuruh anak dan calon menantunya untuk mendekat.

"Sunghoon akan menikah tiga hari lagi. Dan ini calonnya, Sim Jaeyun."

He is my wifeOnde histórias criam vida. Descubra agora