Seperti perintah ayah Sunghoon, mereka mau tak mau harus berangkat ke Daegu siang itu juga. Sunghoon tidak perlu pulang ke rumahnya untuk ambil pakaian karena dia masih banyak pakaian di rumah orangtuanya. Tapi Jaeyun, dia sedikit memaksa Sunghoon mengantarnya ke flat sejenak untuk ganti baju.

"Wae? Kita bisa beli bajumu di jalan."

Jaeyun tidak pernah membayangkan beli baju saat dirinya masih punya banyak baju. "Hanya sebentar saja, aku tidak nyaman bepergian jauh dengan baju kantor seperti ini."

Jaeyun turun saat mobil sudah sampai di flatnya. Inilah pertama kali Sunghoon melihat tempat tinggal Jaeyun. Jauh sekali dari yang ia bayangkan. Benar-benar seperti tempat tinggal yang kumuh dan tak layak huni. Bagaimana bisa ada orang yang mau tinggal di lingkungan seperti ini?

"Aish kenapa harus sekarang," gerutu Sunghoon sambil buru-buru ikut turun.

"Jaeyun! Tunggu aku!"

Jaeyun yang sudah agak jauh di depan Sunghoon langsung berhenti dan menoleh. Dia tampak kebingungan melihat sang calon suami datang menyusulnya.

"Toilet. Aku butuh ke toilet sekarang," kata Sunghoon tak sabaran sambil jalan di tempat.

"Ah ya, kaja."

Jaeyun pun memimpin menuju unit flatnya. Mereka sedikit terburu-buru karena selain mengejar waktu, juga karena panggilan alam Sunghoon yang tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Setelah Jaeyun membuka pintu flatnya, Sunghoon langsung lari mendahuluinya dan entah bagaimana dapat menemukan kamar mandi dengan mudah. Tapi memang unit flat Jaeyun sangat kecil, hanya ada ruangan besar untuk kamar dan dapur, serta satu kamar mandi.

Jaeyun sendiri sambil menunggu Sunghoon segera ganti pakaian. Karena tidak ada ruangan lain jadinya dia ganti di ruang utama. Sedikit terburu-buru takut Sunghoon melihatnya.

Apesnya, Sunghoon selesai lebih cepat. Begitu dia keluar, dia kaget melihat Jaeyun sedang melepas celana kerjanya. Posisi pemuda itu sedang membelakanginya, dan yah pemandangan surgawi langsung terpampang di depan matanya.

"Aaa kamchagiya!" Jaeyun sontak berteriak histeris saat dia menyadari Sunghoon sudah berdiri tak jauh di belakangnya. Refleks dia menutup kakinya dengan jas kerjanya.

Sunghoon juga ikut-ikutan kaget. "Aish kamchagiya! Mwoya?!"

"Kenapa kau tidak bilang kalau sudah selesai?" gerutu Jaeyun masih sambil menutupi kakinya.

"Memangnya kau tidak dengar suara pintu kubuka? Lagian siapa suruh kau ganti disitu?!"

Jaeyun bicara dengan bibir mengerucut. "Tidak ada ruangan lagi di sini. Sunghoon juga sedang pakai kamar mandinya."

Iya juga ya, batin Sunghoon. Ia pun berdeham. Lantas memutar tubuhnya untuk membelakangi Jaeyun.

"Ya sudah cepatlah! Perjalanan ke Daegu tidak sebentar."

"Ne."

Setelah memastikan Sunghoon tidak melihatnya, Jaeyun pun segera mengenakan celana jogger dan mengganti atasannya dengan hoodie kuning.

"Sudah selesai, kaja."

Sunghoon meneliti pakaian Jaeyun dari atas ke bawah. Alisnya tampak menukik ke tengah seolah dia keberatan dengan pakaian Jaeyun saat ini.

"Kau serius memakai yang seperti ini?"

Jaeyun menunduk melihat dirinya sendiri, lalu menatap Sunghoon dengan puppy eyes

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Jaeyun menunduk melihat dirinya sendiri, lalu menatap Sunghoon dengan puppy eyes. "Memangnya kenapa?"

"Kita akan bertemu dengan keluarga besarku, bukan akan jogging. Tidak bisa kah kau memakai baju lain yang lebih pantas."

"Tapi aku lebih nyaman memakai ini saat di perjalanan."

"Andwae, pilih baju lain yang lebih bagus."

Jaeyun baru ingin protes, tapi matanya membelalak saat melihat sesuatu di bahu Sunghoon. "Kecoak!"

"HAH? MANA MANA YAA! CEPAT BUANG!" Sunghoon melompat-lompat di tempat sambil was-was melihat lantai yang dia pijak.

"Di bajumu."

"YAAA! MANA CEPAT BUANGKAN!"

Sunghoon panik, Jaeyun juga ikut panik. Jaeyun sebenarnya tidak takut kecoak, dia hanya kaget saja makanya refleks berteriak. Tapi Sunghoon kebalikannya, dia takut kecoak lebih tepatnya jijik dengan hewan itu.  Dia makin histeris setelah menemukan kecoak itu di jas nya bahkan sekarang berjalan memasuki kemejanya.

"YAISH SHIBAL SEKIYA! KENAPA DIA TIDAK PERGI?!"

"Lepas bajumu, Sunghoon!" heboh Jaeyun yang berusaha menangkap hewan kecil itu.

Sunghoon dengan tergesa melepas atasannya. Ia bahkan melempar jas dan kemejanya sejauh mungkin seolah baru saja kehujanan tai burung. Menyisakan dirinya hanya memakai tank top putih yang untungnya aman.

Sementara Jaeyun menggunakan sandalnya untuk memukul kecoak yang masih berusaha bersembunyi di jas kerja Sunghoon. "Sudah mati."

Sunghoon menghela napas lega. "Aish, tempat macam apa ini hah? Kau sebut ini tempat tinggal? Menjijikkan sekali hidup dengan makhluk seperti itu."

Jaeyun membungkus tubuh kecoak yang sudah tak bergerak dengan tisu sebelum membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu dia mengambil baju Sunghoon dan dia serahkan kepada pemiliknya.

"Buang itu, aku tidak sudi memakainya lagi."

"Ini bisa dicuci—"

"Ck, aku tidak peduli. Sekalinya kotor tetap kotor, aku tidak suka. Ambilkan bajumu saja sana."

Jaeyun hanya mendengus geli sebelum beranjak mengambilkan baju untuk Sunghoon dari lemarinya.

"Aku hanya ada ini yang ukuran besar." Jaeyun kembali sambil membawa hoodie berwarna navy.

Sunghoon merotasikan mata saat lagi-lagi mendapati hoodie. Dia paling tidak suka hoodie dari segala jenis baju yang ada di dunia ini. "Isi lemarimu hanya hoodie?"

Jaeyun mengangguk. "Ini nyaman dipakai."

"Ck terserahlah."

Sunghoon lantas mengambil hoodie itu dan memakainya. Ya, memang nyaman, tapi bukan style Sunghoon sama sekali.

"Kaja, kita tidak punya banyak waktu lagi

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Kaja, kita tidak punya banyak waktu lagi."

Jaeyun mengekori Sunghoon dengan seulas senyum di wajahnya. Dia hanya merasa lucu saja saat tau kalau ternyata Sunghoon takut kecoak. Dan juga, he looks so cute in that hoodie. Jaeyun suka dengan sisi Sunghoon yang ini.

Tbc

He is my wifeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt